Two- 13

518 73 1
                                    

🍁🍁🍁

       Aku bergegas berlari menuju ruang persiapan operasi. Pagi ini aku harus melakukan operasi besar pada pasienku yang telah kukenal setidaknya tiga bulan lalu. Aku benar-benar tidak percaya setelah tiga bulan menunggu akhirnya pagi ini aku harus menjalankan operasi untuknya.

"Kim uisanim, ruang operasi sudah siap".

Aku mengangguk pada Bo young. Dia adalah salah satu dokter baru dirumah sakit dan hari ini dia akan membantuku dalam operasi. Hari ini entah kenapa beban sekali untukku. Kemarin aku sudah sangat bahagia, bahkan kebahagiaanku seakan lenyap tergantikan dengan beban berat. Entah kenapa operasi hari ini sangat berbeda.

Aku memasuki ruangan operasi. Setelah dokter Ji melakukan observasi, lampu operasi menyala. Ini adalah operasi besar. Transplantasi hati. Aku sedikit demi sedikit menyayat bagian bawah dada dan mulai mengerjakan operasi. Sesekali dokter pembantu mengelap keringat yang bercucuran dikeningku. Lima jam sudah operasi berjalan dan akhirnya kami sukses. Pemuda yang aku kenal tiga bulan lalu ini akan sembuh. Aku berharap begitu. Aku keluar dari ruang operasi. Membiarkan perawat membawa Soobin menuju ruang ICU.

"Uisanim, bagaimana keadaan Soobin sekarang?".

"Operasinya berjalan dengan lancar dan transplantasi hati sudah dilakukan. Dia kan baik-baik saja".

"Apakah aku boleh menengoknya?".

"Mohon maap Pak Choi, anda belum boleh melihat soobin".

"Ahh baiklah, kamsahamnida Kim Uisanim, aku sangat berterimakasih". Tiba-tiba Pak Choi sudah bersimpuh memegang kakiku. Aku langsung berjongkok dan menyuruhnya berdiri. Lelaki paruh baya ini terus saja menangis dan mengucapkan terima kasih.

"Pak Choi, anda tidak usah khawatir lagi, dan ucapan terimakasihmu sudah cukup".

"Ne, kamsahamnida Uisanim, kamsahamnida".

Aku tersenyum dan menepuk punggung Pak Choi. Aku tau ini sulit baginya. Sudah cukup bagi pak Choi kehilangan istrinya dalam kecelakaan, sedangkan anaknya. Pemuda tampan yang masih duduk dibangku SMA itu sudah mengidap kelainan hati sejak berumur sembilan tahun.

Aku menyandarkan punggungku dan memejamkan mata. Penyakit kelainan hati mengingatkanku dengan seseorang. Mungkin dia sudah tiada sekarang. Aku hanya berdoa semoga segala hal baik terjadi padanya. Mataku terbuka lebar saat suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk".

Bo Young masuk sambil membawa sebuah map dan mendekat padaku.

"Kim Uisanim, anda diharap datang ke ruangan Lee Uisanim".

Aku lupa, aku sudah menerima pesan. Tapi aku terlalu memikirkan operasi ini sehingga aku melupakan pesan dari Pimpinanku di divisi bedah.

"Ne, gomawo Bo young-aa, aku akan kesana".

"Ne". Bo young keluar dari ruanganku, aku segera bangkit dan mengambil jas dokterku. Berjalan menuju ruangan pimpinan dilantai tiga.

Aku mengetuk pintu. Terdengar suara Lee uisanim dari dalam ruangan.

"Deureo oseyo". Aku membuka pintu setelah diperbolehkan masuk dan duduk didepan pimpinanku yang sangat ramah.

"Sebelumnya, selamat atas keberhasilanmu melaksanakan operasi pada pasien kelainan hati hari ini, aku melihat dari ruang monitoring dan seperti biasa kau bisa diandalkan".

"Kamsahamnida".

"Ahh aku memanggilmu kemari karena ada sesuatu yang akan aku sampaikan. Aku tau kalau orang tuamu telah kembali dari Kanada, bagaimana keadaan mereka?".

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang