Perkara Pel Lantai dan Orang Ketiga

1K 144 29
                                    

yooamaria

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lewat di malam hari saat Minhee memasuki rumah kontrakan sederhana miliknya dan Yunseong. Hari ini ia cukup lelah karena bekerja seharian tanpa ganti sift karena temannya yang seharusnya bertukar sift dengannya sedang sakit dan memintanya untuk menggantikan temannya itu. Belum lagi toko tempatnya bekerja tersebut begitu ramai sepanjang hari ini sehingga ia hampir tidak memiliki waktu untuk sekedar mengistirahatkan kakinya.

“Loh, dek?”

Lalu, saat ia baru memasuki rumah, suara Yunseong terdengar menyambutnya dari ruang tengah yang menyatu dengan dapur dan ruang makan. Lelaki itu nampak duduk menghadap meja makan dengan segelas air di depannya. Dan ketika Minhee memasuki ruangan itu, ia langsung beranjak dan menyambut si manis yang terlihat sekali lelahnya.

“Kamu dari mana?”

Yunseong mengajukan pertanyaan dan itu sukses membuat si manis merengut begitu saja. Pertanyaan yang diajukan Yunseong sama sekali tak suka ia dengar. Tentu saja! Seharian ia sibuk bekerja dan Yunseong bertanya ia dari mana? Huh, yang benar saja?

“Dari tokolah,” jawab Minhee cepat sebelum mendudukan dirinya begitu saja di kursi meja makan, membuat Yunseong dengan segera pergi mengambil gelas dan menuang segelas air untuknya.

“Kok baru balik?” lelaki itu bertanya kemudian saat ia sudah meletakan gelas airnya di hadapan Minhee dan duduk di samping si manis, “Kamu berangkatnya pagi loh. Harusnya kan udah pulang dari sore.”

“Temanku sakit, terus minta gantiin dia dulu. Nanti kalo udah sehat baru dia yang gantiin aku.”

Yunseong mengangguk saja saat Minhee menyelesaikan jawabannya. Sementara si manis meneguk airnya sebelum mengarahkan tatapannya ke arah tudung saji yang ada di atas meja. Tangannya lantas terulur untuk membuka tudung saji itu.

“Ada apaan, kak? Aku lapar banget, bel....”

Tapi, ucapan si manis tidak selesai karena matanya tidak menemukan apapun di balik tudung saji itu. Benar-benar kosong.

“Kamu belum makan?”

Yunseong mengajukan pertanyaan itu bersamaan dengan Minhee yang langsung menoleh ke arahnya, “Kok gak ada makanan?” dan langsung mengajukan pertanyaan lain.

“Hah?”

“Kakak tadi juga berangkatnya pagi. Berarti sore udah pulang, harusnya ada makanan dong.”

Minhee menjawab cepat, matanya sudah memincing tajam menatap Yunseong yang raut wajahnya berubah panik. Beberapa detik kemudian, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang kecil itu—lebih tepatnya ke arah lantai ruangan. Matanya terlihat semakin memincing sebelum menoleh kembali ke arah Yunseong.

“Kakak gak ngepel, ya?”

 “Eh?” Yunseong kaget dengan pertanyaan dadakan itu. Dan ia mulai kebingungan untuk menjawabnya.

“Kakak ngapain aja dari sore? Biasanya kan ngepel sama masak. Kita udah sama-sama janji dari awal, siapa yang pulang duluan ya masak sama bersih-bersih. Kakak kan tahu aku gak suka rumah kotor.”

“Terus apa susahnya, sih? Kerjaan kakak kan cleaning service di rumah sakit. Bersihin rumah sakit yang segitu gedenya aja bisa, masa rumah sekecil ini doang gak bisa?!”

Minhee mulai mengomel. Karena demi apapun, ia sangat kesal sekarang. Ia benar-benar lelah dengan pekerjaannya seharian ini. Lalu, saat pulang dalam keadaan lelah dan menemukan bahwa rumah mereka kotor juga tidak ada makanan sama sekali, rasanya ia ingin meledak begitu saja.

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang