Let Me Stay [Kyuhyun] - END

Let Me Stay - 8

Hai, hehehe.

Aku mau tahu, buat kalian yang baca, kalian ada dikapal mana sih?

Kyuhyun-Lee Ra

Atau

Kyuhyun-Nara

😆😆😆

Happy Reading...

Sorry for typo's.

***

Di pagi hari yang sudah menjelang siang ini, Lee Ra masih bergelung dalam selimutnya. Matanya memandang kosong langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Kamar yang bernuansa nude itu tertata rapi, selain tempat tidur yang sedikit berantakan. Matanya mengerjap pelan, lalu pandangan itu berpindah pada jam yang tergantung di dinding. Pukul 10.13 KST. Lee Ra memang tidak memiliki jadwal kuliah hari ini, maka dari itu ia hanya bermalas-malasan saja.

Meskipun begitu, pikiran Lee Ra mulai berkelana. Kejadian kemarin, saat Kyuhyun menolongnya dari pelecehan Lee Sang Hyun terus berputar di kepalanya.

Cho Kyuhyun. Bagaimana bisa ia melupakan pria itu? Lee Ra tidak ingin melepaskan Cho Kyuhyun begitu saja. Terutama setelah semua yang dilakukan pria itu. Kalian mungkin bertanya-tanya mengapa ia menyukai Kyuhyun. Tidak ada alasan pasti.

Entah bagaimana, perhatian yang pertama kali pria itu berikan membuat Lee Ra, merasa hangat. Bahkan kemarin, saat Kyuhyun marah karena perlakuannya pada Nara, pria itu masih menolongnya. Jadi, haruskah Lee Ra melepaskan sosok yang sudah menyentuh hatinya itu?

Tidak. Ia, tidak mau. Lee Ra menginginkan Kyuhyun begitu besar. Walaupun sikap pria itu sangat acuh padanya, tapi tidak masalah. Lee Ra hanya harus menyingkirkan batu yang menghalangi dirinya untuk bisa bersama Kyuhyun. Batu sandungan yang bernama Park Nara itu, harus Lee Ra singkirkan. Lagipula, Kyuhyun tidak tahu sikap asli seorang Nara.

Lee Ra bangun dan turun dari atas ranjangnya. Berjalan pelan untuk membuka tirai kamar. Setelah kamarnya disinari cahaya, Lee Ra kembali berjalan menuju nakas untuk mengambil ponsel. Saat akan mencabut kabel pengisi daya, mata Lee Ra terpaku pada dua bingkai foto.

Ia berjongkok, meraih bingkai berwarna hitam itu, dan tersenyum tipis melihat potret didalamnya.

Foto keluarga kecilnya. Ibu, yang sangat dirindukannya, Ayah yang kini tidak memedulikannya, serta gadis kecil wujud dirinya saat berusia 11 tahun. Mereka tersenyum dan terlihat... bahagia. Semua itu terpatri jelas dalam setiap tarikan dan pancaran mata masing-masing.

Lee Ra mengusap foto itu pelan. Ternyata dirinya pernah bahagia. Ia hampir lupa akan perasaan itu, setidaknya sampai ia bertemu Kyuhyun juga Ibunya. Perasaan hangat itu, setidaknya sedikit mengikis kesepian di hatinya.

Ia meletakkan figura itu, lalu melirik satu potret yakni dua orang yang sedang berangkulan. Lee Ra tersenyum tipis. Itu adalah potret dirinya dan seorang pemuda saat mereka berada di sekolah menengah. Pemuda itu, satu-satunya orang yang masih mau berteman dengannya disaat siswa-siswi lain, enggan berurusan dengan Lee Ra remaja yang menutup diri, angkuh dan sombong.

Padahal mereka hanya tidak tahu saja, jika Lee Ra melakukan itu semua demi kemungkinan dirinya hanya di manfaatkan, ataupun diolok.

Pria itu memikiki postur tubuh tinggi untuk remaja seusia mereka saat itu. Wajah tirus, badan kurus serta kulitnya yang sangat putih. Pria yang dahulu menjadi cinta pertama Lee Ra, harus pergi meninggalkan Korea dan menetap di China karena memang ia memiliki darah Negara tersebut. Pria yang bernama Kris Wu itu, Lee Ra tidak pernah berhubungan lagi dengannya sejak saat itu.