8• Kali Pertama

12.8K 1.3K 83
                                    

[DELAPAN]



KETIKA suara bell apartmentnya berbunyi, dengan segera gadis yang masih setia memakai handuk yang di lilitkan diatas kepalanya itu, terlihat berlari kecil sesudah mengambil cepat uang yang sudah disiapkan di atas meja.

Segera membuka pintu dengan sambutan seorang bapak-bapak yang nampak membawa satu buah kantong plastik berwarna putih.

"Makasih, Pak." Selena tersenyum ramah, memberikan uang miliknya dan menerima pesanannya sebelum kembali ke dalam.

Penyambutan kedua datang dari arah Devon, cowok yang masih memakai celana boxer dengan tambahan kaos dalam itu secepat kilat mengambil tentengan yang berada di tangan Selena.

Segera membuka kantong plastik itu untuk mencari kepunyaannya.

Tidak dengan Selena yang memilih berjalan ke arah dapur, membuat susu putih kesukaan Devon adalah kewajibannya di pagi hari.

Selesai dengan pekerjaannya, gadis itu kembali pada pasiennya. Memperhatikan cowok tampan dengan wajah khas bangun tidurnya yang saat ini tengah melahap makanannya.

"Udah gak makan berapa hari, Sis?" Sindir Selena dengan tangan yang sibuk membersihkan sisa mayonnaise di sekitar mulut Devon.

Namun tak ada jawaban yang keluar dari mulut si tampan bertopi cokelat itu. Terlalu sibuk mengunyah makanannya.

Sementara Selena yang belum merasa lapar, memilih menyalakan iPadnya. Mencari-cari inspirasi untuk stylenya hari ini.

"Von, gue pantes gak pake ini?"

Selena menunjukan layar iPadnya, menunggu reaksi Devon yang sulit untuk di artikan.

"Kenapa gitu mukanya?" Tanya Selena yang terlihat tak puas, merasa di lecehkan dengan alis yang terangkat sebelah itu.

"Gak usah aneh-aneh, ya kali ke kampus pake rok pendek." Respon cowok itu akhirnya.

Membuat dengusan kesal terlihat dari bibir Selena. Kembali mencari inspirasi lain sebelum bell apartmennya kembali berbunyi.

Dengan saling pandang, kedua orang itu terdiam, "Siapa?"

Selena menggeleng tak tahu, "Abang gojek tadi apa?"

"Uang lo kurang, gak?"

Lagi-lagi Selena menggeleng, "Pas kok, lebih malah."

"Terus siapa?" Devon kembali bertanya, tak lama cowok itu berniat untuk beranjak, membuka pintu sebelum Selena menahannya.

"Gue aja."

Gadis itu berjalan ke arah pintu, tak butuh waktu lama, manik Selena terlihat kaku. Tambahan kening berkerut menyertai wajah manisnya.

Menatap tak percaya ke arah sosok cowok tampan yang tengah tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya dengan dua bungkusan yang tergantung disana.

"Lo ngapain disini?" Selena bertanya, masih mengira kalau apa yang ia lihat hanyalah halusinasi semata.

Sementara Verza semakin melebarkan senyumnya, "Kangen. Emang gak boleh gue main?"

Tak ada tanggapan selama beberapa detik, gadis itu terlalu sibuk dengan keterkejutannya, "Tau dari mana gue tinggal disini?"

"Kak--" Verza menggeleng, "Sel, gue kan udah bilang, gue tau semua tentang lo."

Tak menunggu respon, si tampan berjaket putih itu menerobos masuk ke dalam apartment milik Selena.

Disusul dengan Selena yang hanya bisa menggaruk kepalanya yang padahal tak gatal.

Mengikuti Verza yang berjalan menuju dapur, namun dengan tiba-tiba berhenti melangkah saat sosok Devon hadir di hadapannya.

As If It's Your LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang