LITTLE DO YOU KNOW.
Recommended untuk baca part ini.Typo harap tandai.
Yang kemarin emosi harap di tahan emosi dan amarahnya.
Enjoying this part!
Liza memejamkan matanya merasa dirinya sudah melayang, namun Liza merasakan tangan seseorang yang menangkap tangan kanannya.
Perlahan Liza membuka mata, terkejut ada Devan yang menahan tangannya.
Tidak, jangan tahan Liza.
"Lepas." Liza tetap kekeuh.
"Lepasin, lepasin. Biarkan aku tenang." Dengan mata menyipit Liza berujar demikian, karena air hujan sangat deras dan masuk ke mata Liza.
Devan tidak berkata apa-apa. Tangan Devan berusaha mengangkat tangan Liza ke atas. Namun, semakin deras hujan semakin licin tangan Devan memegang tangan Liza.
"Lepassss." Dengan suara sayup-sayup Liza berkata. Liza tidak akan berteriak, mengakhiri hidup akan tenang jika di dunia juga tenang kan?
"Liza, pegang balik tangan saya."
"Enggak."
"Saya bilang pegang."
"Enggak."
"Pegang."
Hujan semakin deras, semakin besar suara aliran air sungai terdengar. Mata Devan susah melihat jika begini, sedikit rabun apa lagi terkena air hujan.
Dan benar saja, tangan Devan terlepas dari tangan Liza.
"Arghhh." Liza berteriak.
Untunglah, Devan cepat tangkap dan cepat. Devan membungkuk seperti mau terjatuh tapi berhasil menangkap tangan Liza.
"Bismillah." Ucap Devan dalam hati.
Dalam satu hentakan Devan menarik Liza ke atas. Jatuh bersama di aspal jembatan. Devan di bawah dan Liza di atas.
Diam beberapa menit, lalu menit berikutnya mata mereka saling bertubrukan, menatap dalam diam.
Untunglah Liza cepat sadar, Liza berdiri dengan kesal. "Kalau aku bilang lepas ya lepas, keras kepala."
"Kalau saya bilang jangan ya jangan. Keras kepala siapa saya di banding kamu?"
Oh ternyata Devan sekarang lagi membalikkan perkataan Liza ya?
"Kenapa? Kenapa kamu larang-larang aku. Kenapa?" Tolong penjelasannya, Liza tidak suka di gantung apa lagi di selamatkan seperti ini tanpa alasan yang jelas.
Devan hanya diam.
"Gak bisa jawab kan? Makanya aku bilang lepas." Suara Liza mengecil.
"Tolong, tolong sekali aja biarin aku tenang. Aku sudah capek." Perlahan Liza mundur. Tapi sepertinya Devan belum menyadari itu.
"Kamu bisa cintai Angel kapanpun, dimanapun dan sampai kapanpun. Aku disini cuma parasit, jadi tolong biarin aku tenang." Ucap Liza dengan kondisi hatinya yang pedih.
"S-saya..."
Belum mendengar dengan lengkap apa yang mau Devan katakan, sekaramg Liza memotong.
"Sekarang aku mau nanya."
"Iya."
"Aku atau Angel?" Liza hanya mau kepastian. Jika Angel lah yang Devan katakan, Liza siap untuk terjun sekarang. Bukan karena memaksakan ego, namun apa gunanya lagi Liza hidup jika di penuhi kesengsaraan? Tangan Liza juga sudah menempel di pagar Jembatan, tinggal berbalik dan melompat maka say good bye untuk semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMING OF YOU (Selesai)
RomanceJika ditanya, apa yang paling sering Liza mimpikan... jawabannya adalah Mamanya dan seorang laki-laki berpostur tinggi tegap dan berdada bidang, dan orang itu adalah Devan. Sampai disini, Liza hanya menyembunyikan rasa sukanya kepada Devan, sebab...