"Jika temu adalah jawaban dari rindu, lantas apakah jawaban dari sebuah penantian?"
- Arya
Typo bertebaran gengs😁🙏
Happy reading😉💜
Amela masih terdiam dengan tatapan tidak percayanya yang masih setia beradu dengan tatapan tajam milik Arya.
Gadis itu terus menatap pria yang kurang lebih selama tiga bulan ini mengisi hari-harinya.
Pria yang seminggu lalu menyatakan perasaannya di bawah menara eifel.
Pria yang sudah berhasil membuat perhatiannya teralihkan.
Pria yang membuatnya jatuh cinta (?)
Arya memejamkan matanya sejenak. Mencoba mengontrol emosinya agar tidak meledak secara tiba-tiba.
Sebenarnya, sedari tadi ia berdiam diri di kamar karena ingin menenagkan dirinya. Sekaligus mengontrol emosinya. Namun, perkataan Amela yang seolah meragukan perasaannya membuatnya kembali marah.
Tidak sadarkah gadis itu akan semua yang telah dilakukan olehnya? Atau mungkin ia hanya dijadikan mainan oleh gadis itu. Memikirkannya membuat kekesalan Arya semakin bertambah.
"Kamu kenapa? Kenapa kayak gini?" Tanya Amela dengan suara pelan. Ia sudah tidak kuat lagi jika harus terus diam dan mencoba memahami maksud Arya dengan kontak mata saja.
"Kamu yang kenapa? Kamu sadar nggak? Sikap kamu itu egois Amela!" Bentak Arya membuat Amela kaget. Ia masih tidak mengerti dengan maksud perkataan Arya.
"Maksud kamu gimana? Aku nggak ngerti" lirih Amela sambil terus menatap Arya.
"Saya kurang sabar yah mel? Kurang cerewet yah? Kurang nurut yah? Kurang berusaha yah? Atau saya cuman mainan kamu?" Pertanyaan bertubi-tubi Arya membuat Amela menggeleng cepat. Namun, saat hendak menjawab. Arya lebih dulu memotongnya.
"Selama ini, saya selalu berusaha buat memahami kamu. Dengan sikap kamu yang kadang buat saya nggak nyaman. Saya tetap mencoba beradaptasi."
"Saya selalu memulai pembicaraan kalau kita lagi jalan bareng. Saya bahkan tetap cerewet saat kamu bahkan bodoamat sama saya."
"Saya nggak pernah ngeluh ke kamu perkara sikap kamu yang kayak gitu. Saya juga nggak pernah nuntut kamu buat ngertiin saya."
"Iya. Saya akui kalau selama ini saya sering seenaknya sama kamu, Maksud saya baik kok. Saya cuman mau kamu berubah. setidaknya lebih memikirkan tentang lingkungan dan orang-orang di sekitar kamu."
"Saya cuman nggak mau kamu ngerasain sedihnya di saat nanti kamu udah kehilangan mereka. Penyesalan selalu ada di akhir, mel. Dan saya nggak mau kamu menderita."
"Kamu tau nggak? Saya bahkan udah sayang sama kamu sebelum kamu ketemu sama saya malam itu. Saya selalu mantau kamu. Setiap pagi saat berangkat dan pulang sekolah. Saya nggak pernah ngelewatin buat ngirim hadiah di saat kamu ulang tahun, walaupun itu lewat kurir."
"Senang rasanya bisa lihat kamu senyum. Walaupun cuman senyum tipis, tapi itu bisa buat saya ngerasa lega ngelihatnya."
"Ternyata, perjuangan saya selama ini sia-sia ya mel? Saya yang terlalu PD atau memang kamu cuman jadiin saya mainan kamu, saya ngerasa semua ini nggak ada gunanya."
"Sekarang, Semuanya ada di tangan kamu. Kamu yang menentukan apakah saya masih harus berjuang atau nggak. Apakah kita masih bisa ngelanjutin ini atau nggak."
Arya mengulas senyum tipisnya. Tatapannya sudah berubah menjadi tatapan teduh ketika selesai berbicara.
Ia hanya ingin mengeluarkan semuanya agar Amela sadar dan mau sedikit memikirkan soal perasaannya.
Berbeda dengan Arya, Amela menatapnya dengan tatapan tajam. Gadis itu bahkan menghempas kasar tangan Arya yang menggenggamnya.Dengan perasaan kesalnya, gadis itu melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tersebut.
Persetan dengan panggilan Arya. Ia sudah benar-benar kesal dengan pria itu.
***
Ho ho😮
Udah kejawab dong yang tadi pertanyaannya😁
Jgn lupa vote dan comentnya yah guys😉😚❤️
Double up nih😁, bisa jadi triple up sih😂
See u next update
Purple u 💜
Tertanda
Hldgrd
KAMU SEDANG MEMBACA
(HWARANG'S 2) Amela's world (END)
Teen FictionCinta itu boros. Boros waktu, uang dan banyak hal. Cinta juga nggak bisa buat gue bahagia, jadi mending lo ngelakuin hal yg lebih berfaedah dari ngejar sesuatu yg nggk bakalan lo dapat! Buang-buang tenaga!- Amela Bisakah Arya dan Arka menghilangkan...