Two- 19

460 59 0
                                    

🍁🍁🍁

       Aku mendengar teriakan dari dalam dan ya, aku tau suara siapa itu. Itu adalah Lisa. Pasti terjadi sesuatu dengannya. Taehyung segera keluar dari mobil dan menerobos pagar. Memasuki pelataran rumah dan meraih pintu. Terkunci. Pintunya terkunci. Taehyung mendobrak pintu dengan tubuhnya. Aku melihat bagaimana dia berusaha beberapa kali tapi masih saja gagal. Suara mobil berhenti terlihat dari luar pagar. Syukurlah. Itu mobil Jin oppa.

"Wae, tidak menungguku?".

"Ah mian, aku mendengar teriakan".

"Bagaimana dengan pintunya?".

"Terkunci". Taehyung kembali berusaha membuka pintu. Jin oppa berusaha membantu. Mereka mendobraknya dan berhasil.

"Kau tetap dibelakangku". Jin oppa menginstrusikan dengan nada tegasnya.

Kami melangkah masuk. Terdengar lagi suara teriakan dari ruangan didalam rumah. Jin oppa membukanya. Aku sangat terkejut saat melihat Lisa, Soobin dan satu orang lagi terikat dipojok ruangan. Kami segera membuka ikatan. Aku membuka ikatan Soobin. Matanya kosong. Dia diam dan sangat tenang seakan tidak ada yang terjadi.

"Lisa-aa kau baik-baik saja?". Taehyung membantu Lisa berdiri dan selanjutnya kami keluar dari rumah. Langkah Soobin tertahan. Aku tau dia pasti kesakitan. Dia pasien rawat dalam masa pasca operasi. Tapi dia harus terus duduk dengan posisi terikat. Lukanya pasti kembali sakit.

"Terimakasih, bagaimana kalian tau kami disini?". Itu suara pak Choi. Ya orang ketiga yang disekap adalah pak Choi.

"Saya tau dari GPS telepon genggam Lisa". Aku menjawab dengan datar. Suara sirine mobil polisi sayup-sayup terdengar. Jungkook terburu-buru turun dari mobil polisi dengan beberapa orang mengikuti.

"Kau tidak apa-apa?". Jungkook memeluk Lisa dengan sangat erat. Membuat gadis dengan tinggi badan diatas rata-rata itu menangis. Tunggu! Lisa menangis?.

"Aku sangat takut". Jungkook berusaha menenangkan Lisa. Taehyung tersenyum dan menghampiri polisi.

"Bagaimana? Apakah pelaku kabur? Cepat kalian susuri semua lokasi".

"Andwe! Hajhima! Mianhae Sersan Oh, kau tidak perlu mencari pelakunya". Aku maju sambil tetap memegang tangan Soobin.

"Maksud anda?".

"Tangkap saja orang ini". Aku menunjuk seseorang yang langsung kelabakan.

"Mwo? Aku? Kim uisanim apakah kau gila?". Polisi segera menangkap orang itu yang langsung meronta meminta dilepaskan.

"Kau tau dari mana dan dia juga korban Soo-aa, kau melihatnya tadi juga terikat".

"Aku punya bukti dan saksi atas ancaman dan penculikan yang sudah terjadi".

"Kim uisanim, untuk apa aku menculik Soobin dan Lisa uisanim? Kemudian menculik diriku sendiri. Kau lupa? Soobin anakku?".

"Ne, aghassi, tidak mungkin pak Choi karena dia juga korban seperti yang dikatakan teman anda". Sersan Oh terlihat kebingungan sekarang. Yang benar saja!.

"Aku punya bukti, aku tidak asal menuduh. Pertama, pak choi tau aku tertembak dan dilengan mana secara detail dia tau, aku tidak memberi tahu siapapun kecuali orang terdekatku terkait penembakanku. Jika orang lain tau, dia bisa saja pelakunya. Dan, Soobin. Dia saksiku".

"Andwe, bagaimana mungkin? Soobin adalah anak pak Choi, untuk apa menculiknya". Jin oppa masih belum percaya. Ya siapapun mungkin tidak akan ada yang percaya bahwa ada ayah yang tega menculik anaknya. Tapi inilah kenyataannya. Itulah yang terjadi. Aku mulai tersudut sekarang.

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang