[EMPATPULUH DUA]
SEBUAH pintu dengan hiasan kaca berukuran kecil menjadi tempat bagi Selena untuk membatasi diri. Hanya mampu menatap ke dalam ruang pemulihan pasca operasi yang kini tengah diisi oleh Devon dan sang Ibunda.
Ditemani dengan suara mesin yang masih setia menempel ditubuh Okta, genggaman tangan yang laki-laki berparas indah itu kasih seakan memberikan kekuatan tambahan.
Beruntung kala operasi yang memakan waktu hampir sepuluh jam itu sukses, meski tetap kondisi Okta masih dapat dibilang 'rentan' mengingat parahnya tabrakan yang mengakibatkan bagian depan mobil ford ranger berwarna metallic silver itu sudah tak berbentuk.
"Ibu Okta mengalami kecelakaan akibat mengkonsumsi obat tidur sebelum mengendarai mobilnya."
Kira-kira, begitulah alasan yang saat ini Devon percayai ketika seorang dokter baru saja keluar dari dalam ruang operasi.
Ada rasa lega dan perasaan bersalah yang Selena rasakan, mengingat hal yang beberapa waktu lalu dirinya ketahui. Kebenaran yang akhirnya terungkap, namun tak bisa ia katakan.
Kedua tangan yang sedari tadi menggenggam handle pintu, perlahan Selena lepaskan. Beralih mengeluarkan sebuah benda pipih dari dalam saku celananya.
Selena Aineta
Aku ambilin baju sama perlengkapan kamu di apartment, kamu disini jagain Mama aja, jangan kemana-mana ya🖤sent.
Lalu perlahan, langkah kaki Selena beranjak mundur. Pergi meninggalkan ruangan bernomor 444 itu.
Masih dengan perasaan bersalah yang semakin memuncak, hingga mengakibatkan dadanya terasa sakit.
Bagaimana jika Devon mengetahuinya?
Bagaimana jika ia mengatakan yang sebenarnya kepada Devon?
Namun apa kekasihnya itu mampu menampung setumpuk masalah dalam satu waktu?Sebegitu banyaknya pikiran yang masuk hingga tak satupun dapat Selena cerna dan lakukan. Berakhir dengan kebodohannya yang kini hanya bisa berjalan gontai menuju tempat parkir.
Sudah berniat untuk masuk ke dalam mobil kepunyaan Devon, sebelum sosok tak asing yang terlihat baru saja beranjak keluar dari dalam sebuah mobil sedan berwarna putih itu menghentikan niatnya.
Berakhir dengan berdiam diri dibalik pintu yang sudah terbuka dengan wajah kaku saat menyadari, kalau Hermalah sosok baru saja keluar dari dalam mobil Tiara yang terparkir tak jauh dari posisinya.
Mematung saat dengan sejelas mungkin, maniknya disambut oleh adegan Herma yang tengah sibuk mengancing satu persatu kemeja berwarna putihnya.
Sembari berjalan cepat untuk kemudian meninggalkan parkiran sepi ini, disusul dengan sosok Tiara yang tak lama ikut turun dari dalam mobil kepunyaannya.
Sudah berniat untuk melangkah maju mengikuti 'laki-lakinya' kalau saja langkah Selena tak lebih dulu menghalau.
Entah mendapati kekuatan darimana, iapun tak tahu. Karna yang ia tahu, Selena yang dulu sudah tidak ada. Selena yang selalu patuh dan menuruti apa yang Mamanya mau, Selena yang dengan bodohnya berharap kalau keluarga kecilnya dapat kembali seperti dulu.
Namun saat bertubi-tubi mendapati hal menjijikan seperti sekarang ini, apa menurut kalian, ia pantas untuk berdiam diri dan menutup mata?
"Apa yang kamu lakukan disini?"
Tanpa bisa ditahan, hembusan napas singkat itu keluar. Digantikan dengan ekspresi tak habis pikirnya yang kini nampak memperhatikan penampilan kusut wanita dihadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last
Romansa[#1 in BFF - 9 Mei 2018] Selena dan Devon. Dua makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah terpisahkan. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kedua orang itu dapat bersahabat akrab, bahkan tak sedikit yang mengira mereka berdua memiliki sebuah hubungan. Na...