Twenty

8K 574 302
                                    

Hai balik lagi nih ama Cece Padila🌻
Don't call me author please, call me Cece/Padila, okay!
---------------------------------------------------
Jangan lupa buat follow akun wp ku ya!❤

Jangan lupa juga buat VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya. Karena dengan itu Padila bakalan semangat buat nulis dan up lebih cepet☺
----------------------------------------------------

Happy Reading💛

SIDERS? JOMBLO SEUMUR IDUP😭

Jangan lupa follow ig @alaskar.ofc

Galexter tergeliat bangun saat merasakan tangannya terasa berat. Ia tidur dengan posisi duduk sebenarnya, karena tidur terlentang di sofa menurutnya tetap tidak enak. Ia menoleh kesebelahnya, tangan kanan cowok itu tertindih tengkuk Lexa. Ibarat kata lain, tangannya sebagai bantal kepala gadis itu. Galexter melirik jam yang ada ditangannya, sudah jam 8 malam. Selama itukah ia tertidur? Jupiter saja sudah tertidur sepertinya.

Tapi yang aneh menurutnya adalah mengapa gadis ceroboh yang ada disampingnya ini tidak pulang? Tapi Galexter tak mau ribet dan masabodoh dengan itu semua. Galexter segera menarik tangannya, saat kepala Lexa hendak terjatuh kesamping. Galexter segera membenarkan posisi gadis itu agar bisa tidur dengan nyaman. Galexter hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Galexter berjongkok dan tangannya tergerak membenarkan poni rambut gadis itu.

"Maaf kalau gue terlalu kasar sama lo," ucap Galexter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf kalau gue terlalu kasar sama lo," ucap Galexter. Cowok itu bangkit lalu meraih kunci motornya yang berada dimeja. Ia pergi karena ada urusan. Dan ia tak mau mengantarkan Lexa dahulu. Urusannya lebih penting.

"Sampai kapan lo mau begini Gal? Munafik tau nggak," ujar seseorang.

Galexter hendak membuka pintu namun tergerak terhenti saat mendengar kembarannya bangun atau mungkin Jupiter hanya pura-pura tertidur?

Galexter memutar badannya, "Siapa yang muna?" tanya Galexter.

Jupiter memilih menatap kearah lain, cowok ini terkekeh, "Lo sayang kan sama Lexa?"

"Kenapa lo nanya gitu?"

"Ya karena sifat lo itu membingungkan Gal, lo udah kayak banci tau nggak. Lo kasar sama dia, lo ngata-ngatain dia, dan lo ngerendahin dia. Apa semua itu nggak ngebuat lo malu?" kata Jupiter panjang. Cowok ini sepertinya tidak menyerah untuk membuat Galexter sadar.

"Gue ngelakuin apa yang menurut gue bener," ujar Galexter tanpa menatap kembarannya. Cowok ini merubah raut wajahnya menjadi lebih datar dari biasanya.

Jupiter tak percaya dengan jawaban Galexter, "Asal lo tau Gal, Lexa udah berkorban banyak buat lo, tapi liat, balasan lo malah kayak gini. Pengecut tau nggak."

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang