Green Eyes

816 128 34
                                    

asoyley




Minhee mengelap meja kasir dengan lesu. Hari ini kedai ramai sekali membuatnya dan kawan satu shift lainnya lumayan kelelahan. Mana lagi besok dia kelas pagi.

"Ningsih pulang sama siapa?"

"Dijemput bang Soobin hehe, mau bareng Mini?"

Minhee menggeleng pelan, rumah mereka beda arah mana dia tega. "Ngga ah, naik bus aja."

"Jam setengah sepuluh malam mana ada bus sih, Minhee."

"Hehe, nanti ojek online deh"

"Bener yaaa, jangan sampai jalan kaki."

"Iya Ningsiiih."

Mana berani minhee jalan kaki, walau kosnya tidak terlalu jauh dia tetap nggak berani, melewati tiga gang sepi. Apalagi anak menggemaskan sepertinya nanti kalau diculik gimana

Mereka lalu saling melambaikan tangan berpisah di depan kedai.















Selama lima belas menit Minhee duduk di halte sambil minum susu greenfield coklatnya. Lalu seorang lelaki berpakaian serba hitam menyusul duduk disampingnya.

Minhee menoleh membuat mereka bertatapan, dengan masih mengemut sedotan ia menunduk sopan dibalas anggukan ringan lelaki di depanya.

Hawa disekitarnya terasa aneh, Minhee diam-diam meremat cardigan hijau muda pemberian Serim yang ia pakai. Dengan takut melirik lelaki di sampingnya, syukurlah manusia dengan kaki menyentuh tanah. Lagian, mana ada hantu setampan ini

"Ada apa?"

"E-eh tidak."

"Kau melirikku terus"
Ujar lelaki itu dengan datar.

"Maaf tuan, pakaianmu bagus"
Minhee ingin sekali memukul mulutnya sendiri.

"Aku habis dari kantor, namaku Hwang Yunseong"

Ha? Minhee berusaha berfikir positif.

"Kau sendiri?"

"Ah, saya Minhee, kerja paruh waktu dikedai depan."

"Rumahmu?"

Minhee dengan polosnya menyebut alamat kos, lelaki itu tersenyum tipis dan mengatakan jika dia juga ke alamat temannya dekat kos Minhee. Namanya Yoonbin, Minhee juga kenal karena yang disebut adalah kakak tingkatnya di kampus.

Jadi Minhee menerima ajakan untuk berjalan bersama.

"Aku akan melindungimu." ucap Yunseong menatap dalam mata bulat menggemaskan milik pemuda manis di depannya itu.

'Karena kau adalah milikku.'



















Waktu istirahat, minhee yang senyum-senyum sambil menatap ponselnya membuat yang lain heran.

"Minhee, kau kenapa sih seperti sedang jatuh cinta saja"

Minhee dengan malu malu menatap jisung, "Tidak tahu, sepertinya iya."

Ningsih dan Taeyoung lalu ikut menimbrung, mereka sudah duduk berempat di kursi dekat penyajian minuman.

"Apakah Yunseong Yunseong yang kau kenal beberapa hari lalu itu?" Tanya Ningsih penasaran.

Muka Minhee yang merona cantik cukup membuat mereka paham. Langsung saja ketiganya sedikit khawatir.

"Minhee, si misterius itu sedikit membuatku takut, mana ada orang yang selalu mengajak bertemu malam hari, kalau dia orang jahat gimana?" Ningsih menatap kawan securhatannya khawatir

"Ah, nggak kok. Yunseong hyung tidak mungkin orang jahat." ucapnya dengan senyuman manis.

Taeyoung yang tidak suka dengan suasana terlalu serius lalu menepuk pundak Jisung sok asik, "Yah.. Minhee udah ketemu pujaan hatinya, Jisung dan kak Hendery lalu rebutan siapa dong?"

Jisung mendengus lalu menoyor kepala yang lebih muda, seenaknya menyebut rahasianya. Cukup berhasil menyairkan suasana.














Minhee bernyanyi pelan sambil menggoyangkan gandengan tangannya dan Yunseong. Awal yang manis karena baru kali ini tangannya digenggam, tapi tangan Yunseong terasa begitu dingin.

"Apa hyung sakit?"

"Tidak."

Karena sudah kepalang jatuh, Minhee hanya mengangguk saja. Tak ada fikiran negatif apapun diotaknya tentang Yunseongnya.

Tepat di belokan gang yang agak gelap Yunseong berhenti. Meraih pundak sempit Minhee lalu diremat lembut.

"Minhee, aku tidak tahan. Aku mencintaimu, kau percaya padaku kan?"

Minhee gelagapan, matanya terkunci tatapan Yunseong. Yunseong tersenyum tulus seakan menunggu jawaban Minhee.

"T-tentu hyung."

Yunseong dengan secepat kilat membawa tubuh ramping Minhee ke dinding dan mengukungnya. Tangannya mulai menyentuh wajah sempurna Minhee, terhenti di bibir. Dengan terengah dikecupnya lama belah ranum itu.

Mereka sama-sama menutup mata, Minhee hanya diam merasa debaran jantungnya yang begitu berisik.

"H-hyung kau?"

Minhee sontak saja terkejut ketika membuka mata melihat iris Yunseong yang berubah menjadi hijau. Yunseong tersenyum tipis.

"Kau milikku."

Minhee tak sadarkan diri. Yang dia ingat terakhir adalah yunseong menjilat lehernya lalu menggigit dengan taring.














Minhee mengerjapkan matanya pelan. Suara cicitan burung dan angin menbangunkannya, hari sudah pagi.

Tersentak ketika membuka mata langsung disuguhkan dengan Yunseong menatapnya lekat dan mengelus pipi putihnya.

"Aku dimana?" Tanyanya dengan suara pelan

"Di mansionku, sayang."

Minhee hanya menatap Yunseong dengan campur aduk, begitu banyak pertanyaan dipikirannya namun seperti tak sanggup mengeluarkan suara.

"Kau merasa berbeda hm? Aku semalam menggigitmu."

"Apa?"

"Sekarang kau sama sepertiku, vampir."









.



End

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang