Twenty eight

4.2K 339 70
                                    

Annyeong! Akhirnya jodohnya Kim Junkyu comeback!

Btw udah pada nabung belum? Kalau belum hayuk nabung, biar bisa meluk novel Galexter pastinya😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw udah pada nabung belum? Kalau belum hayuk nabung, biar bisa meluk novel Galexter pastinya😍

Oke langsung aja ya, happy reading!

--------------------------------

Lexa terbangun, gadis itu memegangi kepalanya yang masih terasa nyeri. Ia mengedipkan matanya berkali-kali, tersadar bahwa ia sedang berada di dalam mobil, dan yang membuatnya terkejut adalah seluruh tubuhnya basah, sayup-sayup ia melihat kalau di luar sana sedang hujan, ah iya, ia baru ingat sekarang. Langsung saja ia menatap ke samping, ya tentu saja ada Galexter. Tapi, cowok itu sedang menelpon seseorang, namun yang membuat Lexa bingung, Galexter merespon orang yang sedang bertelponan dengannya itu menggunakan nada yang keras dan terdengar sarkas.

"SIALAN LO!"

"LO KALAU MA—,"

"Gal?" potong Lexa dengan nada lirihnya, seketika Galexter melihat kearah gadis itu.

Galexter langsung menutup teleponnya dan melemparnya. Lexa cukup kaget melihat hal itu. Lexa seperti de javu dengan perasaan ini, takut akan suara benda yang terlempar. Namun Lexa hanya diam, karena ia mengerti perasaan Galexter, ya cowok itu sepertinya sedang menghadapi sebuah masalah.

"Kita ke rumah sakit," ujar Galexter dingin. Cowok itu kembali menatap jalanan.

"Aku nggak ma—"

"Lo lagi sak—,"

"Aku baik-baik aja Gal, aku cuma kecapean. Aku mau pulang," potong Lexa meyakinkan Galexter.

Galexter menghembuskan napasnya, Lexa yang keras kepala. Sekali gadis itu bilang tidak ya akan seterusnya tidak.

"Maaf kalau sikap gua tadi bikin lo takut."

Lexa hanya tersenyum seolah-olah menjawab 'Iya, nggak apa-apa kok.'

"Galexter lagi ada masalah ya?"

Bohong jika cowok itu menjawab "Tidak". Pasti kalian mengira bahwa selama ini Galexter baik-baik saja, tapi, ah maaf kalian selama ini salah. Begitu juga dengan Jupiter.

"Sangat munafik kalau gua jawab nggak ada."

Lexa seperti tertohok dengan jawaban Galexter. Dan seketika Galexter tersadar dengan ucapannya barusan. Itu terdengar seperti sebuah sindiran dan tamparan keras bagi setiap orang yang selalu memakai topeng kebahagiaan. Padahal di balik topeng itu, ada sebuah perasaan yang sedang kacau.

Tanpa di sadari, setetes air mata kembali menetes dari mata gadis itu, Galexia Elarania. Namun siapa duga, Galexter malah memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, dan setelah itu Galexter langsung menarik Lexa kedalam pelukannya.

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang