39• Yang Terlihat

3.5K 490 67
                                    

[TIGAPULUH SEMBILAN]



SEPERTI yang sudah Selena ketahui, kalau mimpi untuk makan malam berdua dengan Tiara adalah memang hanya sebuah angan-angan semata.

Karna kehadiran keluarga kecil Verza ditengah acara kecilnyalah, ia sudah paham kemana arah pembicaraan ini akan berlangsung. Dan Selena, sudah terlihat siap dengan apapun itu.

"Sepertinya, anakku sudah terperangkap dengan pesona anakmu, Ti." suara Vivi mengambil alih dentingan piring dan sendok.

Menghadirkan tawa renyah Tiara, "Bisa aja kamu. Verza terlalu tampan untuk bisa tergila-gila dengan Selena."

"Yang Mama bilang bener kok, Tan." sambar sosok yang sialnya berada tepat dihadapan Selena.

Ucapan yang tanpa sadar menarik manik gadis itu untuk menatap ke arahnya. Terlihat tak menyukai apa yang baru saja ia dengar dari arah manusia yang beberapa saat lalu berhasil meretakkan hubungannya dengan Devon.

Mendapati pandangan tak bersahabat dari gadis yang malam ini tengah tampil mengenakan dress hitam selutut itu, malah senyuman manis yang ia beri sebagai balasan.

Kembali kepada sosok Selena yang malam ini sudah terlihat gatal karna harus terus-menerus duduk di tempat tak nyaman ini. Sudah berkali-kali mencoba menyuarakan isi hatinya, namun berkali-kali juga Verza berhasil mengambil alih perhatian. Seakan menahan gadis itu untuk menyudahi 'keharmonisan' ini.

Tatapan geram yang entah sudah keberapa kalinya, kembali Selena lemparkan ke arah sosok tampan itu. Sebelum getaran dalam ponsel yang ia letakkan di atas meja mengambil alih perhatiannya.

Beralih memeriksa notifikasi dalam layar dengan menautkan kening, kala mendapati nama Devonlah yang terpampang disana.

Devon Recksel
Kamu di meja nomor berapa?

Selena bergeming kala mendapati pesan membingungkan itu. Baru saja berniat untuk mengetikkan balasan untuk menanyakan apa maksudnya, sebuah suara dengan hembusan napas berat ditiap katanya, membawa perhatian seisi meja bernomar 3 ini untuk beralih pandang.

Devon, dengan hiasan topi berwarna hitam itu tengah berdiri tepat dibelakangnya. Pemandangan yang tentu menarik tubuh Selena untuk berdiri dari posisi duduknya.

"Maaf mengganggu makan malamnya," ucap cowok itu sembari menatap satu persatu manik di dalam lingkaran.

Berakhir menarik pergelangan Selena dan membawa gadisnya untuk berdiri tepat dibalik punggung kokohnya. Seakan mencoba untuk menyembunyikan gadis itu dari pandangan semua orang.

"Tapi saya pacar Selena." lanjutnya mantap sebelum kembali meneruskan, "Saya rasa tidak etis, kalau kalian membicarakan pertunangan disaat gadis manis ini sudah memiliki kekasih."

Jangan tanya bagaimana ekspresi Selena saat ini. Ia bahkan harus bertahan untuk tidak pingsan akibat ucapan frontal itu.

"Devon?" dibalik wajah malu campur terkejudnya, Tiara merespon, "Kamu jangan bercanda. Ini pembahasan serius."

Dengan tajam, cowok itu menatap lekat manik Tiara, "Untuk masalah sepenting ini, saya tidak pernah bercanda, Tante."

"Ada apa ini Tiara? Siapa dia?" ikut Vivi yang juga mulai merasa tak nyaman.

"Dia hanya sahabat Anakku dari kecil. Mereka memang senang bercanda," balas wanita itu gugup sebelum kembali menatap marah Devon, "Lebih baik kamu pergi dan tinggalkan Selena."

As If It's Your LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang