Two- 6

615 86 2
                                    

🍁🍁🍁

🐨
"Aku menginap dirumah Sera, semalaman aku menjaganya. Tidak usah menghubungiku. Aku ingin istirahat!"

Pesan yang dikirim Namjoon benar-benar membuat hatiku sangat sakit. Aku bahkan tidak memiliki rencana membalas pesan darinya. Pagi ini Namjoon mengirimkan pesan padaku, bukan mengkhawatirkanku atau peduli padaku, Namjoon malah meminta agar aku tidak mengganggunya. Aku memijit keningku pelan, rasanya kepalaku bertambah pusing.

"Gwencana?". Aku terlonjak kaget saat Taehyung, rekan sesama dokterku berbicara padaku.

"Ah, ne". Aku tersenyum padanya. Berusaha menutupi perasaan tak karuanku.

"Yaakk.. Kim Jisoo, jika kau sedang tidak sehat, aku bisa memeriksa pasien sendiri. Ingat? Aku juga tidak kalah handal sepertimu". Taehyung adalah seorang dokter bedah sama sepertiku. Dia adalah lelaki ceria yang suka sekali bercanda dan ingat, sebagai dokter dia terlalu cerewet. Namun anehnya, hampir seluruh pasien yang ditangani olehnya sangat ramah dan menurut padanya. Mungkin karena Taehyung adalah pria yang tampan.

"Baiklah, aku tau. Aku hanya pusing".

" Yaakk, sudah kubilang kan kau sakit! Dimana temanmu Lalisa yang berisik itu?". Aku tertawa melihat Taehyung yang berjalan disampingku sambil tergopoh berusaha menyamakan langkahnya denganku.

"Lisa sedang bertugas, kita juga begitu". Aku tersenyum dan mempercepat langkahku menuju ruangan pasien untuk mengontrolnya satu persatu. Jujur saja. Saat bertugas, melihat senyum dan harapan para pasien membuat aku senang, aku bahkan melupakan masalahku dan ah iya, aku melupakan Namjoon.

🍁🍁🍁

       Sudah dua hari sejak kejadian dimana Namjoon mengirimiku pesan. Aku sama sekali tidak tau kenapa sampai sekarang Namjoon belum menghubungiku. Apa aku harus menghubungi Namjoon duluan?. Ah bukankah dia memintaku tidak usah menghubunginya?. Aku merasa bingung. Aku bangkit dari kasurku dan berjalan menuju kemar mandi. Melakukan ritual pagiku selama mungkin. Merendam tubuhku dalam bak air hangat. Membuat tubuhku yang baru sembuh dari flu menjadi lebih relax.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Aku memang libur hari ini dan tidak memiliki rencana pergi kemanapun. Aku menguncir rambutku asal dan berjalan menuju dapur. Aku ingin membuat sarapan sampai langkahku terhenti mendengar suara bel pintu rumah berbunyi. Aku segera berlari menuju pintu utama rumah dan berharap orang dibalik pintu itu adalah Namjoon.

Seokjin?. Ya, bukan Namjoon. Tapi Seokjin yang datang. Dia menyapa lewat layar telkom. Melambaikan tangan tersenyum ramah. Aku membuka pintu dan mempersilahkan Seokjin masuk.

"Annyeonghaseo Jisoo-a". Seokjin tersenyum. Aku membalas senyumnya dan mempersilahkan Seokjin untuk duduk.

"Menjelang habis kontrak apakah pekerjaanmu tidak banyak?". Seokjin meminum teh yang kubuat untuknya.

"Ya, banyak pekerjaan dialihkan kepada rekanku yang lain. Kontrakku dua bulan lagi akan habis dan aku akan menjadi pengangguran". Kami tertawa mendengar apa yang aku bicarakan.

Kontrak kerjaku memang sebentar lagi selesai. Sudah hampir empat tahun semenjak magang dan bekerja menjadi dokter dirumah sakit itu.

"Lisa mengabariku bahwa kau libur".

"Yaakk, Lisa. Apa maunya. Merepotkanmu terus menerus". Aku memonyongkan bibirku membuat Seokjin tertawa terbahak-bahak.

"Dia dirumahsakit hari ini, dan kau tau? Jungkook bahkan mengantarnya hari ini".

"Jjinja? Waaa daebak. Mereka sudah berpacaran dan sepertinya bahagia".

"Apa kau sudah sarapan?".

TWO [NamjoonXJisoo] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang