Two-32

1.2K 66 3
                                    

🍁🍁🍁

       Kepalaku sudah pening dan benar-benar pusing. Beberapa kali aku harus memanggil lelaki yang dengan santainya masih membaca buku. Kacamata minusnya bahkan sudah semakin tebal sekarang.

"Namjoon-aa, Kim Namjoon".

Tidak ada jawaban. Yaakk ini sudah terlalu siang. Aku bisa terlambat datang kerumah sakit sekarang.

"Namjoon-aa".

Aiisshh. Aku mungkin sudah masuk jajaran istri paling sabar didunia. Betapa tidak? Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya. Namjoon dan buku, Namjoon dan karya seni, Namjoon dan pameran, Namjoon dan segala kesibukan dan hobinya.

Bayangkan. Lima tahun menikah dengannya. Hingga dia menjadi CEO dan pemilik perusahaan paling berpengaruh bagi perekonomian Korea. Salahkan saja Jin oppa yang menggabungkan perusahaannya dan perusahaan Namjoon.

Aku? Yaaakk lima tahun ini menjadi tahun terpenting. Aku membangun rumah sakitku sendiri. Hidup dengan lelaki yang kucintai sebagai dokter bedah. Aku bahkan memiliki gedung risetku sendiri. Tawaran untuk menjadi pengisi acara dan dosen berdatangan. Kehidupanku diatas kata baik sekarang.

Mungkin tidak selamanya baik. Karena aku menikahi lelaki yang benar-benar sering membuatku mengeraskan rahang. Yaaakk salahkan Namjoon. Dia selalu fokus pada hal lain. Dia jadi sangat manja. Tapi terkadang sangat serius. Untung tampan, jika tidak kupastikan wajahnya kulempar penggorengan. Aku sedang membuat achimsiksa. Hanya telur gulung, bap, dan samgyetang. Aku tidak tau tapi semalam Namjoon ingin makan sup ayam. Jadi kusiapkan saja. Tapi dia benar-benar membuatku marah dengan masih sibuk dengan bukunya sejak membuka matanya pagi tadi. Dia tidak takut terlambat ke kantor?.

Kurasakan sebuah tarikan dibawah sana. Aku menoleh dan tersenyum kemudian berjongkok.

"Wae? Kau butuh sesuatu?".

"Eomma".

"Ne Taehyun-aa?".

"Uyu".

"Ah, kau mau minum susu? Akan eomma buatkan".

Aku tersenyum melihat taehyun kembali berkutat pada buku pemberian Namjoon.

Taehyun?
Kalian penasaran dia siapa?. Bocah yang tahun ini akan genap empat tahun. Dia sudah mulai bersekolah. Yaa Kim Taehyun, anak lelaki dengan pipi merah merona. Dia anakku. Dan Namjoon tentu saja. Duniaku berubah. Aku seorang ibu, sejak empat tahun lalu.

"Taehyun-aa, ini susumu". Aku meletakkan segelas susu putih murni dan biskuit gandum didepannya. Dengan tingkah wibawanya yang sangat menggemaskan Taehyun menutup bukunya dan meminum pelan susunya. Jangan heran dengan tingkahnya yang sangat terkesan dewasa. Tentu saja Role mode nya adalah appanya, Namjoon.

Taehyun sama dengan anak sesusianya. Bermain, rasa ingin tau yang tinggi. Tapi dia lebih. Dia cerdas, kritis, dingin dan yaa selalu bertingkah dewasa. Dia suka seni, suka membaca buku kesehatan. Bahkan di usianya yang masih balita dia sudah menentukan cita-citanya. Menjadi dokter, sepertiku.

"Ahh Taehyun-aa, eomma ingin meminta tolong". Dahi Taehyun kecil bergerak. Dia sedang menunjukkan ekspresi bingung. Kiyowo.

"Can you call your daddy to have some breakfast?".

"Sure".

Taehyun turun dari tempat duduknya dan berjalan menuju lantai dua. Entah apa yang dibicarakannya dengan Namjoon. Yang pasti dia turun dengan digendong oleh appanya.

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang