Hide It

914 138 15
                                    

asoyley

Warn : ABO Universe


Dua minggu terlewat, minhee mengoles gel pendingin ke tengkuknya. Ya, malam itu kejadian sialan saat dia menghadiri pesta yang diadakan oleh jungmo. Minhee sampai sekarang masih merutuki kecerobohannya.

Selama dua minggu ini pula minhee tidak mau menemui si alpha Hwang. Bahkan ketika dia dinyatakan positif hamil tadi siang saat cek bersama wonjin. Teman sekaligus omega yang dia anggap sebagai kakak itu tidak lelah menasehatinya agar mau menemui Yunseong supaya masalah lekas selesai.

"Mungkin kau harus menemui ayah dari baby-mu"

"Tidak akan kak." minhee meringis merasakan tanda ditengkuknya memanas lagi.

"Apa gel ini tidak berfungsi?"

Wonjin menghela nafas, "Itu bukan karena gel, itu karena kau tidak bersama dengan mate-mu, lama-lama kau akan kesakitan Minhee..tolong buang egomu, kalian sudah bersatu."

Seongmin dari tadi diam dengan mata berkaca-kaca, andai malam itu dia mampu menahan yunseong.

"Maafkan aku, kak Minhee."

"Sudahlah, ini bukan salahmu."

Walau Minhee memaafkannya, Seongmin tetap sedih.

"Jangan bermimpi, kau omega begitupun Minhee, kau tidak akan bisa merubahnya." air mata Seongmin menetes mendengar perkataan Wonjin saat Minhee ijin ke kamar mandi. Pemuda mungil itu memang terlalui menyukai Minhee, sampai lupa fakta bahwa keduanya sama sama omega.

Minhee mengusap perutnya setelah keluar, menatap heran ke Wonjin dan Seongmin yang menunduk takut, lalu matanya membola melihat orang yang berdiri dengan angkuh di dekat dua temannya itu.

"I-ibu?"

"Ya, ini ibu. Sejak kapan anak manis ibu ini menjadi pembangkang? Tadi pagi Yunseong datang menceritakan semuanya, mungkin dia sudah pusing denganmu yang keras kepala."

Minhee mencebikkan bibirnya. Sang ibu mendengus, "Jangan mempersulit keadaanmu sendiri seperti ini, kau dan anakmu jelas saja membutuhkan Yunseong. Kesalahanmu sendiri, kau harus bisa menyelesaikan, lagian Yunseong sudah mau bertanggung jawab kan...."

Minhee terisak membuat Wonjin dan Seongmin menatap iba.

"Maafkan Minhee, ibu" nyonya Kang memeluk sang anak dan mengecup dua pipi minhee yang semakin gembil.

"Jangan melakukan kesalahan lagi, temui Yunseong, dia sudah menunggumu dibawah."

Minhee mengangguk lalu berjalan pelan. Dari tangga dia dapat melihat Yunseong yang duduk menunduk, terlihatnya baik-baik saja. Namun karena mereka adalah mate, minhee dapat merasakan apa yang berkecamuk di pikiran dan perasaan alpha tampan itu.

Yunseong langsung berdiri merasakan Minhee yang mendekat, tersenyum hangat dengan mata yang berkilauan.

"Yunseong, hiks.."

"Iya, aku disini." mengecupi pucuk kepala sang mate dan membalas pelukan Minhee dengan erat.

"Aku pasti sangat egois." suara minhee sedikit teredam di dada bidangnya.

"Hmm jangan menolakku lagi, itu sakit."

Minhee hanya mengangguk, masih terisak

"Apa baby baik-baik saja?"
Minhee tersenyum manis mendengar pertanyaan yunseong yang menurunkan tangan mengusap perutnya yang masih datar.

Tiga orang mengintip dibalik tangga, Wonjin sudah sesenggukan melihat adegan manis di bawah sana.




















"Jadi...pernikahannya dipercepat atau bagaimana?"

"Saya terserah Minhee, paman."

Tuan Kang dan Daniel -kakak Minhee- menatap kesal ke arah Minhee yang asik memeluk alphanya dan tidak mau turun dari pangkuan. Aneh saja melihat Minhee yang selama ini adalah omega galak jadi seperti anak anjing kepada Yunseong.

Yunseong sendiri hanya mengusap lehernya canggung, sudah rahasia umum bahwa Minhee adalah anak manis kesayangan di keluarga Kang.

"Minhee... bagaimana sayang?" Tanya sang ibu lembut, tersenyum geli ketika sang anak menatapnya dengan bingung.

"Hhh, sebaiknya kita nanti malam menemui keluarga Yunseong, percuma mengajak orang yang sedang dimabuk cinta berbicara."

Ibu kang tersenyum lalu menarik lengan sang suami, "Mari kita tinggalkan mereka berdua dulu, ayo Daniel."

Yunseong menghela nafas lega, memang ayah dan kakak Minhee tidak benci kepadanya, tapi tetap saja dia gugup setengah mati.

Menepuk pantat Minhee agar si manis menatapnya.

"Kau siap sayang? Menjadi teman hidupku dan bagian dari keluarga Hwang?"

Minhee memainkan jarinya di dada sang alpha yang masih menatapnya, "Aku tahunya Hwang itu kebanyakan alpha...dan mereka sama sepertimu.."

Merona saat yunseong menaikkan alisnya, "...datar"

Yunseong terkekeh menangkap jemari Minhee lalu mengecupinya. Minhee tersenyum tipis lalu mengecup rigan bibir tebal sang calon suami.

Padahal selama ini mereka tidak pernah akur, Minhee selalu melakukan kekerasan terhadap Yunseong padahal dia hanya diam.

Memang benar, kadang benci itu hanya sebuah penutup dari perasaan sebenarnya.







End.




_____

Makasih yang udah baca sm vote <3
Happy ied yorobun...
Kasih aku thr cpt

Jangan lupa mampir di work-ku yaa, Versi lebih lengkap 🤫 dari cerita ini akan di pub di sana 👀

ttd
asoyley

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang