Dreaming of you- 18

2.6K 166 4
                                    

Devan sempat terdiam sejenak "gue bakal tetap nikahin lo" bukan, seharusnya bukan ini yang Devan bilang, tapi kenapa malah ngucapinnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan sempat terdiam sejenak "gue bakal tetap nikahin lo" bukan, seharusnya bukan ini yang Devan bilang, tapi kenapa malah ngucapinnya ini.

Liza langsung menatap Devan tajam "enggak usah, makasih" Liza benar-benar menolak mentah-mentah.

"Gue enggak nerima bantahan"

"Gue enggak terima paksaan" Liza menirukan ucapan Devan, sudah cukup biar Liza saya yang membesarkan anaknya.

"Gue enggak mau tau!" Seru Devan.

Liza kembali memakan buburnya dan seakan menulikan telinganya.

"Gue bakal bilang ke mama gue, lo harus siap" ujar Devan lalu bangkit.

"Enggak, gue enggak mau" kata Liza begitu Devan bangkit.

Devan hanya melihat Liza tanpa berbicara lalu pergi..

Begitu Liza sendiri, Liza rasanya ingin menangis. Apa lagi ini? Liza masih shock atas kehamilannya lalu kenapa Devan datang membaya pernyataan seperti itu.

Clek.

Terlihat Najla masuk sambil tersenyum "sudah bicaranya?" Tanya Najla hanya di angguki Liza.

Untungnya Najla hanya bertanya demikian, tidak bertanya hal yang lain. Misalnya 'habis bicarain apa?'

Demi apapun Liza belum siap bercerita ke Najla maupun Nindi.

"Habisin buburnya yah" kata Najla

Liza hanya terpaksa memakan buburnya, kalau di ingat dari kemaren Liza sangat mau makan pizza. Ah astaga selera anaknya sangat high class.

Apa karena bapaknya orang kaya makanya turunan selera orang kaya? Padahal makanan Liza mah jengkong, pete, ikan asin, makanan kampung deh pokoknya.

🍁🍁🍁

Sesuai omongan Devan tadi, Devan langsung pulang kerumah dan menghampiri Meira mamanya yang duduk santai di ruang keluarga.

"Eh sayang, baru datang?" Meira mengubah posisinya yang tadi kakinya selonjoron sekarang menjadi duduk tegap.

"Hmm iya ma" kata Devan, sekarang Devan mengambil minuman dulu sebelum bercerita. Jujur, sebenarnya Devan juga takut untuk bercerita, terlebih lagi mamanya kemaren bercerita tentang perempuan yang lemah.

Begitu Devan selesai minum, Devan duduk di hadapan mamanya.

"Loh?" Heran Meira, soalnya enggak biasanya Devan duduk di depannya, biasanya pulang sekolah langsung ke kamar. Intinya, Devan jarang keluar kamar.

Devan hanya diam, lidahnya tiba-tiba kelu. Begini ternyata orang salah mau mengaku itu susah yah.

"Ma" Devan sudah mengumpulkan tekad tapi masih saja grogi.

DREAMING OF YOU (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang