Super Sweet Day

687 99 34
                                    

@yooamaria






“Hah.... uhuk uhuk..!”

Junho tidak dapat menahan dirinya untuk kaget sampai tersedak makanan yang baru saja ia masukan ke dalam mulutnya begitu satu kalimat yang keluar dari mulut Yunseong sampai ke telinganya. Ia bahkan masih harus terbatuk beberapa kali sambil berusaha meraih gelas berisi airnya sendiri karena lelaki Hwang yang duduk dengannya itu bahkan tidak berniat membantunya sama sekali.

Lalu, setelah meminum airnya dan mengatur napasnya menjadi lebih baik, lelaki Cha itu menoleh dan menatap Yunseong yang masih tenang di tempatnya sambil menikmati makan siangnya. Ia mengerjap beberapa kali, lalu menatap Yunseong lebih lama—memastikan jika apa yang tadi didengarnya bukan sekedar suara gaib. Dan sungguh, raut wajah Yunseong—yang selalu datar—itu menunjukan bahwa ia memang benar-benar mendengar kalimat tadi.

“Bang, lo serius?” tanyanya setelah itu, membuat Yunseong meliriknya sebelum mengangguk singat, “Tiba-tiba?”

Lelaki Hwang itu nampak sibuk mengunyah makanan yang baru masuk ke dalam mulutnya. Ia lebih memilih menelan makanan itu baru menjawab pertanyaan Junho.

“Kenapa emangnya?” tapi, setelah makanannya ia telan, bukan jawaban yang berikan melainkan sebuah pertanyaan lain. Hal itu tentu sukses membuat Junho menatapnya tak percaya. Maksudnya apa?

“Kenapa lo tanya, bang?” tanya balik Junho dengan nada tak percaya yang tak mau repot-repot ia sembunyikan, “Gak ada ombak badai angin topan, lo tiba-tiba mau ngelakuin itu? Lo mikir gak sih?”

“Gue mikir, kok,” jawab Yunseong santai, lalu kembali memasukan sesendok makanan ke dalam mulutnya.

“Terus?”

Lelaki itu kembali sibuk dengan makanannya sebelum memberikan reaksi untuk pertanyaan Junho, “Emang salah kalo gue mau ngelakuin itu?”

Junho mendengus. Otaknya masih tidak habis memikirkan apa yang akan Yunseong lakukan. Dan di lain sisi, ia memikirkan tokoh lain yang menjadi topik pembicaraan mereka. Ia saja sekaget ini, bagaimana dengan orang itu?

“Gak salah, tapi lo serius mikirin itu? Gue gak yakin kalo lo beneran mikirin itu, bang.”

Apa yang selanjutnya Junho katakan sukses membuat lelak Hwang itu melepas alat makannya. Ia jadi menfokuskan dirinya sepenuhnya pada yang lebih muda.

“Maksud lo?”

“Ya, gue beneran gak yakin lo mikirin itu, bang,” sahut Junho cepat, “Lo tiba-tiba ngomong mau ngelakuin itu, tapi lo gak nanya dulu keadaan dia sekarang kayak apa. Lo kira ini apaan?”

“Kenapa gue harus nanyain itu?” Yunseong kembali mengajukan pertanyaan lain, “Lo bilang dia suka sama gue.”

Junho kembali mendengus. Menurutnya, Yunseong semakin tidak masuk akal. Kalimat lanjutan yang lelaki itu ucapkan mungkin benar, tapi masalahnya...

“Udah berapa tahun yang lalu itu, Hwang Yunseong?”

Sudah berapa lama waktu yang berlalu setelah hari itu?

Junho bahkan tidak ingat kapan terakhir ia mengatakan pada Yunseong tentang seseorang yang menyukai lelaki Hwang itu. Saat ia masih di semester limakah? Atau mungkin enam? Yang jelas itu sudah cukup lama. Usainya bahkan sudah melewati pertengahan dua puluhan dan akan menikah sebentar lagi.

“Lo bilang dia masih stuck ke gue.”

“Ya kan waktu itu, gak ada yang tahu sekarang,” jawab Junho saat Yunseong kembali memberikan pembelaan yang menurutnya masih tidak masuk akal, “Gue bahkan lupa kapan terakhir dia ngerengek pengen jadi pacar lo. Yang jelas pas itu kita masih kuliah. Dan sekarang?”

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang