6

97 23 8
                                    

" Jika kita masih bisa hidup bebas, mengapa harus memilih hidup dalam tekanan?"
-Amela

" Jika kita masih bisa hidup bebas, mengapa harus memilih hidup dalam tekanan?" -Amela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini suasana koridor sangat berbeda ketika Amela melangkahkan kakinya di sana.

Sudah sejak ia turun dari mobil, cewek-cewek yang berjalan tidak jauh darinya sudah membicarakan namanya.

"Eh, itu kan si Amela yang kemarin disamperin sama Arka kan yah?"

"Iya itu dia orangnya,"

"Huh, cantikan juga gue. Heran deh, kenapa sih si Arka maunya yang modelan kayak dia?"

"Cewek sombong gitu jadi incaran. Jangankan nolongin orang, senyum aja nggak pernah. Jadi heran, apa sih yang Arka suka dari dia?"

"Eh... eh... itu orangnya dateng tuh,"

Amela memilih menulikan telinganya daripada meladeni sekumpulan cewek yang sedari tadi membicarakan tentangnya.

Gadis itu terlalu malas untuk melibatkan dirinya dalam masalah. Waktunya amat sangat berharga untuk  dihabiskan dengan melakukan hal yang akan merugikannya.

Akhir-akhir ini ia sudah membuang-buang waktu karena memikirkan soal Arya.

Belum lagi, kejadian di kantin kemarin membuatnya terganggu.

Setelah berjalan cukup lama, Gadis itu akhirnya bisa mendudukan dirinya di bangku miliknya.

Tatapan bingung Rika serta semua penghuni kelas adalah hal pertama yang ia dapati ketika matanya mulai menjelajahi setiap sudut kelasnya yang sudah padat penduduk.

"Lo tumben banget telat. Kenapa?" tanya Rika dengan kekhawatiran yang terpancar jelas lewat ekspresinya.

"Lembur," jawab Amela dengan bisikan membuat Rika mengangguk paham.

Cewek dengan rambut yang dibiarkan tergerai itu sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya, setelah sebelumnya mendengar jawaban dari Amela.

Memilih mengabaikan Rika yang juga tengah mengabaikannnya, Amela mulai menyandarkan kepalanya di atas kedua tangannya yang sengaja ia letakkan di atas meja.

Dengan wajah yang berbalik ke arah Rika, gadis itu mulai memejamlan matanya.

Pekerjaannya sudah ia selesaikan tadi malam, hal itulah yang membuatnya merasa ngantuk saat ini.

Sebenarnya, koleganya memberikannya kebebasan untuk memperpanjang waktu.

Namun, gadis itu kekeh dan mengerjakan pekerjaannya hingga larut malam.

Selain alasan bahwa dia memang tidak suka mengulur waktu, gadis itu juga sudah punya janji untuk makan malam bersama Arya.

Membayangkan makan malam itu membuatnya menarik senyum tipis.

Bertepatan dengan itu,dua buah  eye mask ditempelkan di bawah matanya.
Amela sempat mendengus kesal namun, ia tidak berniat untuk melepaskan benda itu.

Hitung-hitung, ia bisa menghilangkan  mata pandanya.

Kedatangan bu Fika membuat Amela buru-buru memperbaiki posisi duduknya, tak lupa melepaskan masker yang menempel di bawah matanya.

Pelajaran matematika baru saja berlangsung ketika bu Fika meminta Amela untuk mengambilkan buku paket di perpustakaan.

Jika kalian bertanya mengapa Amela yang disuruh, bukan Erik yang notabene adalah ketua kelas XI IPA 1. Maka jawabannya: karena Amela merupakan siswi yang sangat pintar walau kadang kelakuannya sedikit buruk. Selain itu, memakai jasa Erik hanya membuang waktu. Kerena cowok itu akan berujung bolos,bukan melaksanakan tugas.

Gadis itu pernah menonjok guru olahraganya yang kala itu hendak mengintipnya di ruang ganti.

Namun, cewek itu selalu berhasil lolos dari ruang BK karena kepintarannya. Ia juga terkenal sangat penurut, namun, akan sangat keras kepala jika pendapatnya tidak sejalan dengan gurunya.

Setelah perjalanan cukup jauh, Amela mulai memasuki tempat yang menjadi lokasi favorit para kutu buku.

Jujur saja, walaupun ia diwajibkan untuk belajar sejak kecil, ia bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu di perpustakaan.

Cara belajarnya berubah sejak SMP.
Gadis itu akan merekan penjelasan sang guru kemudian mencatatnya di rumah.

Selain itu, ia  kerap kali menonton video penjelasan tentang materi tersebut di youtube atau aplikasi belajar online lainnya.

Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya, Amela mulai melangkahkan kakinya ke arah rak buku kemudian mencari buku matematika yang hendak diambilnya.

***

Hi guys
Author come back😃😄
Updatenya cepet kali ini...
Jgn lupa vote dan coment part ini yah😍
See u next update
Purple u always,
Hwarang's💜💜

(HWARANG'S 2) Amela's world (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang