[DUAPULUH TUJUH]
SUDAH sejak semalam, tepatnya saat Devon menyatakan perasaannya dan memilih untuk mengakhiri persahabatan belasan tahun ini, Selena paham kalau kehidupan kampusnya tak akan lagi semenenangkan dulu.
Membayangkan bagaimana reaksi para penggemar Devon adalah satu hal yang mengganggu pikirannya sepanjang perjalanan ini. Belum ditambah para gebetan cowok itu, rasanya, ia ingin meneggelamkan diri ke dalam lautan.
"Gak mau turun?"
Dari tempat duduknya, gadis itu menoleh. Mendapati Devon yang pagi ini terlihat tampan meski hanya mengenakan kaos putih polosnya saja.
Terdiam sejenak demi memandangi sosok itu, mengetahui jelas bagaimana ia bisa menjadi Most Wanted dikampus ini.
"Kenapa lo harus cakep banget sih?" ucap Selena pada akhirnya, "Kan gue repot jadinya."
"Hm?" geming cowok itu tak paham.
"Terus kenapa harus terkenal juga? Pake punya fansclub segala lagi!" lanjutnya, "Pilih salah satu kek. Maruk banget!"
Masih tak mengerti dengan ocehan pagi dari gadis tersayangnya itu, Devon mencoba memutar tubuhnya sebelum mengusap puncak kepala Selena.
"Ini hari H-nya, ya?" tanya Devon hati-hati, membuat Selena dengan kesal menyingkirkan usapan itu sebelum melompat turun dari dalam mobil.
Meninggalkan Devon yang menggeram penuh kesabaran sebelum mengikuti langkah Selena. Berjalan disamping gadis bermuka masam itu tanpa tahu apa yang tengah terjadi kepadanya.
"Kenapa sih pagi-pagi udah marah aja. Salah gue apa coba?"Tak ingin menjawab, Selena hanya melirik cowok itu singkat sebelum mempercepat langkahnya. Meniggalkan Devon yang dengan gemas menarik pergelangan kecil itu, menghentikan pergerakan Selena.
"Gak bakal gue biarin ke kelas kalo masih ngambek gini." Devon mengancam, masih dengan menatap Selena lembut.
Tidak dengan Selena yang kini sudah waspada menatap sekitar, mencoba melepaskan genggaman Devon yang kini menjalar di kedua bahunya.
"Nanti ada fans lo yang liat, Von."
Sontak Devon mendengus tak percaya, "Terus kenapa?"
"Ya gue gak mau aja jadi sasaran kebencian mereka," balas gadis itu hati-hati sebelum mendekatkan telinga Devon untuk melanjutkan ucapannya, "Gue masih sayang nyawa."
Dan ya, kalian pasti tahu ekspresi seperti apa yang tengah cowok itu perlihatkan. Tersenyum lebar dengan menggelengkan kepalanya, gemas sendiri atas kelakuan kekasihnya itu.
"Jadi lo sepagian mikirin ini? Karna takut sama fans gue?"
Dibalik bibir manyun itu, Selena mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last
Romance[#1 in BFF - 9 Mei 2018] Selena dan Devon. Dua makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah terpisahkan. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kedua orang itu dapat bersahabat akrab, bahkan tak sedikit yang mengira mereka berdua memiliki sebuah hubungan. Na...