Jika ditanya, apa yang paling sering Liza mimpikan...
jawabannya adalah Mamanya dan seorang laki-laki berpostur tinggi tegap dan berdada bidang, dan orang itu adalah Devan.
Sampai disini, Liza hanya menyembunyikan rasa sukanya kepada Devan, sebab...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenapa malam cepat sekali tiba? Rasanya baru tadi sore Liza duduk di pinggir kolam renang.
Dan apa malam ini Liza harus tidur di kamar Devan, dan apa harus seranjang?
Gimana Devan nolak gak mau tidur seranjang dengan Liza? Ohh ya Tuhan Liza sangat gemar membaca novel dan wattpad jadilah Liza beranggapan seperti ini. Liza sangat suka membaca novel tentang nikah muda, dan apa ini? Liza sendiri nikah muda sekarang...apa harus Liza akui dirinya sudah menikah.
Begitu makan malam sudah tiba Liza membantu mba yang ada di dapur memasak, akhh Liza sangat senang memasak! Dengan memasak Liza bisa tersenyum.
Bahagianya Liza itu sederhana!
"Lohh Liza kok disini nak, ayo di meja makan aja nunggu nak" entah kapan mama Meira datang ke dapur.
Liza yang sedang mengulek sambel pun menggeleng "enggak papa Ma, Liza suka di dapur" jujur-jujuran aja, Liza mending di dapur daripada di meja makan ketemu Devan, Liza belum siap.
"Lohh jangan gitu donk, itu juga kenapa kamu ngulek nak...kan bisa pakai blender"
Yahh gini toh orang kaya enggak tau rasanya sambel ulek yang enak pisan, ulekan dari tangan sendiri, lebih mantap. Kalau blender? Akhh selera Liza bukan pada sambal yang di blender.
"Gak papa Ma, sambel yang di ulek enak kok" kata Liza sambil tersenyum, hitung-hitung olahraga tangan.
"Tapi nanti tangan kamu sakit lohh" ucap Meira masih memperhatikan Liza yang mengulek. Mana tomatnya susah hancur, jadi makin lama.
"Enggak papa Ma, ngulek doang kok" tak henti-hentinya Liza menjawab sambil memperlihatkan senyumnya yang manis itu.
"Ya sudah mama meja makan dulu yah, mama tunggu disana" kata Meira di angguki oleh Liza.
Di tinggal oleh Meira, Liza mengajak berbicara mba yang ternyata namanya 'mba Suti'
"Mba, mba disini berapa tahun"
"Sudah lama saya nak, dari 2011 sudah disini" kata Mba Suti yang mengoseng cah kangkung.
Mba Suti ini bukan anak muda yang bekerja, tapi Mba Suti ini sudah orang tua yang lumayan berumur. Orangnya baik dan murah senyum, makanya Liza betah di dapur.
"Owhh gitu yah mba, mba kayak keluarga donk disini ehe" di akhiri tawa kecil dari Liza, pasti orang yang sudah lama berkerja di anggap keluarga kan? Tak jarang Liza mendapat info seperti itu.
"Alhamdulillah Iya, disini orangnya baik-baik nak walaupun cuma berempat dan nak Devan jarang pulang" kata Mba Suti.
Di benak Liza langsung berfikir 'jarang pulang' memangnya Devan kemana? Liza ingin bertanya tapi Liza sadar dia orang baru dan sadar posisi Liza untuk tidak bertanya.
"Ohh iya nak Liza hamil berapa bulan? Masih muda banget yah"
Liza terkejut, Mba Suti tau?
"Jangan kaget nak, Mba tau kok" kata Mba Suti menggerlingkan satu matanya.
