🍁🍁🍁
Rose belum bangun. Aku sudah menyiapkan sarapan. Aku tidak bisa mengantarnya pulang, tapi Taehyung yang akan mengantar Rose pulang karena jadwal prakteknya siang. Lisa sudah pulang tadi malam setelah kami membahas sesuatu sebanyak yang kami bisa. Aku harus sampai dirumah sakit secepat mungkin. Ini karena Soobin sadar lebih awal dari perkiraan. Tapi mengalami gejala penurunan kesehatan yang relatif cepat. Mobil hitamku kuparkirkan diparkiran rumah sakit dan berjalan setengah berlari keruanganku. Aku menaruh tas dan memakai jas dokterku. Langkahku kupercepat dikoridor, di dalam ICU sudah ada Bo young dan beberapa perawat.
"Bagaimana keadaannya?".
"Kim uisanim, tadi pagi pukul empat dia terbangun dan merasakan sakit dibagian dada. Sampai sekarang detak jantung dan nadinya terus melemah". Bo young mengambilkan catatan observasi Soobin dan aku memperhatikannya dengan seksama.
"Lakukan pemeriksaan menyeluruh, sepertinya ada kesalahan dalam pemberian obat pasca operasi dilihat dari ruam disekitar infus. Berikan catatan obatnya".
Seorang perawat memberikan lembaran kertas padaku dan ya! Tentu saja. Ada kesalahan dosis pada pemberian obat. Ini kesalahan yang fatal!.
"Kenapa ini diberikan tidak sesuai catatanku? Ha?". Aku mengambil obat dan menyuntikkannya disaluran infus.
"Pantau dia selama dua jam. kemudian berikan catatannya padaku, siapapun perawat yang sudah merawat Soobin dari kemarin segera menuju ruanganku!". Aku keluar ruangan dengan hati begitu kecewa. Rumah sakit sebesar ini dan aku kecolongan!.
Dua perawat masuk kedalam ruanganku. Aku benar-benar tidak habis pikir.
"Apa yang kalian lakukan?".
"Minahae Uisanim, apa salah kami". Mereka bahkan belum tau salah mereka. Dan lihatlah apakah ada perawat yang memakai riasan tebal sepertinya?.
"Kenapa kalian memberikan obat dengan dosis tidak tepat dan tidak sesuai catatanku? Wae?".
"Kami sudah menyesuaikan dengan daftar yang uisanim berikan. Tapi kudengar pasien belum membayar secara penuh. Yang kudengar begitu".
"Dan kau tidak memberikan obatnya? Kau tau? Jika Soobin meninggal maka kau adalah pembunuh".
"Mwo? Kim uisanim. Aku hanya perawat. Aku hanya menjalankan apa tugasku. Aku merawatnya dengan baik".
"Waaahh daebak. Kau! ku pastikan pegawai lalai sepertimu tidak akan dipekerjakan lagi".
"Kim uisanim, kami memang pekerja rendahan kau tidak bisa melakukan itu padaku. Lagipula aku kenal siapa Soobin itu, dia tetanggaku. Keluarganya adalah pembunuh! Bahkan Soobin sendiri ingin mati".
Plak! Aku menamparnya, aku menampar seorang perawat. Apa yang kulakukan sekarang. Aku hanya tidak rela dan merasa malu.
"Jang Na ra, kau keterlaluan. Kita adalah pelaku medis dan kau memikirkan hal seperti itu! Apa kau mau kutuntut?".
"Kim uisanim! Kau yang akan kutuntut". Na ra keluar dari ruanganku dengan amarah yang kurasa sudah meluap-luap.
"Mianhae Kim uisanim, Na ra memang seperti itu".
"Mwo? Apa maksudmu?".
"Sebenarnya, Na ra dari awal tidak suka merawat pasien itu, karena dia bilang orang tua nya meninggal dalam kecelakaan karena eomma pasien bernama Soobin".
Pernyataan perawat ini membuat aku tidak habis pikir. Aku benar-benar bingung sekarang.
"Kau boleh pergi, aku tidak bisa memecat perawat karena aku dokter, bukan pimpinan. Jangan kau ulangi".
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO [NamjoonXJisoo] END
ActionKim Jisoo adalah seorang dokter dari keluarga berada, kehidupannya begitu sempurna apalagi dia memiliki seorang kekasih yang sempurna Kim Namjoon. Namun, setelah setahun berpacaran muncul teman masa kecil Namjoon yang banyak berpengaruh terhadap hub...