[SEMBILAN]
SELENA mengikat brutal rambut panjangnya saat dirinya baru saja mendapatkan pesan dari salah satu seniornya di kampus.
Wajah ditekuk dengan amarah yang hampir meluap itu sudah sedari tadi menghuninya. Bahkan Frisly yang biasanya tak perduli dengan sekitar saat 'Dokter Tampannya' itu tengah mengajar, kini nampak sesekali melirik Selena.
Menunggu Dokter Helmi untuk keluar kelas sebelum bertanya mengenai kelakuan aneh temannya itu.
"Sel?"
Tanpa melirik, Selena terdengar menjawab pertanyaan Frisly dengan deheman. Masih sibuk mengetikan sesuatu di ponselnya.
Ketikan yang hampir merusakkan layar ponselnya sendiri karna sangking brutalnya.
"Kenapa sih, lo?" Dengan tangan yang sibuk memasukkan kembali binder hitamnya, Frisly masih belum juga melepaskan tatapannya dari arah gadis disebelahnya itu.
"Kak Junot." Gadis itu kembali merespon sesingkat mungkin, dapat terbaca dengan jelas kalau mood Selena hari ini benar-benar sudah hancur.
Masalah yang harus ia hadapi di kampus bersama sang senior, kesibukannya sebagai panitia di beberapa acara kampus, ditambah masalah pribadinya dengan Devon.
"Kenapa lagi itu senior? Buat ulah?"
Selena kembali mengacak rambutnya, lalu menoleh ke arah Frisly, "Proposal buat rapat tadi pagi gak dia serahin. Jadi katanya, barusan doi abis diomelin pas rapat kelar."
"Terus hubungannya sama lo apa?" Frisly masih tak mengerti.
"Dia bilang dia udah nitipin ke gue buat kasihin ke Kak Nessie, tapi sumpah, dia bilang ke gue juga enggak." Lanjutan yang segera mendapatkan tanggapan tak menyenangkan dari Frisly.
Gadis itu kembali memfokuskan perhatiannya kepada peralatan make-upnya, "Yaudah sih, diakan emang gitu orangnya. Suka gak jelas."
"Ya emang, tapi masalahnya sekarang dia lagi marah besar sama gue. Emang dasar senior gila."
"Biarin ah, cabut aja yuk? Makan, gue laper."
Malas memikirkan kembali masalahnya, Selenapun mengikuti tarikan tangan Frisly.
Membawanya menuju kantin dengan kondisi lingkungan yang ramai, panas dan sempit, "Gak mau makan disini, cafe aja yuk?"
Belum sempat berkomentar, Frisly sudah lebih dahulu mengajak. Memang kelakuan mereka berdua hampir mirip dengan jalan fikiran yang sama. Pantas mereka berteman baik.
Langkah keduanya terhenti saat seseorang nampak menghalangi jalannya. Membuat perhatian Selena dan Frisly yang tadi sedang seru membicarakan anak alay di kampusnya itu beralih.
Mendapati sang senior yang tadi sempat mereka bicarakan, saat ini tengah berdiri di hadapan Selena. Menatap gadis itu geram dengan helaan napas yang terdengar tak karuan.
"Kak Junot?" Selena cukup terkejud, bahkan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Mau apa kak?" Frisly ikut berkomentar, merasa sang seniornya itu sudah membuang-buang waktu istirahat mereka.
"Diem, gak usah ikut campur." Cowok tinggi berkumis tipis itu melirik Frisly kilat, membuat gadis itu membuka mulutnya tak terima.
Walau akhirnya, ia memilih diam. Menunggu hal apa yang akan dilakukan oleh senior gilanya itu.
"Kenapa lo gak nyerahin proposalnya ke Nessie?" Suara Junot terdengar, dan kali ini tertuju pada Selena.
Sempat menelan salivanya, Selenapun memberanikan diri, merasa dirinya tak salah, "Kakak gak pernah nitip apapun ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last
Roman d'amour[#1 in BFF - 9 Mei 2018] Selena dan Devon. Dua makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah terpisahkan. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kedua orang itu dapat bersahabat akrab, bahkan tak sedikit yang mengira mereka berdua memiliki sebuah hubungan. Na...