Two- 11

555 71 3
                                    

🍁🍁🍁

       Namjoon tertidur dipelukanku. Sesekali wajah tampan dan pintarnya ini membuatku gemas. Aku ingin mencubitnya, tapi melihat pipinya basah akan air mata aku hanya ingin membuatnya merasa nyaman. Namjoon bukan lelaki cengeng. Dia tidak mudah menitikkan air mata apapun yang terjadi. Malam ini kurasa pengecualian. Dia butuh menangis. Untuk saat ini. 

Aku ingin memindahkan Namjoon, tidak baik untuk tubuhnya kalau tidur dalam posisi setengah duduk. Aku mencoba menarik tangannya dari pinggang kecilku. Kemudian mulai mengangkat kepalanya, aku menyingkir dari kursi. Berhasil. Sekarang Namjoon dalam posisi tidur di sofabed yang nyaman. Aku melirik jam, sudah pukul sebelas lewat. Aku berdiri mengambil selimut, menyelimuti ketubuh Namjoon dan bergerak menjauh. Sampai tanganku ditahan sesuatu.

"Kau akan pergi?". Namjoon terlihat memegang tanganku, dia bicara tanpa membuka matanya.

"Ani Namjoon-aa, aku akan tidur diapartementmu".

"Kalau begitu tidurlah".

"Mwo?".

Aku belum sempat melanjutkan pertanyaanku. Tanganku sudah ditarik Namjoon. Tubuhku limbung dan terjatuh tertidur disamping Namjoon. Aku memekik kaget. Namjoon menangkapku dan mendekapku dalam pelukannya. Tangannya dengan sigap menutup tubuhku dengan selimut. Aku membelakanginya, membiarkan Namjoon membenamkan wajahnya ditengkukku. Terasa geli dan Namjoon memelukku sangat erat. Ini membuatku lebih kaget.

"Kau harus istirahat. Besok aku akan mengajakmu berjalan-jalan". Namjoon berbicara setengah berbisik.

"Kemana?".

"Rahasia".

Ah menyebalkan sekali Namjoon. Tapi aku senang. Aku memejamkan mataku. Membiarkan mimpi datang secara perlahan.

"Kau sudah tidur?".

Ahh baru saja aku bersiap bermimpi.

"Ani, kau menggangguku".

"Ahh Mianhae Jisoo-aa".

Aku berbalik, mengubah posisiku menghadap pada Namjoon.

"Untuk apa kau meminta maap?".

"Aku selalu mengecewakanmu. Aku sungguh minta maap".

"Aku yang mengecewakanmu".

Namjoon mencium keningku perlahan. Aku melingkarkan tanganku padanya.

"Kau menganggapku cengeng?". Namjoon memalingkan wajahnya.

"Ani, aku menganggapmu laki-laki dewasa, bijaksana dan baik. Selamanya begitu Namjoon-aa". Aku menangkupkan kedua tanganku pada wajahnya.

"Kau tau Jisoo-aa? I know when you hurt. Tapi aku selalu tidak bisa berbuat apa-apa. Sera sakit, dan aku tidak mungkin meninggalkannya".

"Itu bukan alasan yang bagus untuk menangis dan akhirnya tertidur".

"Arasseo, bisakah sekarang kau memaafkanku Jisoo-aa?".

"Sebelum kau meminta maaf padaku aku sudah memaafkanku, dan jangan lagi merasa bahwa hidupku tidak bahagia karenamu". Namjoon memelukku erat.

"Kau mau menikah denganku?".

"Mwo?".

"Tidak ada alasan menunda pernikahan Jisoo-aa".

"Namjoon-aa.."

"Ani, aku ingin kita menikah".

"Najoon-aa, dengarkan aku".

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang