37

412 48 15
                                    

Yoon berusaha melepaskan tangan dan bahunya dari suruhan suruhan pria brengsek itu.

"Yoon apa kabar?" Tanya pria berengsek itu.

"Pak Kris?"

Pria yang dipanggil Pak Kris oleh Yoon itu tersenyum smrik

"Sudah lama tidak bertemu," Ucap Pak Kris.

"Apa yang lu mau Pak? Jatuhin keluarga gue lagi? Iya?!"

Pak Kris tertawa terbahak bahak, "Tidak, saya ingin anda.."

Pak Kris mendekat ke arah Yoon seraya membawa kertas dan pulpen.

"Saya ingin anda menyerahkan perusahaan anda ke tangan saya, anda tidak akan berhubungan lagi dengan perusahaan anda, dan.."

Pak Kris menatap ke arah Rose.

"Jika anda ingin adik kesayangan anda selamat, maka tebus dia sebesar 1 miliar!"

"Gue ngga bakal lakuin itu semua!" Ketus Yoon.

"Oh, anda tidak mau?"

Pak Kris mendekat ke arah Rose, menempelkan pistolnya di dahi Rose..

"Jadi ini yang anda mau?" Tanya Pak Kris

"Tidak!!" Seru Yoon.

Rose menundukkan kepalanya. Ia benar benar merasa takut.

"Jika anda ingin adik anda selamat, maka ikuti perintah saya!" Ketus Pak Kris.

Yoon terdiam, nampaknya ia berpikir. Rose melihat satu air mata berhasil keluar dari mata Yoon. Ia nampak sangat gagal.

"Ayolah Yoon, saya tidak punya banyak waktu untuk mengurus ini semua," desak Pak Kris.

Yoon masih terdiam. Ia nampak berfikir sangat keras.

"Huftt.. Jika anda memilih untuk membiarkan saya membunuh adikmu, anda benar benar kakak yang tidak mempunyai hati!" Ketus Pak Kris

"Lu yang ngga punya hati!!" Rose tidak mau kalah.

Pak Kris menatap ke arahnya, "Alah, lu pasti takutkan? Gue yakin abang lu pasti bakal milih perusahaan nya dibanding lu! Karena dia lebih cinta uang dibanding adiknya sendiri,"

Deg!

Jantung Rose berdetak sangat kencang. Ia takut jika ucapan Pak Kris benar. Yap, Rose takut jika Yoon lebih memilih uangnya dibanding dirinya. Ia juga takut akan kematian. Tetapi, ia tidak mungkin tega melihat harta Yoon terkuras hanya demi menyelamatkan dirinya. Bagaimana Yoon ke depannya?

"Yoon! Semakin kamu lama, akan aku lakukan keduanya. Aku akan membunuh adikmu dan tetap meminta kamu menandatangani penyerahan perusahaan mu!"

"Cukupp!!" Seru Yoon.

"Oh ternyata kamu sudah pilih hm? Jadi apa pilihanmu?" Tanya Pak Kris

Yoon menghela nafas nya, "Gue bakal serahin perusahaan gue ke elu dan menebus Rose, asalkan lu ngga bunuh adik gue!!"

"Jangan bangg!! " Seru Rose

"Diem Rose!!" Ketus Pak Kris

Pak Kris tersenyum smrik, "Silahkan kamu tanda tangan di sini,"

"Jangannn!!!" Pekik Rose

Dengan berat hati, Yoon mengambil pulpennya. Saat hendak tanda tangan, tiba tiba..

Dorr!

Dorr!

Dorr!

Yap, peluru berhasil mendarat di 2 tubuh suruhan Pak Kris dan tangan Pak Kris. Pak Kris terbaring di lantai dan memegang kuat tangannya.

"Sial," Umpat Pak Kris

"Rosee!!"

"Junhoe?"

Yap, dia adalah Junhoe dan para polisi. Junhoe segera berlari ke arah Rose.

Dorr!!

Bugh!

Peluru berhasil mendarat di punggung Junhoe dan Junhoe terjatuh ke lantai. Yap, Pak Kris lah yang berhasil menembak Junhoe. Dengan segera, para polisi mengamankan Pak Kris dan suruhannya.

Walapun sempat terjatuh, Junhoe bangkit dan terus berlari mendekati Rose.

"Kamu ngga papa?" Tanya Junhoe

Rose menggeleng. Junhoe segera melepaskan ikatannya yang melilit tangan dan kaki Rose. Yoon juga berlari ke arah keduanya.

Setelah talinya terlepas, Rose memeluk tubuh Junhoe. Junhoe pun membalas pelukan Rose, membiarkan kepalanya bersandar di bidang miring nya.

"Junhoe aku takutt!!" Pekik Rose

Tangan Junhoe memeluk erat pinggang Rose.

"Jangan takut, aku di sini,"

Yoon yang melihatnya pun menghela nafas lega.

"Awww," rintih Junhoe saat Rose tak sengaja memegang lukanya di punggung.

Rose langsung melepas pelukannya, "Maaf Jun,"

"Jun, punggung lu kena tembakan. Lu harus diobati, takut nanti infeksi," Saran Yoon.

"Bawa dia ke penjara!!" Seru Yoon pada para polisi.

"Jun, ayok kita ke rumah sakit," Ajak Rose.

Junhoe mengangguk, lalu Rose dan Yoon membantu Junhoe berjalan karena mungkin Junhoe merasa sangat kesakitan hingga membuat tubuh kekarnya lemas.

Mereka menuju rumah sakit menggunakan mobil Yoon. Junhoe dan Rose duduk di kursi penumpang.

"Sakit banget ngga?" Tanya Rose khawatir

"Ngga terlalu Rose. Kamu ngga papa? Ada yang luka ngga?"

"Ishh, aku ngga papa Jun. Kamu ngga usah khawatirin aku,"

"Oke. Aku seneng dengernya,"

"Lho kok seneng? Kamu kan luka kok seneng?"

"Aku luka mah ngga papa Rose, asalkan kamu ngga ada yang luka. Biarin aja aku yang luka, kamu jangan sampe,"

Pipi Rose seketika blushing!

"Ngga ada kata seneng kalo kamu luka Jun," Ucap Rose

Sesampainya di rumah sakit, para suster langsung membawa Junhoe untuk memeriksanya. Sedangkan Rose dan Yoon menunggu di luar.

"Lu harus bikin Junhoe sembuh, sebelum hari nikah," Ucap Yoon.



























🍀🍀🍀

Hohoho
Kasian Junee, hwee:"
Jan lupa vote and comment:*

Forget [Junros]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang