21

36 8 0
                                    

"Ini bukan tentang umur, jabatan, status sosial, atau apapun itu. Ini tentang keadilan. Karena keadilan tidak pernah memandang umur, jabatam, status sosial, dan standar lainnya."

-Amela

Typo bertebaran gengs🙏😁
Happy reading😚💜

Amela kembali melangkahkan kakinya untuk memasuki gerbang sekolah.

Semua mata yang menatap jijik, coba ia abaikan. Yah, ia kembali datang ke sekolah seperti biasa hari ini.

Ia harap, kejadian kemarin segera terlupakan. Walaupun itu sangat mustahil untuk terjadi.

Amela terus berjalan, ia menatap lurus ke depan tanpa ekspresi. Mempercepat langkahnya agar segera tiba di kelasnya.

Bola mata hitam milik Amela terbelalak, ketika merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya.

Lebih kaget lagi saat orang yang berada di sampingnya adalah salah seorang kakak kelasnya.

"Jangan kurang ajar ya!" Bentaknya sambil menghempas keras tangan cowok tadi.

Cowok itu terkekeh pelan, kemudian menyungingkan senyuman sinisnya.

"Jangan sok suci deh! Satu malam berapa sih? Mau dong, booking lo. Paris udah kemarin, gimana kalau ke Jepang aja?"  Jawabannya yang membuat Amela mengepalkan tangannya emosi.

Namun, belum sempat Amela berkata sesuatu, cowok tadi sudah terhuyung ke belakang akibat pukulan dari cowok yang baru saja datang di sana.

Perkelahian yang membuat Amela mencoba melerai mereka. Hingga akhirnya sebuah pelukan hangat dari Arka, membuatnya merasa terlindungi.

Yah, cowok yang kemarin mempermalukannyalah, yang sekarang tengah menolongnya.

Nyaman, namun Amela sama sekali tidak merasa aman saat berada di pelukan Arka. Entahlah, mungkin karena dia memang sudah sangat membenci cowok itu.

Amela mendorong keras Arka, membuat pelukannya terlepas. Gadis itu beralih menatap tajam  cowok itu.

"Jangan munafik!" Katanya dengan penuh penekanan kemudian berlalu dari hadapan Arka.

Emosi membuatnya tidak peduli dengan keadaan sekitar. Persetan dengan semua itu, ia benar-benar marah sekarang.

Langkah Amela kembali terhenti, ketika seorang guru yang memakai kacamata, menatap sinis ke arahnya.

"Ikut saya ke BK, nyonya pembuat masalah!" Perintah bu Stefy yang membuat Amela menghela napas lelah.

Ia benar-benar dalam masalah sekarang.

Amela menyimpan tasnya terlebih dahulu di dalam kelas, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti bu Stefy yang sudah pergi lebih dahulu.

Ia dapat melihat wajah khawatir Rika yang terus menatapnya. Setelah memberikan isyarat berupa gelengan untuk memberitahukan bahwa dia baik-baik saja, ia beralih menuju ke ruang BK. Apapun yang akan terjadi nantinya, ia sudah siap menerimanya. Namun, ia akan berusaha menjawab sejujur-jujurnya. Meskipun pada akhirnya, tidak ada yang akan mempercayainya.

Langkah pelan itu, terus membawanya hingga tiba di ruangan yang sangat dihindari oleh para penghuni sekolah, tak terkecuali dirinya.  Ruangan favorit para pembuat onar, namun menjadi ruang keramat bagi sebagian siswa.

Hawa dingin serta tatapan mengintimidasi milik bu Stefy dan bu Gita, membuat Amela begidik ngeri.
Kali ini, ia dihadapkan dengan dua sosok yang sudah lama mengincarnya.

Yah, selalu lolos dari guru BK lainnya memang membuat Amela seolah menjadi incaran banyak guru, Termasuk kedua guru di depannya ini. Mereka selalu menentang guru BK yang lain, ketika Amela diberikan hukuman ringan atau bahkan hanya mendapatkan teguran atas kesalahannya.

Mereka juga kesal, ketika Amela bahkan membantah atau membentak guru yang bermasalah dengannya.

Amela baru menyadari, dampaknya sebesar ini. Namun, rasanya menyesal pun sudah terlambat. Ia harus mempersiapkan dirinya untuk menerima konsekuensi yang diberikan atas kesalahannya yang sebenarnya hanyalah sebuah kesalahpahaman.

***

Ayyo! I'm back guys😁😚

Update kali ini didedikasikan untuk kalian yang sudah menanti kelanjutan Amela sejak lama😁😁

Update selanjutnya mungkin sedikit lebih lama, karena author sedang kuliah online guys🙏 mohon pengertiannya🙏🙏

Jgn lupa vote dan coment part ini yah😉😚

See u next update☺️💜

Purple u💜😚

Tertanda
Hldgrd

(HWARANG'S 2) Amela's world (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang