Two- 7

637 83 2
                                    

🍁🍁🍁

       Apartement Namjoon merupakan apartment satu lantai dengan desain minimalis yang modern. Sejak tadi siang setelah Namjoon menceritakan segalanya padaku aku lebih memahami kondisinya.

Namjoon bercerita bahwa setelah mengantar Sera pulang kerumah, Sera malah semakin parah. Aku sempat berpikir jangan-jangan dia bersandiwara. Tapi aku seorang dokter, aku tau malam itu tubuhnya sedang benar-benar sakit. Setidaknya demam. Namjoon berkata dia membawa Sera kerumah sakit dan menjaganya disana bersama kedua orangtua Sera. Ingat ya! Mereka tidur dirumah sakit, bukan dirumah Sera. Aku tau pasti yang mengirim pesan tersebut adalah Sera. Katakan aku sedang tidak waras, antagonis, atau jahat karena menuduh seorang gadis yang sedang sakit parah. Tapi itulah kenyataannya. Namjoon berkata bahwa Sera mengambil ponselnya sebagai jaminan bahwa Namjoon tidak akan pergi. Sera sempat drop dan akhirnya sudah pulih setelah dirawat dua hari dirumah sakit. Bahkan Namjoon meninggalkan pekerjaan kantornya. Mendengar cerita Namjoon aku merasa Sera bukan wanita yang baik. Entahlah, aku sendiri bingung.

Dan tentang pesan yang dikirimkan Sera padaku, aku sama sekali tidak mengungkitnya dengan Namjoon. Aku takut dia marah dan menjauhi Sera. Karena Sera sedang sakit. Terlebih lagi, semuanya sudah dijelaskan Namjoon dan itu sudah cukup.

Aku berjalan keluar dari kamar mandi. Malam ini Namjoon ingin ditemani menonton film di apartmentnya. Aku tidak menolak sebab ini bukan pertama kali aku menginap di apartment Namjoon.

Cukup! Jangan berpikir macam-macam. Sejauh ini kami hanya pernah melakukan dua kali ciuman dan tidak lebih. Selama aku menginap aku tidur dikamar Namjoon dan Namjoon akan tidur diruang kerjanya. Disana terdapat sebuah ranjang single yang cukup nyaman. Aku percaya bahwa Namjoon pria baik yang cukup cerdas. Dan kami berkomitmen untuk tidak melakukan "hal itu" jika kami belum menikah.

Aku menatap wajahku dicermin, kaos putih polos milik Namjoon, rambut yang digerai. Waaa rasanya aku ingin memotret diriku sendiri. Aku meraih telepon genggamku dan melakukan miror selfie. Tiba-tiba aku mendengar Namjoon memanggilku. Aku membereskan barangku dan berjalan mendekat pada Namjoon.

"Aku tidak yakin, tapi kenapa wanita selalu lama dalam hal berdandan". Namjoon mengeraskan rahangnya. Dia begitu saat sedang berpikir. Sangat tampan!

Aku tersenyum.
"Aku tidak berdandan Namjoon". Aku duduk disamping Namjoon dan meraih sebuah tepak berisi salad buah dimeja.

Namjoon menonton film tentang hewan yang aku sendiri tidak tau judulnya. Aku malas bertanya dan memilih ikut fokus menonton sambil memakan salad buah buatanku. Namjoon membuka mulut tanpa menoleh, aku tau dia ingin disuapi. Aku sengaja tidak memperhatikannya. Yaaakk dia bahkan tidak meminta, hanya membuka mulutnya saja!.

Dia gemas dan menoleh padaku. Aku mengulum senyum dan menahan tawaku. Tanpa diduga dia mendekat dan membuat tubuhku kaku seketika.

Cup!

Ingat! Ini ketiga kalinya dia menciumku. Aku masih menetralkan diriku saat Namjoon menarik dirinya dariku. Membiarkan pipiku merona, belum sempat mengatur napas Namjoon kembali mendekat dan..

Cup!

Kali ini Namjoon menciumku sedikit lebih dalam dan lama. Yaaakk aku ingin pulang sekarang. Sepertinya koala kecilku sudah berubah menjadi singa.

Aku hanya pasrah dan menghela napas kasar saat Namjoon melepaskan ciumannya. Dia bahkan mengedipkan satu matanya padaku. Yaakk anak nakal!

"Mianhae, aku hanya rindu padamu".

Aku tersenyum dan mengalihkan pandangannya pada layar televisi.
"Kau ketinggalan filmmu tuan".

🍁🍁🍁

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang