Two- 21

447 64 2
                                    

🍁🍁🍁

       Aku berjalan dengan bertelanjang kaki di tepi pantai. Semilir angin menerpa rambut panjangku yang kukuncir kuda. Terakhir kali menikmati pantai adalah bersama dengan Namjoon. Itu sudah cukup lama.

"Kau ingat? Kau pernah bercerita bahwa kau ingin memiliki rumah dipinggir pantai. Agar kau bisa memandang laut setiap hari".

"Jjinja? Jisoo-ssi. Kau sangat suka pantai? Laut?. Ahh tapi aku tidak mau memiliki rumah dipinggir pantai. Selain panas, bukankah kalau terjadi tsunami orang yang pertama mati adalah Jisoo-ssi? Ahh maksudku, orang yang tinggal dipinggir pantai". Jangan tanya siapa yang dengan seenaknya mengomentari hal yang kusukai. Dan, jangan lupa. Sepertinya Sera mendoakan kematianku. Aku sudah mulai tidak suka dengannya. Kurasa.

Bukan salahku. Aku akan jujur saja. Aku muak dengan tingkah Sera. Selain meminta ikut, Sera juga meminta duduk dibelakang bersama Namjoon. Sedangkan aku duduk disamping Jin oppa dibagian depan. Ini tidak adil, mengingat Namjoon adalah kekasihku. Dan jangan lupakan bahwa disepanjang jalan Sera terus mengoceh menjelaskan betapa beruntungnya mamiliki Namjoon disisinya. Yaaakk kau kira dia milikmu? Dia milikku!.

"Kalau kau mau aku bisa membelikan pulau untukmu, yaak kau bisa memelihara banyak ikan disana. Kau kan suka ikan". Jin oppa mencoba mencairkan suasana.

"Ahh Jisoo-aa, kau mau diving?". Namjoon menawarkan hal bagus untukku. Aku bisa melihat ikan.

"Andwe! Hajhima! Soo-aa, kau bisa snorkling disini, dipantai". Jin oppa nampak khawatir.

"Ani, menyelam ditengah laut lebih baik, kita bisa melihat banyak ikan". Namjoon menatapku sambil terus berjalan menyusuri pantai.

"Kau tidak bisa berenang Soo-aa, tetap didaratan atau aku akan marah". Jin oppa berjalan mendahului kami. Aku tau dia mungkin marah. Tapi wajar, baiklah aku memang tidak bisa berenang. Tapi melihat ikan dilaut. Siapa yang tidak mau?.

"Ahh Jisoo-ssi. Kau tidak bisa berenang? Dan Oppa, kau tidak mengetahuinya?". Sera melirik padaku dengan tatapan yang seakan mengatakan bahwa,

"Hey, kau tidak penting bagi Namjoon! Dia tidak benar-benar mengenalmu!".

Masa bodoh!. Aku berlari mengejar Jin oppa sedangkan Namjoon mengikuti dibelakangku. Sera? Terserah dia mau apa. Dia sudah cukup menghancurkan hari liburku!.

🍁🍁🍁

"Namjoon-aa, obatku?".

"Ahh, Ne". Namjoon membuka tas dan mengeluarkan beberapa butir obat berwarna putih yang kemudian diberikan kepada Sera.

"Oppa, aku butuh air".

"Arasseo". Namjoon mengambil air putih didepannya dan memberikannya pada Sera.

"Ahh aku menumpahkan sedikit airnya Oppa, bolehkah aku minta tissue?".

"Ne". Namjoon mengambil tissue dan mengelapnya dimeja dan memberikan tissue baru pada Sera. wahh pasangan serasi. Ingin ku kuliti keduanya sekarang juga.

"Soo-aa, makan makananmu". Jin oppa mendekatkan sebuah steak yang belum juga kusentuh sejak 20 menit yang lalu kami memilih makan siang. Alasanku sederhana. Aku benar-benar tidak nafsu makan karena disini banyak bisa dari ular yang sedang melingkarkan tangannya dilengan Namjoon.

"Mwo?".

"Makan atau aku benar-benar akan mengahabiskan semuanya".

"Jisoo-aa, kau mau kusuapi?". Namjoon mengambil piring steak ku dan memotongnya menjadi potongan kecil. Tangannya kemudian mengulur padaku, membiarkan sesuap daging masuk kemulutku.

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang