"Eum anu, itu Liza mau..." aduh namanya juga gugup, malu lagi atas kejadian kemarin.
"Apa?" Devan yang hendak tidur pun tambah malas menanggapi Liza yang uring-uringan gak jelas dari kemarin. Padahal kan salah Liza sendiri.
Menggaruk kepala adalah jalan ninja Liza. "Devan." Panggil Liza dengan nada manja.
"Iya." Namanya juga capek pulang kerja, mana lembur melulu demi sebongkah emas. Ya jadinya beginilah.
"Ah malas, gak jadi." Liza malas yah kalau suka ngode tapi enggak ada yang peka, apa lagi suami sendiri. Pengen Liza pites.
Langsung aja Liza ikut berbaring di sebelah Devan dan membelakangi Devan.
Devan yang melihat itu hanya bisa menarik nafas panjang, selama 9 bulan ini mungkin kesabaran Devan akan di uji secara bertahap. Gak papa gak papa, kecebongnya juga jadi karena Devan. Ya gak?
Devan membalik badannya memposisikan ke hadapan Liza, tetapi karena Liza berbalik badan, jadilah Devan hanya bisa melihat punggung Liza.
Tiw tiw. Devan mencolek punggung Liza, siapa tahu luluh pelan-pelan.
"Liza." Kurang lembut apa lagi Devan memanggil Liza, apa perlu Devan panggil my baby honey?
"Aku enggak dengar yah."
"Ah masa sih, jadi Istri saya setan ya?"
Brugh! Kdrt tolong. Kan belum apa-apa Devan sudah kena tinju dari Liza. Kalau setiap hari begini bisa bonyok Devan.
"Astaga, gak beneran loh Za." Ucap Devan.
"Bodo amat." Liza kembali memunggungi Devan. Biar tahu rasa, punya Istri cantik kok di bilang setan. Eh tapi memang ada ya setan cantik?
Apa Devan salah lagi, maksud Devan kan ingin membercandai Istrinya ini. Please dede bayi cepatlah keluar. Ibumu terlalu galak untuk Ayah.
"Za," bahkan ini sudah sangat lemah lembut sekali.
Devan mendekat, sedikit mengangkat kepala Liza agar Devan bisa memasukkan tangannya untuk di jadikan bantalan.
"Eum." Hanya itu balasan Liza.
"Gak papa, saya sudah maafkan kamu lo kemarin. Jangan marah lagi oke?"
"Enggak."
"Kenapa?"
"Aku maunya di peluk bukan di kasih kata maaf."
Tanpa berpikir panjang Devan langsung memeluk Liza dengan erat, seerat genggaman tanganmu dengan doi.
"Gimana, sudah gak marah?" Tanya Devan.
Liza mengangguk. "Van, aku takut deh melahirkan nanti." Tiba-tiba saja Liza menyambungnya ke hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMING OF YOU (Selesai)
Storie d'amoreJika ditanya, apa yang paling sering Liza mimpikan... jawabannya adalah Mamanya dan seorang laki-laki berpostur tinggi tegap dan berdada bidang, dan orang itu adalah Devan. Sampai disini, Liza hanya menyembunyikan rasa sukanya kepada Devan, sebab...