VS

1K 128 22
                                    


yooamaria


Yunseong tidak tahu sejak kapan ia suka memperhatikan apa yang Minhee lakukan. Ia hanya merasa ingin setiap kali mahluk dengan wajah manis namun penuh tipu muslihat lewat di depannya—apalagi ketika sedang menguntit seseorang yang tidak seharusnya mahluk itu ikuti. Setiap Minhee lewat, matanya akan dengan sendirinya mengikuti gerakan mahluk itu.

Sama halnya dengan saat ini.

Sudah hampir dua puluh menit Yunseong memperhatikan setiap gerakan yang mahluk dengan pakaian serba hitam itu lakukan—mengikuti seseorang yang jelas-jelas tidak akan menatapnya.

Dan sama seperti sebelumnya, Yunseong tidak sengaja melakukan hal itu. Ia hanya menumpuhkan tatapannya dan mengikuti ke mana Minhee bergerak ketika mahluk itu lewat di depannya hampir dua puluh menit yang lalu. Sebelumnya, ia hanya menikmati waktu luangnya dengan menatap orang-orang yang sibuk di sekitarnya. Tapi, kegiatannya berubah setelah Minhee lewat di depannya.

Mendengus kecil, Yunseong lantas terkekeh geli ketika Minhee memasang wajah cemberutnya ketika orang yang sejak tadi diikuti mahluk berwajah manis itu berciuman dengan kekasihnya di depan matanya. Yunseong rasanya ingin sekali tertawa terpingkal-pingkal ketika Minhee hendak memisahkan aksi ciuman mereka namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Masih dengan kekehan geli yang sama, Yunseong tidak tahu pasti kenapa ia tiba-tiba beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Minhee yang masih cemberut sambil melihat aksi ciuman orang itu. Sekali lagi, ia hanya ingin. Bahkan ketika ia sudah berdiri tepat di samping pemilik wajah manis itu dan menatapnya, Yunseong sekali lagi melakukan semua hal itu hanya karena ingin.

“Sampai kapan kamu mau lihat itu, setan kecil?”

Yunseong tersenyum kecil ketika Minhee sedikit tersentak ketika ia akhirnya mengajukan sebuah pertanyaan. Pemilik wajah manis itu seketika menoleh ke arahnya dan mendelik kecil begitu saja.

“Urusan lo, tuan malaikat yang terhormat?” balas pemilik wajah manis itu tidak senang—seperti biasa.

Yunseong mengendik, ia lalu melirik orang di dekat mereka yang masih asyik bergulat dalam ciuman sebelum menoleh dan menatap Minhee yang sudah kembali menatap mereka sambil cemberut.

“Kenapa kamu terus liatin mereka?” Yunseong bertanya lagi, “Padahal kehadiran kamu di sini tuh yang bikin mereka kayak gitu?”

Minhee kembali menoleh ke arahnya, kali ini dengan wajah marah yang semakin menjadi, “Gue gak ngapa-ngapain ya dari tadi, jadi coba-coba ngomong kalau gue yang bikin mereka berbuat maksiat. Mereka aja yang lemah.”

“Bukannya itu kerjaan kamu?” tanya Yunseong yang sukses membuat Minhee berdecak.

“Terus, peduli lo apa sih?” tanya balik pemilik wajah manis itu tidak senang, “Urusin nih manusia bodoh yang gak pernah dengerin bisikan lo. Sadarin mereka dari pada lo repot-repot ngurusin urusan gue.”

“Berarti kehadiran saya di sini emang udah benar, dong,” jawab Yunseong santai sambil melirik dua orang di dekat mereka itu, “Saya harusnya nyadarin mereka kalau yang mereka lakuin ini salah. Mereka gak seharusnya dengerin bisikan setan kayak kamu.”

“Gue gak bisikin apapun ke mereka ya, sialan!” Minhee kelewat kesal, Yunseong tahu itu. Raut wajah manis itu tidak dapat membohonginya. Dan walaupun Minhee punya wajah manis luar biasa, itu hanya tipuan. Bukankah semua iblis dan setan selalu berpenampilan indah untuk menarik mangsa? Dan Minhee memang setan bukan? Ya, setan kecil yang, katakan saja masih kurang pengetahuan.

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang