15

37 6 0
                                    

"Karena orang-orang hanya akan percaya dengan apa yang mereka dengar lebih awal, daripada mencari tahu sendiri kebenarannya."
-Amela

Typo bertebaran gengs🙏
Happy reading😘😉

Amela mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari mobil Arya. Jujur saja, ia sempat merasa ngeri dengan suara Arya yang terdengar dingin dan datar.

Arya berjalan mendahului Amela tanpa mengatakan sepatah katapun pada gadis itu.

Walaupun sedikit heran, Amela enggan memikirkan tentang hal itu. Ego masih mendominasinya. Sehingga dia memilih diam saja seolah tidak ada yang salah.

Arya masih mendiamkan Amela. Saat di lift pun, mereka hanya berdiri berdampingan tanpa suara sambil menunggu lift yang membawa mereka ke lantai 10. Tempat apartemen Arya berada.

Masih mengekori Arya, Amela kini tengah menunggu pria itu memasukkan password apartemen miliknya.

Setelah masuk, Amela yang kini sudah duduk di sofa ruang tengah hanya menatap pintu kamar Arya yang tertutup sejak mereka tiba di sana.

Entah mendapat dorongan dari mana, Amela memberanikan diri untuk menghampiri pria itu di kamarnya.

Amela terdiam. Sudah lima belas menit, ia hanya berdiri sambil menatap pintu berwarna hitam yang tertutup rapat di depannya. Tanpa ada niat untuk mengetuknya.

Gadis itu hanya berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dengan kaki kiri yang ditekuk.  Ia masih lengkap dengan seragam sekolah minus sepatu dan tasnya.

Setelah berulang kali menghela nafas kasar, akhirnya Amela mulai mengetuk pintu di depannya. Persetan dengan rasa gengsinya. Ia tidak ingin mati kebosanan dengan diperlakukan seperti ini oleh Arya.

Tok... tok... tok...

Ketukan pertamanya tidak menimbulkan reaksi apapun dari Arya.

'Pasti kurang keras' batinnya kemudian mulai mengetuk sekali lagi dengan lebih keras dari sebelumnya.

Tok... tok... tok...

Amela mulai jengah karena tidak ada respon dari si penghuni kamar. Kekesalannya semakin bertambah ketika ketukan kerasnya yang ketiga kali tidak direspon oleh Arya.

Dengan menghentakkan kakinya, gadis itu kembali mendudukan dirinya dengan kasar ke sofa ruang tengah.

Namun, sepersekian detik selanjutnya. Amela sudah kembali di depan pintu kamar tersebut, lengkap dengan ekspresi kesal yang tercetak jelas di wajahnya. Gadis itu mulai meraih gagang pintu kemudian membukanya.

Pemandangan yang ia lihat di dalam kamar bernuansa monochrome itu adalah Arya yang tertidur dengan posisi tengkurap dan tidak mengenakan jasnya.

Ia semakin kesal lagi ketika pria itu tidak menyadari kehadirannya. Padahal, ia membanting pintu dengan cukup keras tadi.

Kaki mungilnya mulai melangkah dengan cepat untuk menghampiri pria itu.

"Arya, bangun" katanya sambil berdiri di tepi ranjang.

Tidak ada sahutan maupun pergerakan dari pria tersebut. Amela yang memang sedari tadi sudah kesal, memutuskan untuk mengguncangkan tubuh Arya agar pria itu terbangun.

Awalnya masih guncangan pelan. Namun, karena tak kunjung membuahkan hasil. Ia akhirnya mulai membuka suara.

"Arya bangun! Kamu kenapa sih? Kenapa kayak gini?"

...

"Kamu kenapa diemin aku dari tadi? Emang kamu pikir enak apa diginiin? Kamu serius sayang nggak sih sama aku?"

...

"Arya bangun ih!" Teriak frustasi Amela berhasil membuat Arya bangun dari posisinya.

Pria yang sedari tadi tidak tertidur, hanya menatap Amela dengan tatapan datarnya.

"Kenapa?"

Pertanyaan singkat Arya membuat Amela terdiam. Seumur-umur, selama berbicara dengannya, sedingin apapun sikap Amela, Arya tidak pernah meresponnya dengan nada datar atau jawaban singkat. Pria itu selalu menjawabnya dengan lembut dan penuh perhatian. Bahkan, Amela nyaris tidak pernah memulai obrolan dengan pria itu.

Kemana perginya sisi cerewet seorang Arya?

***

Hey guys😉

Udah part 15 nih😁 hayo tebak,
Arya kenapa gitu?

Jgn lupa vote dan coment part ini yah. Supaya author makin semangat updatenya😉😁

See u next part😚

Purple u💜

Tertanda
Hldgrd

(HWARANG'S 2) Amela's world (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang