"Satangcheoreom dalkomhadaneunde"
"Haneureul naneun geot gatdaneunde"
"I wanna know~know~know~know"
Minhee mengambil selembar tisu buat ngelap air mata dan ingusnya yang sudah keluar deras. Menyelesaikan drama yang dua hari ini dia tonton mumpung sekolah libur.
Menangis karena dramanya berakhir bahagia. Mata bulatnya yang masih basah melihat jam berbentuk sapi di dindingnya, sudah pukul dua puluh. Teringat seseorang yang bilang akan menginap setelah melaksanakan misi.
Minhee tersenyum tipis, apakah misi orang itu akan berhasil?
Jika iya dia ikut senang juga.Orang itu, Yunseong. Bilang kepadanya jika akan mengungkapkan perasaannya ke gadis incarannya selama dua minggu ini. Tersenyum geli, menurutnya Yunseong terlalu cepat jatuh cinta. Yang lebih tua sering berpacaran seingatnya, namun tidak ada yang awet.
Minhee sendiri belum pernah merasakan benar-benar jatuh cinta. Dulu pernah, dia merasakannya kepada salah seorang kakak kelasnya, tanpa diduga kakak kelas itu juga menyukainya. Tapi minhee menolaknya, sadar kalau perasaannya hanya kagum semata.
Anehnya, saat janjian dengan kakak kelas itu, minhee malah terus memikirkan Yunseong. Kedekatan mereka beberapa tahun mungkin membuat Minhee seperti itu. Namun Minhee mengabaikan perasaannya, tetap menganggap Yunseong hanyalah sebagai kakak.
Sebenarnya tak beda dengan anak kita semua, Yunseong pun juga merasakan. Gadis cantik yang dia ajak makan malam hampir diabaikan. Pikirannya dipenuhi oleh wajah menggemaskan Minhee yang hampir menangis hanya karena drama saat dia tinggal tadi.
Kekehan Yunseong mengundang kernyitan gadis di depannya. "Yunseong-a? Kau baik?"
"Ah, baik." Yunseong agak tersentak namun dengan santai ikut memakan pesanannya.
"Kau hanya berdiam saja dari tadi, kebanyakan melamun dan tersenyum sendiri."
"Maafkan aku Chaewon, aku sedang tidak fokus."
Karena Minhee terus berlari-lari di otakku. Lanjut Yunseong dalam hati.
"Semenjak kita kenal, ini pertama kali kau mengajakku pergi bersama. Biasanya kau hanya menyapa di sekolah? Ada yang ingin kau bicarakan?"
Aduh, Yunseong harus bagaimana? Apakah tetap dengan misi awalnya?
"M-maafkan aku Chaewon, sebenarnya aku hanya memastikan perasaanku. Awalnya sejak pertama mengenalmu aku merasa tertarik, namun beberapa hari terakhir malah ada orang lancang mengobrak-abrik perasaanku."
Chaewon terlihat santai, "Minhee kah?"
Yunseong mengangguk mantap. "Bodoh sekali, aku baru sadar."
"Kalian sudah sangat jelas menyukai satu sama lain, walau hanya sekali memperhatikan. Jangan bilang kau mengencani pacar-pacarmu dulu juga seperti ini? Dalam perasaan transparan?"
Yunseong menggaruk tengkuknya, "Iya, aku hanya tidak ingin kalah dengan teman-temanku."
"Kasihan Minhee, sebuah kesialan jika dia bersamamu."
Chaewon tertawa melihat raut kesal Yunseong. Dia lalu mengibaskan tangannya.
"Sudah-sudah, baiknya segera utarakan perasaanmu. Mukamu kusut sekali seperti menahan beban hidup yang terlalu banyak."
"Aku tidak tahu kau semenyebalkan ini. Baiklah nona, mari ku antarkan pulang. Sekali lagi aku minta maaf ya."
"Tidak apa, kau sudah membayar makananku."
Yunseong menyusul masuk ke selimut yang digunakan Minhee. Walau mata pemuda lucu itu terpejam, yunseong yakin kalau belum sepenuhnya tertidur.
"Gumpalan fluffy-ku, ayo bangun dulu sebentar." tangannya usil mengerjai wajah bak bayi di depannya.
"Kau menganggu tidurku." Minhee membalikkan tubuhnya membelakangi Yunseong.
Yang lebih tua menarik tubuh ringannya, desahan malas keluar. Dengan terpaksa membuka matanya, agak ngeri dengan ekspresi Yunseong yang terlihat sangat senang.
"Kau diterima?" Minhee mendengus melihat wajah Yunseong yang langsung masam.
"Kau ditolak ya, kasihan sekali."
Pekikan Minhee terdengar saat Yunseong mencubit bibirnya, sakit.
"Jangan berisik Minhee, nanti ibu mengira aku memperkosamu."
"Jagan bicaramu, dasar jelek!" Minhee lalu merengek mengusapi bibirnya.
"Heii mana ada Hwang Yunseong jelek, beberapa kali menjadi cover majalah sekolah."
Yunseong berdehem, mulai menatap lamat wajah cantik yang lebih muda.
"A-ada apa?" Minhee terbelalak saat Yunseong mengarahkan tangannya ke dada bidang miliknya, Minhee dapat merasakan jantung Yunseong berdegup kencang.
"Hanya melihat wajahmu saja, jantungku jadi berisik sekali."
"K-kau mungkin lapar."
"Aku menyukaimu bodoh."
Minhee tertegun, Yunseong tersenyum tulus membuatnya gila. Terlihat jauh lebih tampan.
"Lalu, kau?"
Minhee menangkup wajah Yunseong, lalu mengecup kilat bibir tebal milik pemuda itu.
Setelahnya Minhee langsung berbalik, membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Anak nakal."
"Diam! Aku ingin tidur!"
"Ayolah sayang, baru jam sepuluh. Kurasa kita bisa bermesraan dulu."
"Salahmu tadi pergi bersama gadis lain!"
"Eits, gumpalan fluffy-ku cemburu ternyata."
Yunseong menarik Minhee hingga tubuh mereka menempel. Dagunya berada diatas kepala Minhee.
End.

KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE ALWAYS || HWANGMINI
Fanfic"You're the prettiest when you smile. I'll always stand with you." A Collaboration Project By Hwangmini's Authors Oneshoot or twoshoots story. Enjoy! ❣️ ⚠️ bxb Dom! Yunseong Sub! Minhee