Happy Reading...
Sorry for typo's.
***
Dua bulan sudah berlalu, sejak Lee Ra meninggalkan keramaian kota Seoul, dan berarkhir dengan tinggal di rumah singgah atau Villa yang ayahnya beli. Ah, tidak. Bukan lagi rumah singgah karena kini, bangunan itu menjadi rumah utama yang ditinggalinya.
Saat pertama kali tiba di sana, Lee Ra mengamati rumah yang mampu membuatnya tersenyum. Sekelebat ingatan tentang kebersamaan keluarga kecilnya dulu. Satu minggu pertama, Lee Ra menyewa jasa pembantu harian untuk membantunya mengurusi barang-barang baru. Ia juga berbelanja baju, serta kebutuhan kulkas, setiap dua minggu sekali. Kini setelah dua bulan berlalu, ia sudah mulai terbiasa mengurusi dirinya, serta bayi yang ada dikandungannya.
Apakah Lee Ra merasa kesepian? Hm, mungkin saja. Ia tinggal di salah satu rumah besar yang berjejer dengan belasan rumah sama di pinggiran pantai. Dari 12 rumah privat, atau bisa di sebut Villa, hanya 7 rumah yang diisi. Sedangkan lima lainnya diperuntukkan untuk penyewa. Rumah di samping kanannya, diisi oleh pasangan muda. Dan rumah di samping kanannya, kosong.
Tapi hari ini, Lee Ra mendengar jika rumah itu sedang disewa oleh seorang anak pengusaha. Juga setahunya, mereka sedang mengadakan pesta di pinggiran pantai.
Itulah mengapa Lee Ra tidak yakin jika dirinya benar-benar kesepian. Karena dalam hari-hari tertentu, ia bisa mendengar ingar-bingar pesta yang sering di gelar di pinggir pantai depan rumahnya. Pun terkadang, tetangga Lee Ra cukup baik hingga mengajaknya ketika sedang pesta barbeque bersama keluarga besar atau rekan kantor mereka. Namun tentu saja Lee Ra selalu menolaknya sesopan mungkin. Karena ia memang sedikit menarik diri dari kehidupan sosialnya.
Lee Ra memandang ke depan, pada hamparan pantai yang biasanya diterangi sinar bulan, kini kalah oleh kerlap-kerlip lampu pesta yang sedang berlangsung. Walaupun jarak antara pinggir pantai serta rumah Lee Ra cukup jauh, tetapi lampu-lampu itu jelas terlihat di netranya. Musik beat sayup-sayup terdengar, namun tidak membuatnya terganggu. Angin malam mulai membelai tubuhnya yang hanya terbalut gaun tidur tipis, hingga ia memutuskan untuk menutup balkon kamarnya, lalu turun ke dapur untuk membuat susu. Ia membelai perutnya yang mulai membesar dengan sayang sambil tersenyum tipis.
Setelah berada di dapur, Lee Ra menuangkan susu bubuk, lalu menyeduhnya dengan air hangat. Setelah selesai mengaduk, Lee Ra mengangkat gelas itu untuk ia bawa ke kamarnya. Baru saja ia mematikan lampu dapur, suara bel terdengar. Melirik jam dinding yang menggantung, Lee Ra heran siapakah yang bertandang ke rumahnya pukul setengah sepuluh malam. Menyimpan kembali gelas susunya di meja, ia berbalik dan berjalan menuju pintu.
***
Kyuhyun memandang kosong pada kertas yang ada digenggamannya. Kertas yang kini telah lusuh itu, selalu ia pandangi tiap kali menyendiri. Sebuah surat yang berasal dari seorang wanita, yang kini mampu membuat hatinya terasa hampa. Kyuhyun masih ingat ketika ia mendapatkan surat yang kini ada di tangannya.
K
ala itu, Kyuhyun sedang duduk di taman kampus bersama kedua sahabatnya, ketika Yoori datang dengan wajah kuyu serta mata sembab. Changmin yang merasa khawatir, bertanya apa yang terjadi. Namun Yoori hanya menggeleng kecil. Wanita itu tidak menjawab dan justru memberikan sebuah amplop hijau pada Kyuhyun. Ia menerimanya, dengan pandangan bingung.
"Ini..." Kyuhyun memandang ragu Yoori.
"Dari Lee Ra."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Stay [Kyuhyun] - END
Fanfiction[ONLY 30 CHAPTERS LEFT] Cho Kyuhyun, pria sederhana yang baik dan penyayang. Mahasiswa yang mendapatkan beasiswa kerena kepintarannya itu, untuk pertama kali tidak menyukai seseorang bahkan nyaris membencinya. Gadis itu bernama Kim Lee Ra. Lee Ra y...