Two-29

557 67 1
                                    

🍁🍁🍁

       Aku tidak tau sekarang bagaimana keadaan wajahku. Tapi yang kutau tangan dan kakiku terikat. Percayalah ada memar dan luka didahiku. Sera beberapa kali memukulku dibagian kepala depan. Penglihatanku sedikit kabur sekarang. Aku masih menangis. Bukan karena seluruh luka ditubuhku. Tapi karena cerita Sera yang entah dia berkata jujur atau bohong sekarang.

Aku tidak tau dia mengalami hal semengerikan itu. Aku cukup bersimpati padanya.

Sera bercerita bahwa dia mengalami trauma sejak kecil. Alasan mengapa dia trauma? Aku sama sekali tidak tau. Dia hanya bercerita bahwa saat kecil dia hanya memiliki Namjoon. Namjoon begitu perhatian kepadanya. Selalu mengantar Sera konseling. Dan menemani kemanapun Sera pergi. Hingga Namjoon harus mengambil beasiswa kuliahnya diluar negeri dan meninggalkan Sera yang semakin parah semenjak Namjoon pergi meninggalkannya. Sera masuk rehabilitasi digedung ini, hingga akhirnya dua tahun lalu dia dipindahkan keluar negeri dan kembali ke Korea setahun kemudian.

Sera bercerita bahwa dia sangat bahagia saat kembali. Tapi saat pertemuan pertamanya dengan Namjoon malah membuat hatinya semakin sakit. Aku ingat, pertama kali Namjoon menjemput Sera dibandara, aku ikut menjemput Sera. Bahkan Namjoon mengenalkanku sebagai Yeoja cingu nya. Saat itu aku tau kalau Sera terkejut. Tapi aku tidak tau kalau Sera sampai terpuruk dan dendam padaku.

Yang lebih mengejutkanku adalah, selama ini Sera sudah berbohong bahwa dia sakit fisik. Padahal dia mengalami masalah kejiwaan akibat trauma. Dan dia bahkan menyewa dokter gadungan untuk selalu memeriksanya dan mengatakan bahwa umurnya sudah tidak lama lagi. Yaaakk Sera benar-benar gila.

Dan tentang kehamilannya. Itu sudah pasti bohong. Dia tidak hamil. Kalaupun iya aku percaya anak dalam perutnya bukan anak Namjoon. Camkan itu.

Sera bercerita mirip orang gila. Beberapa kali dia tertawa dan menangis. Bahkan saat bercerita tentangku dia memukulku tanpa henti sambil terus berteriak.

Aku mulai membuka mataku pelan. Perih didahiku memaksaku untuk bergerak mundur bersandar pada tembok untuk menghilangkan sedikit rasa pusing. Aku berusaha melihat sekeliling. Sudah sedikit gelap. Pukul berapa sekarang?. Aku mencoba melihat pergelangan tanganku untuk melihat. Yaakk sudah pukul 20.00 malam. Cuaca memang sedikit mendung hingga langit terlihat lebih gelap.

Aku mengamati sekeliling. Dua orang penjaga yang terus melihat kearahku. Ahh aku yakin mereka sama gilanya dengan Sera. Bahkan mereka seperti tidak berkedip. Mereka benar-benar gila.

Suara pintu terbuka. Tidak usah ditanya siapa yang memasuki ruangan ini. Itu Sera.

"Kalian pergilah. Aku yang akan mengurus jalang itu".

Yakkk jalang? Dasar tidak tau diri.

Dua orang penjaga itu pergi meninggalkan ruangan. Mereka menurut sekali.

"Ahh Jisoo-ssi, ottoke?".

"Ottoke mwo? Lepaskan aku". Aku berkata dengan lirih. Mulutku tidak bisa terbuka dengan sangat lebar. Ini karena sudut bibirku sudah bengkak sekarang.

"Aku akan melepaskanmu setelah kau menjadi bangkai".

Michin! Bangkai katanya.

"Ahh Jisoo-ssi, kau mau mati dengan cara apa? Digantung? Ahh aku akan menggantungmu dibalkon. Dan itu termasuk bunuh diri. Ahhh ani, menggantungmu tidak menarik, bagaimana dengan membakar tubuhmu. Yaaaa memang itu pilihan terbaik".

"Yaaakk Sera, kau bisa dipenjara jika membunuhku".

"Yaaakk yaakk diam! Ssibal! Kau tidak bisa menutup mulut kecilmu. Hah aku selalu berpikir setiap malam! Wae? Kenapa Namjoon lebih memilih orang sepertimu? Bukan aku? Aku lebih cantik darimu".

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang