Dreaming of you- 51

2.2K 119 6
                                    

Kretek kretek. Kalian tahu rasanya patah hati? Itu yang Devan rasakan sekarang.

"L-lo gila." Sarkas Devan.

Nasem berdiri di ikuti Liza. Tapi Liza hanya diam tak berekspresi.

Nasem menyeringai. "Iya gue gila. Kenapa?"

"Liza istri gue. Tetap istri gue, jangan coba-coba untuk rebut istri gue." Tangan Devan mengepal, rahangnya mengeras. Menandakan Devan sedang menahan amarah sekarang. Jika terlepas amarah Devan, Devan yakin satu rsj akan heboh.

"DEVAN." Dari belakang Jovan menegur.

Devan hanya melihat sekilas, tapi lirik matanya tetap ke arah Nasem.

"Nasem?" Heran Renal.

"Lo yang ajak Liza jalan?" Renal tak habis pikir. Kenapa Nasem harus berbohong untuk hal sepele ini.

"Iya gue, masalah?"

Renal menggelengkan kepalanya. Seharusnya tidak ada yang masalah disini, namun kenapa mendengar nada bicara Nasem membuat Renal naik pitam.

Nasem melingkarkan tangannya di pinggang Liza.

Devan tambah emosi melihatnya. "Lepas!" Tunjuk Devan pada tangan Nasem yang melingkar.

"Apa?" Sepertinya memang Nasem sengaja menulikan telinganya untuk memancing emosi Devan.

Seharusnya Nasem adalah orang yang paling bijak disini, tapi mengapa kali ini berbeda.

"Lepas gue bilang!"

"Oh tidak semudah itu." Semakin ngawur, Nasem mencium pipi Liza.

Jovan tak habis pikir, apa barusan Nasem memakan bakso borax berisi daging tikus makanya otaknya miring begini? Masa iya Istri orang di gebet.

"Sem, sadar lo?" Tanya Jovan. Andai ada dukun disini, Jovan langsung meminta pak dukun untuk sembur Nasem.

Seddeng kau Nasem!

"Sadar." Singkat padat dan jelas.

Devan menatap mata Liza yang juga menatapnya, mata Devan berkaca-kaca tapi tidak dengan Liza. Hanya diam, diam dan diam tak berkutik. Seperti orang yang ada di rsj pada umumnya.

"Liza ini aku Devan." Bibir Devan bergetar mengatakan ini, hatinya tersayat. Devan tak peduli imagenya hilang sekarang, terlebih lagi Devan mengucapkan lo-gue.

"Ka-kamu masih ingat aku kan?"

"Aku Suami kamu." Devan menunjuk dirinya sendiri, air matanya bahkan sudah keluar.

Dari belakang Renal menguatkan Devan dengan menepuk pundak Devan.

"Nasem kali ini gue mohon sama lo, kasih gue kebahagiaan." Bodo amat jika sekarang harga diri Devan sudah jatuh sejatuh-jatuhnya. Tapi tolong, beri Devan kebahagiaan untuk sementara setidaknya sampai akhir hayat Devan.

"Van sudah Van." Jovan menghentikan aksi Devan yang mendekat ke Liza.

"Liza ayo, aku yakin kamu sehat dan waras. Aku yakin kamu masih ingat aku." Bahkan Devan pun sudah terjatuh di hadapan kaki Liza.

Devan meraih kaki Liza. "Liza, aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu, puas kan? Makanya ayo kita bangkit lagi Za."

Tak ada tanda-tanda Liza akan berbicara apa lagi bergerak.

Devan mengadahkan kepalanya, ternyata Liza menunduk melihatnya.

Buru-buru Devan bangkit, Devan menatap Liza, mulai memegang wajah Liza. "Liza!" Sekali hentakan Devan langsung memeluk tubuh Liza. Berpelukan yang begitu erat.

DREAMING OF YOU (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang