coba tolong buatkan resep tentang 'bagaimana cara melupakanmu barang sedetik saja'
Devon
••••[LIMA]
NOVEL tebal karya Stephen King itu sudah seharian ini menemani kesendirian Selena di apartment miliknya.
Karna tak ada kelas dan malas untuk menerima ajakan shooping Frisly, jadilah disini ia berada. Atas kasur dengan setumpuk makanan ringan yang tergeletak di sekitarnya.
Tak memperdulikan bahwa dirinya seharian ini belum juga mandi, makanpun tidak. Karna memang seperti inilah, Selena menghabiskan waktu senggangnya.
Ia juga terlihat tak memperdulikan sekitar, boro-boro mengetahui cuaca malam hari ini yang tengah di landa hujan lebat, mendengar seseorang membuka pintu apartmennyapun, ia tidak.
Gadis itu kembali ke dunia nyata saat melihat pintu kamarnya yang terbuka, sempat terkejud sebelum sosok Devon yang saat ini bertelanjang dada itu muncul dengan wajah cemberut khas bangun tidur disertai rambut berantakannya.
"Ngagetin!" Omel gadis itu yang hampir saja melemparkan buku tebalnya, "Ngapain kesini?"
Tak ada jawaban, hanya langkah kaki saja yang terdengar sampai ketika cowok itu menaiki ranjang Selena dan berakhir tidur tepat di atas paha tertutup selimutnya, tak lupa dengan memeluk erat kaki gadis itu.
Melihat tingkah aneh Devon, pandangan Selena refleks menoleh ke arah jendela. Mengetahui jika cuaca tengah di landa hujan. Petir yang sesekali menyambar pastilah yang membuat Devon bertingkah seperti ini.
Diletakkan buku itu asal, kemudian fokusnya beralih pada si tampan. Mengelus rambutnya pelan dan membiarkan cowok itu kembali tidur.
Namun saat melihat kondisi cowok itu yang sedang tak memakai baju, tangan Selena mau tak mau terjulur untuk membangunkannya.
"Pake selimut, dingin."
Tak ada jawaban, hanya erangan kecil saja yang Devon keluarkan.
"Devon, pake selimut." Pinta Selena lagi dengan sabarnya.
Kembali tak mendapatkan jawaban membuat Selena geram. Namun belum sempat kembali bersuara, perut mungil gadis itu sudah lebih dahulu mengaum.
"Nana laper."
Hanya dua kata itu yang membuat Devon membuka matanya, kemudian mendongak ke arah Selena, "Belom makan?"
Dengan mengeluarkan cengirannya, Selena menggeleng.
Gelengan yang membuat Devon terduduk, kemudian menyadari kekacaun dari ranjang yang gadis itu tempati.
"Dari tadi gak keluar kamar, ya? Pasti gak mandi?"
Lagi, Selena kembali tersenyum mengiyakan.
Tanpa mengeluarkan suaranya, diambilnya ponsel milik Selena yang berada di atas nakas. Lalu secepat kilat cowok itu memesankan kebab dari aplikasi ojek online, makanan kesukaan Selena.
Selesai dengan pesanannya, Devon kembali pada posisinya semula. Posisi ternyaman kalau kata cowok itu.
"Ujannya bangsat banget, gak tau apa gue lagi mimpi ena-ena." Gerutu Devon kesal, gerutuan yang malah menghadirkan senyum geli Selena.
"Sama siapa?"
"Terre."
"Kok gak Tasya?"
"Dibilang Tasya udah enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last
Romance[#1 in BFF - 9 Mei 2018] Selena dan Devon. Dua makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah terpisahkan. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kedua orang itu dapat bersahabat akrab, bahkan tak sedikit yang mengira mereka berdua memiliki sebuah hubungan. Na...