Two- 9

570 78 1
                                    

       Aku mendengus sebal. Sudah 15 menit mencoba aku masih belum bisa menghubungi Namjoon. Semalam aku sudah meneleponnya dan kita sepakat untuk datang bersama kerumah orangtuaku. Dan dia antusias, tentu saja setuju. Tapi pagi ini dia tidak datang. Aku tidak terlalu kecewa mengingat hal semacam ini bukan pertama kalinya. Namjoon mungkin sedang bersama Sera. Dengan langkah cepat aku menuju mobilku dan melajukannya cepat, membelah jalanan Seoul yang pagi ini tampak ramai.

"Jisoo". Eomma memelukku erat sesaat setelah membuka pintu.

"Eomma, ah apakah kejutanku ada?".

"Ah, kau datang untuk kejutanmu hem? Bukan untuk eomma maupun appa?". Eomma melepas pelukanku dan beringsut menjauh. Eomma memang pencemburu.

"Ani eomma". Aku menggamit tangan eomma erat. Dan berjalan masuk kedalam.

Aku dan eomma berjalan melewati ruang tamu menuju ke taman belakang, tempat tanaman obat dan tumbuhan lain tertanam subur. Walaupun rumah eomma ada di kota, tanaman eomma nampak terurus dengan baik. Karena eomma memperkerjakan beberapa orang untuk mengurus tamannya. Selagi eomma dan appa sibuk dirumah sakit atau bekerja diluar negeri.

"Nah Jisoo, itu kejutanmu". Eomma menunjuk seorang pria dengan bahu lebar, rambut hitam yang terlihat rapi, dan wajah yang... Entahlah aku tidak bisa melihatnya karena dia memunggungiku. Dan akhirnya dia berbalik. Waahhh saatnya aku bertepuk tangan meriah, kejutanku bermuka tampan, dengan mata dalam dan bibir indahnya. Yaaaakkk Kim Jisoo berkediplah kau sudah punya kekasih! Tapi tunggu,

"Dia?". Jari telunjukku gatal untuk tidak menunjuk tepat kearahnya.

Flashback on

"Oppa, Bisakah kau menikahiku sekarang?". Aku memegang bagian samping bajunya mengguncangnya pelan membuat es krim ditangannya bergerak turun dengan cepat.

"Yaaakk Soo-aa, lepas.. Kau akan membuat es krimku semakin cepat meleleh!". Oppa melepas tanganku dan menjilat es krimnya cepat.

"Aku akan membelikanmu es krim lagi tapi menikahlah denganku oppa, kumohon". Oppa menaruh es krimnya membiarkannya meleleh diatas mangkuk kecil. Tangannya memegang tanganku. Apakah dia akan menikahiku sekarang?.

"Soo-aa, kau masih 9 tahun. Dan aku 11 tahun. Aku belum bekerja. Aku tidak bisa menikah".

Aku menggerutu. Oppa jahat sekali padaku.

"Ahh kita bisa menikah dulu, lalu berjualan es krim mencari uang untuk membeli es krim". Aku rasa itu ide yang bagus.

"Soo-aa, tidak semudah itu. Lagipula aku kan akan pergi".

"Eommonim bilang mau menikahkanku denganmu, aku bisa jadi menantunya".

"Tapi aku akan pergi pindah keluar negeri dua hari lagi, kau tau soo? Aku akan lama disana".

"Maka dari itu. Menikahlah denganku". Aku menangis. Pura-pura. Biar saja aku ingin oppa tidak pindah.

"Soo-aa, kau sudah bersamaku sejak kecil. Kita pasti akan menikah, tapi tunggu dulu. Tunggu sampai aku akan kembali". Oppa memelukku. Apakah sebentar lagi oppa akan menikahiku?.

"Baiklah, oppa boleh pergi. Tapi janji satu hal denganku".

"Apapun untukmu".

"Aku ingin oppa tidak menikah selain denganku. Jadikan aku istri oppa".

"Baiklah, aku tidak akan menikah dengan siapapun kecuali denganmu".

"Ah Jjinja?".

"Ne Soo-aa, sekarang makan es krim mu, ini sudah meleleh".

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang