4• Mahasiwa Baru

14.1K 1.5K 97
                                    

akan selalu ada tempat, untuk gadis manis yang suara tarikan napasnya saja mampu membuat rindu

Devon
••••

[EMPAT]

TEPAT saat kelas berakhir lima menit yang lalu, Selena dengan tergesa-gesa terlihat meninggalkan kelasnya. Berniat untuk memenuhi janji makan siang bersama para seniornya, sekaligus membahas acara yang akan di selenggarakan oleh fakultasnya.

Melewati area lapangan yang tengah ramai karna saat ini kampusnya sedang mengadakan acara 'pelatihan' untuk para mahasiswa yang baru saja bergabung di kampus mereka.

Tak menghiraukan tatapan-tatapan garang yang di pancarkan oleh para penggemar Devon, memilih terus melangkah hingga suara lantang tiba-tiba menusuk gendang telinganya. Memaksa gadis itu berhenti melangkah dan menoleh ke arah kanan.

"MAU LO APA!? MAU JADI JAGOAN!?"

Itu Dipo, teman satu angkatannya yang terkenal dengan sifat kebringasannya pada para mahasiswa baru.

Semua makhluk di kampus ini pasti sudah terbiasa dengan sifat cowok berambut kribo itu, namun tidak dengan mahasiwa-mahasiswa baru yang pastinya menganggap kalau senior mereka itu sungguh kasar dan kejam.

"Eh, setan. Tadi lo bilang apa?" Dipo kembali bertanya, kali ini disertai langkah kaki yang terlihat maju beberapa langkah. Mendakati mangsanya.

Tidak terlihat takut sama sekali, anak baru itu malah terlihat mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Ikut menantang balik sang senior.

"Gue bilang, gue bayar disini. Gue usaha masuk kesini pake otak gue sendiri, jadi gue minta sama kalian semua, terutama lo, untuk seenggaknya ngehargain gue."

Respon dari mahasiswa baru itu membuat Dipo mendengus tak terima. Tak sedikit yang menyesali apa yang sudah juniornya itu katakan. Karna berurusan dengan Dipo, dijamin akan menghadirkan mimpi buruk yang luar biasa.

"Kalo gue gak mau ngehargain lo, gimana?" Si Kribo kembali menantang, "Lo mau cabut dari sini terus ngadu sama nyokap lo?"

Dari jarak yang tak begitu jauh, Selena bisa melihat kalau juniornya itu tersenyum singkat. Semakin menantang lawannya.

Dan Selena jamin, kalau Dipo pasti tengah terbakar api yang membara. Ingin menghancurkan kepala juniornya itu sekarang juga.

Untuk itu, tanpa tahu maksud dan tujuan dari otaknya yang tiba-tiba saja memaksa gerak tubuh Selena agar mendekati kedua orang itu.

Menghadirkan kembali tatapan- tatapan elang dari para penonton karna merasa Selena mengganggu pertunjukan yang tengah berlangsung.

"Otak gue gak secetek lo kok, kak." Junior berwajah tampan itu kembali bersuara, bahkan ia terdengar menekan kata 'Kak' pada kalimatnya, bermaksud menyindir.

"APA!?"

"Dip!" Untuk kali pertama ia menyesali perkataan yang dirinya keluarkan, apalagi saat semua pandangan kini tertuju padanya.

Cowok berambut kribo itu menoleh kilat, wajah yang sudah merah padam dengan napas tak karuan itu sempat mengejutkan Selena untuk sepersekian detik. Menyadari kalau temannya satu ini memang menyeramkan.

"Kenapa, Sel?"

"Ehm--" mengatur otak agar mengeluarkan alasan bagus bukanlah hal mudah, "Itu, Kak Nessie nyariin lo tadi."

"Mau apa dia?"

"Ha?" Selena memaki dalam hatinya, pertanyaan dadakan itu membuat otaknya berhenti bekerja, "Ehm, itu--"

As If It's Your LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang