"Memilih mendengar kata orang daripada mencari tahu sendiri adalah kebiasaan mereka, para manusia yang menganggap dirinya sempurna."
- Rika
Typo bertebaran, gengs🙏
Happy reading 😊😉💜
Bel pulang bagaikan suara nyanyian malaikat bagi penghuni SMA Harapan.
Amela juga merasakannya kali ini. Gadis itu benar-benar ingin pulang sejak pagi tadi. Yah, kejadian di koridor adalah satu dari sekian banyak alasan yang membuatnya ingin cepat-cepat pulang.
Dengan senyum tipisnya, gadis itu mulai menggandeng Rika kemudian berjalan berdampingan menuju depan gerbang.
Saat melewati lapangan basket outdor, Amela dapat melihat banyak sekali anak-anak cowok maupun cewek di sana.
Mungkin mereka akan latihan kali ini.
Mengabaikan itu semua, Amela memilih melanjutkan jalannya yang harus kembali terhenti karena keberadaan Arka, yang langsung berdiri tepat di depannya."Permisi, gue mau lewat" katanya dengan penekanan. Mencoba untuk tetap sopan, walau ia benar-benar ingin memaki cowok itu.
"Pulang sama aku" mengabaikan perkataan Amela, Arka malah menggandeng tangan gadis itu agar ikut bersamanya.
Amela yang mendapat perlakuan tiba-tiba dari cowok itu, sontak menghemoas kasar tangan Arka yang dengan lancang menggandengnya.
"Lo kenapa sih?" Bentak Amela ketika Arka kembali mencoba menggandengnya lagi.
Demi Tuhan, cowok ini benar-benar membuat Amela kesal setengah mati.
Amela kembali menghempas tangan cowok itu. Bahkan, bukan hanya sekali. Karena cowok itu tidak berhenti mencoba untuk menggandengnya lagi.
"Ok, kalo kamu nggak mau aku gandeng, gapapa. Ikut aku yuk. Pulang sama aku" jelas Arka dengan suara yang dibuat setenang mungkin yang malah membuat Amela muak.
"Gak! Gue bisa pulang sendiri" kata Amela dengan penekanan di setiap katanya.
"Mel, ayolah. Pulang sama aku ya?" Entah kenapa, Arka tak kunjung menyerah. Padahal, Amela sudah benar-benar menunjukkan amarahnya.
"Lo gila!"
Setelah mengatai Arka, Amela kembali melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang sedikit lebih cepat dari sebelumnya.
Amela terhenyak, ketika Arka menarik paksa dirinya untuk ikut dengan cowok itu.
Anehnya, bukan ke parkiran. Melainkan ke lapangan basket yang sedang ramai-ramainya.
"Arka lepasin!" Entah sudah berapa lama, Amela sudah memaki bahkan menendang kaki cowok itu. Namun, nihil, Arka seolah sudah kebal dan tidak peduli dengan protesnya.
Amela baru saja hendak pergi, ketika keadaan di sekitarnya semakin ramai. Ia bahkan tidak bisa menemukan keberadaan Rika.
Saat hendak keluar dari kerumunan, Arka menahan tangannya. Cowok yang kini masih mengenakan seragam yang sama dengannya itu, berlutut tepat di hadapannya dengan tangannya yang masih setia tergenggam.
"Mel, gue tau. Lo lagi di posisi yang bahkan nggak pernah lo mau. Gue tau, lo lagi berusaha buat menghindar dan mencari cara supaya semuanya kembali normal. Gue nggak peduli, apapun yang mau lo bilang setelah ini."
Amela menatap heran ke arah Arka yang sedang mengambil ancang-ancang untuk kembali berbicara.
"Gue nggak peduli, siapa yang ada di hati lo. Siapa yang lo sayang, perasaan lo ke gue, atau apapun itu."
"Mel, gue nggak peduli, soal siapa ayah dari anak yang lo kandung. Soal siapa yang ngelakuin kesalahan itu sama lo. Gue nggak peduli tentang itu"
"Gue cuman mau ngasih tau ke lo. Kalau gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Dan, gue bakalan tanggung jawab dan nikahin lo. Anak itu bakalan gue sayang, seperti anak gue sendiri"
"Merry me, Amela"
***
Holaaaaa😁😁😁
Author kembali lagi dengan part yang digantung ini guys😂😁, peace
Jangan lupa vote dan coment part ini yah😉😚
See u next update,
Purple u💜
Tertanda
Hldgrd
KAMU SEDANG MEMBACA
(HWARANG'S 2) Amela's world (END)
JugendliteraturCinta itu boros. Boros waktu, uang dan banyak hal. Cinta juga nggak bisa buat gue bahagia, jadi mending lo ngelakuin hal yg lebih berfaedah dari ngejar sesuatu yg nggk bakalan lo dapat! Buang-buang tenaga!- Amela Bisakah Arya dan Arka menghilangkan...