Two- 5

647 96 4
                                    

🍁🍁🍁

       Kami sudah berada dimobil. Saat aku pulang betapa senangnya aku saat Namjoon menghubungiku dan mengatakan bahwa dia akan datang menjemputku. Aku langsung bersiap. Hari sudah gelap dan perutku sudah lapar, terakhir aku makan hanya makanan yang dibawa Seokjin, pasta dan burger. Tapi saat mobil Namjoon sampai dirumah sakit, semua rasa senangku berkurang, ah iya. Hanya berkurang. Aku tetap saja senang.

"Oppa, bisakah kita membeli es krim dulu disana?" Sera menunjuk sebuah kedai es krim terkenal yang akan kita lewati. Yaa Namjoon mengajak Sera, atau Sera memang ingin ikut.

"Tapi kita mau makan malam bersama, kita bisa memesannya disana". Namjoon melirikku dari spion depan, dia pasti merasa sangat tidak enak sekarang. Ya karena Sera ikut dan tetap duduk didepan, disamping Namjoon. Sedangkan aku duduk dibangku belakang menonton mereka.

"Oppa, kau tau. Hasil tes kesehatanku menurun, aku ingin es krim". Sera mulai memegang tangan Namjoon. Namjoon buru-buru menarik tangannya fokus pada kemudi.

Aku hanya menghela napas, orang yang sedang sakit tidak boleh tertekan.

"Namjoon, kita beli es krim dulu. Baru kita makan". Aku tersenyum. Aku merasa iba dengan Sera, apalagi saat gadis itu mengungkit tentang "Kesehatannya".

"Aniyo, gwencana. Aku sudah tidak ingin es krim". Sera beringsut menjauh dari Namjoon. Kali ini aku yang sebal dibuatnya.

       Sera memilih restoran chinnese food dan aku serta Namjoon hanya bisa pasrah menuruti. Aku sendiri bebas memakan apasaja asal dengan Namjoon. Waahh aku benar-benar jatuh hati padanya.

Sera memilih duduk disaping Namjoon. Untung aku sadar dan langsung beringsut duduk didepan mereka. Jika aku bukan kekasih Namjoon, harus kuakui mereka sangat cocok. Namjoon yang tampan dengan sikap dinginnya, dan Sera yang cantik dengan sikap manjanya.

Yaakk Kim jisoo-shii, hapus pikiran gilamu!

Makanan datang, aku melihatnya dengan sangat berselera. Terserah dengan Sera tapi jujur saja aku lapar, sangat lapar. Aku mulai mengambil makanku, menyuapnya kedalam mulut. Makanan apapun akan enak kalau lapra, terlebih ini adalah chinnese food. Aku menikmati makanku, Namjoon bahkan memberi perhatian disela makan kami, entah mengambilkan minum atau mengiriskan daging untukku. Aku dan Namjoon tertawa bersama. Melupakan seseorang yang kini sedang memegangi dadanya. Kulirik Sera yang tidak berselera makan. Kini dia menunduk memegang dadanya. Apa dia sakit?

"Sera-aa, gwencana?". Aku meletakkan pisau dan garpuku dimeja. Namjoon melirik kearah Sera dan mengelus pundaknya pelan.

"Ne, gwencana". Sera nampak meringis kesakitan. Aku bangkit berdiri dan memegang tubuh Sera. Dingin. Sera begitu dingin. Aku memeriksa denyut nadi dipergelangan tangannya. Normal.

"Kau membawa obatmu?".

Sera menggeleng.

"Bagaimana?". Namjoon terlihat sangat khawatir.

"Dia hanya membutuhkan obatnya, dia tidak apa-apa".

Sera bangkit dari kursi sambil memegang dadanya dengan tiba-tiba membuat aku dan Namjoon kaget dan terlonjak ikut bangun.

"Kau bilang aku tidak apa-apa? Aku sedang benar-benar kesakitan kau bilang tidak apa-apa? Segitu bencinyakah kau padaku Kim Jisoo?". Sera berteriak padaku, bahkan dia mendorongku menjauh. Membuat orang-orang memandang kami penasaran.

Aku kaget, benar-benar kaget.

"Aku ingin pulang". Sera mengangis dan memeluk Namjoon. Ya, memeluknya didepanku. Namjoon memandangku dan aku mengangguk.

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang