Flower Road

649 104 35
                                        

asoyley


Kita bertemu lagi ketika bunga bermekaran.



.





8 tahun lalu

"Mini, kenapa kamu nangis?"

"Hiks~ Kak Yunseong... Mini akan pindah."

Seperti sabtu sore yang lain, Yunseong mengajak tetangga menggemaskannya itu main ke jalan ujung desa. Tempat di mana banyak pohon bunga yang ditanam oleh warga. Jika musim semi tiba, jalanan itu akan berubah seperti di negara lain. Jika musim gugur, jalanan akan tertutup oleh daun oranye yang berterbangan.

Walau masih berusia 12 tahun, Yunseong kekeuh perasaannya kepada Minhee bukan hanya tentang kakak dan adik ataupun teman. Tapi dia yakin bahwa perasaannya lebih dari itu, dia mencintai Minhee. Dan percaya bahwa mereka akan bersama selamanya.

"Kamu ninggalin kakak?" Yunseong kecil mengepalkan tangan, padahal sore ini dia akan mengungkapkan perasaannya. Tidak peduli apapun reaksi Minhee atau bagaimana mereka kedepannya, namanya juga anak kecil.

"Papa dipindah tugaskan ke daerah lain Kak, Mini nggak terlalu paham." jawab anak lucu itu sambil sesekali terisak.

"Tapi Kakak nggak mau pisah sama kamu, Minhee."

Minhee maju lalu memeluk leher yang lebih tua, masih sesenggukan dan tarikan ingus terdengar.

"Maafin Mini Kak, kita pasti ketemu lagi nanti."

"Janji ya, sepuluh tahun lagi kita udah gede. Kita ketemu disini saat musim semi."

Minhee mengusap matanya lalu mengangguk semangat, mengaitkan jari kelingking kecilnya dengan milik Yunseong.

Lalu Yunseong kecil mengecup lama dahi Minhee yang wangi bedak bayi.

Yunseong terkekeh mengingat memori masa kecilnya dulu. Sebenarnya perasaan kepada Minheenya masih sama. Menyesali kebodohannya tak menanyakan daerah baru Minhee, bahkan orang tua dan tetangga pun tidak mengetahui, mungkin karena mendadak. Apalagi jaman dulu mereka belum ada telephone.

Perasaannya menghangat menemukan satu pohon yang sangat dia ingat, di batangnya tertulis namanya dan Minhee.

"Kakak berharap banget kamu datang Minhee, kaya apa kamu sekarang."

Yunseong menunggu, tangannya sesekali memotret bunga bunga kecil yang mengelilingi pagar. Sekarang jalanan ini ramai seperti tempat wisata. Bahkan sudah dibangun bangku untuk duduk di pinggir.

"Kak Yunseong?"

Pemuda tampan itu tersentak lalu membalikkan badan. Tertegun melihat orang yang ia tunggu datang.

"Minhee?"

Air mata yang lebih muda turun, menangis haru lalu menerjang tubuh Yunseong dengan pelukan.

"Mini masih anak baik dan penurut kan? Mini nepatin janji kita!" Pemuda cantik itu berkata antusias. Membuat Yunseong mengangguk, matanya pun berkaca.

Dilepasnya pelukan Minhee lalu menangkup wajah bulat itu. "Kamu masih bau bedak bayi nggak?"

Minhee merona saat dahinya dikecup lama.

















Mereka duduk disalah satu bangku yang tersedia, dengan Minhee yang menyandar ke bahu lebar Yunseong.

"Kamu sendirian?"

"Papa Mama ikut, tapi mereka ke rumah Kakak."

"Loh?"

"Yakan mereka emang paling akrab sama keluarga Kakak doang."

"Wah, gampang dong?"

"Ih, gampang apa?"

Yunseong tersenyum misterius membuat Minhee kesal karena penasaran.

"Ih kesel."

Kekehan Yunseong membuat wajah ayu Minhee makin tertekuk.

Yunseong mengecup pipi Minhee lalu berbisik pelan. "Gampang lah, nanti kalo minta restu nikahin kamu."





.

End!




Malem hehe❤
Aku terinspirasi dari Flower Road -Big Bang

@asoyley

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang