Erase You

677 107 53
                                    

dearhys__

"Someday I might cross the street.
When we're on the same side.

But I'll love you all my life.

And this heart will not erase you."

ㅡ Catrien - Erase you




.



Minhee berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka di malam natal.

Merapatkan jaket tebalnya, dia menengadahkan wajahnya dan mendapati butiran halus salju jatuh menimpa kulit halusnya.

Langkahnya terhenti ketika ponselnya berdering dan dia mengangkatnya.

"Iya?"

"Aku sedang di jalan."

"Apa yang kau pikir akan dilakukan oleh jomblo sepertiku di malam natal hm?"

"Haha aku membencimu. Nggak usah pamer. Iya tau kalau kamu sedang asik berduaan dengan pacarmu."

"Aku akan membeli makan malam kemudian kembali ke apartemen."

"Kau pikir aku suka dengan keadaan ini?"

"Aku juga ingin seperti kalian. Tapi....." Minhee menggantungkan kalimatnya dan berujar lirih hingga seseorang di seberang nyaris tidak mendengarnya. ".....aku tidak bisa."








.







Minhee benci malam natal, sama seperti dia membenci malam di hari valentine. Baginya, setiap ada perayaan hari kasih sayang selalu membuat lubang besar di hatinya terbuka kembali.

Sudah dua tahun dan dia belum berdamai dengan masa lalu.

Ada masa-masa ketika matanya hampir terpejam di tengah malam, dia memikirkan bagaimana jika dia bisa kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya?

Kembali merasakan kebahagian bersama dia.

Seseorang yang menjadi pusat seluruh atensinya.

Seseorang yang dia paksa pergi membawa seluruh bagian dari hatinya.






.






Udara semakin dingin ketika dia berdiri di lampu merah penyebrangan dengan membawa kantung plastik berisi makanan untuk dia makan sendiri di apartemen.

Minhee mengedarkan pandangannya dan tiba-tiba dia mendapati sesorang sedang berdiri di seberang dengan kedua tangan di selipkan di saku coat-nya dan kepala menunduk menatap jalan.

Tidak. Minhee tidak mungkin salah mengenali seseorang.

Meskipun sudah dua tahun berpisah, tapi Minhee telah bersamanya selama hampir sepuluh tahun.

Minhee tidak akan lupa cara orang itu memainkan ujung sepatunya ketika sedang menunggu.

Minhee tidak akan lupa cara orang itu menggosok-gosokan kedua telapak tangannya ketika kedinginan dan menyelipkannya di saku bajunya.

Dan Minhee tidak akan lupa cara orang itu menepuk pelan pipinya sendiri ketika sedang bosan menunggu.

Minhee tersenyum.

Betapa dia merindukan sosok itu.

"Lampu merah sialan! Kenapa lama sekali. Aku ingin berlari memeluknya tolong."

Lampu hijau tanda menyeberang menyala. Minhee hendak melangkahkan kakinya ketika dengan tiba-tiba dia melihat orang yang ingin di sapanya tengah di gamit lengannya oleh seseorang yang tidak ia kenal.

LIKE ALWAYS  || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang