[DUAPULUH DUA]
LINE!
SELENA menggeram kesal dibalik bedcover tebal yang menyelimuti tubuh mungilnya. Mencoba membuka matanya dengan kening bertaut, merasakan pusing yang tiba-tiba saja menyerang karna terbangun dengan tiba-tiba..
Merasa Deja Vu kala manik Selena berhasil terbuka total. Mendapati suara notifikasi yang menganggu tidur pulasnya, dan...
"Itu ponsel gue yang bunyi?"
Devon.
Dengan ditemani rambut kusut dan yang wajah masamnya, gadis itu memutar mata ke arah sekitar. Baru menyadari tempelan poster berukuran besar bergambar Kobe Bryant yang berada di balik pintu. Menandakan jelas kalau ini bukanlah kamarnya.
LINE!
Kasur besar berseprai abu-abu itu bergoyang ketika sebuah notifikasi kembali terdengar. Mendapati Devon yang masih berada dibalik bedcover itu bergerak kesal.
"Iya ponsel lo. Berisik tau gak, kebiasaan."
Merasa kalau kantuknya hilang, dibukanya separuh penutup yang sedari tadi menyembunyikan tubuh cowok itu. Membiarkan tubuh kotak-kotak itu terpampang jelas dikedua mata Selena.
Sempat berdeham canggung sebelum membuang wajah. Hal yang Devon tangkap tepat saat cowok itu melirikan maniknya kepada gadis yang pagi ini tengah mengenakan kaos hitam kepunyaan dirinya.
"Kok gue bisa pindah kesini?" tanya Selena masih dengan kepala yang menghadap pada jendela, enggan memperhatikan godaan disampingnya.
Karna seingat Selena, hal yang terakhir yang ia lakukan adalah menemani Devon bermain game di ruang tengah. Dan bagaimana bisa ia pindah ke dalam kamar Devon memamglah menjadi sebuah pertanyaan yang Selenapun sebenarnya tahu apa jawabannya.
"Lo ketiduran di sofa. Yakali gue tinggal." balas cowok itu sembari mengusap kasar wajahnya, mencoba mengumpulkan nyawa.
Selena memutar kembali kepalanya, "Terus kenapa lo ikut tidur sini?"
Sebelum menjawab, cowok itu beranjak bangkit untuk kemudian duduk disamping gadisnya, "Gue punya kasur empuk disini. Yakali gue tidur di sofa."
Dengan menyipitkan mata, Selena berdecih. Menghadirkan kekehan Devon singkat sebelum cowok itu beralih mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas.
Membiarkan Selena menatap intens ke arah punggung kokoh itu. Tak ingin mengedipkan mata barang sedikitpun, meski kekhilafan itu hanya berlangsung selama beberapa detik.
Mencoba mengembalikan kewarasannya yang akhir-akhir ini entah mengapa sedikit kurang bersahabat.
"Shit."
"Kenapa?"
Tak ada jawaban langsung dari Devon, cowok itu masih terpaku dengan ponselnya. Membuat Selena yang sudah terlanjur penasaran beranjak bangkit. Berakhir dengan mengintip layar mungil dalam genggaman cowok itu.
Ikut membuka mata kala mendapati 342 panggilan tak terjawab dan 122 pesan dari Freya. Kali pertama ia melihat ada seorang gadis yang sangat terobsesi dengan sahabatnya itu. Membuat bulu kuduknya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last
Romance[#1 in BFF - 9 Mei 2018] Selena dan Devon. Dua makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah terpisahkan. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kedua orang itu dapat bersahabat akrab, bahkan tak sedikit yang mengira mereka berdua memiliki sebuah hubungan. Na...