Twenty Two

7.1K 593 224
                                    

Hai balik lagi nih ama Cece Padila🌻
Don't call me author please, call me Cece/Padila, okay!
---------------------------------------------------
Jangan lupa buat follow akun wp ku ya!❤

Jangan lupa juga buat VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya. Karena dengan itu Padila bakalan semangat buat nulis dan up lebih cepet☺
----------------------------------------------------

Happy Reading💛

SIDERS? JOMBLO SEUMUR IDUP😭

🌼🌼🌼🌼

Beberapa hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari kemudian...

"Lexa, oper bolanya!"

Lexa membelalakan matanya saat menyadari bola yang ia pegang telah diambil oleh main lawannya yaitu kelas 11 Mipa 1.

"Tuhkan kerebut! Huh!" kata teman yang satu tim dengan Lexa, Tita. Cewek yang di gosipin suka sama Jupiter itu memang terkenal sinis dengan Lexa. Tapi Lexa tidak masalah, dia sudah terbiasa mendapatkan perilaku seperti itu.

"Iya maaf Ta, gue lagi nggak fokus tadi," ujar Lexa jujur tetapi malah dibalas tatapan sinis oleh Tita.

"Kalau nggak niat main, mending lo minggir aja deh, nggak guna soalnya." Setelah mengatakan itu, Tita berlari, kembali melanjutkan permainan.

Lexa hanya menghembuskan napasnya gusar. Ia sangat tidak fokus kali ini, padahal ketiga temannya sudah mewanti-wantinya dan memberikan dukungan, namun Lexa tetap saja oleng pikirannya. Ia terus saja memikirkan Galexter, apakah cowok itu sudah sadar detik ini? Lexa harap iya.

Namun sedetik kemudian, Lexa tersadar, ia tidak boleh lemah, ia tak boleh lengah. Ia tidak mau menjadikan Galexter sebagai kelemahannya, melainkan kekuatannya. Lexa akan bermain bola untuk Galexter. Lexa tidak boleh putus semangat.

"Galexter, aku bakal buktiin ke kamu, kalau aku nggak lemah." Lexa mengangguk yakin lalu melirik ketiga temannya yang berada dipinggir lapangan, mereka tersenyum kepada Lexa. Dengan segera Lexa membalas senyuman itu.

"SEMANGAT LEXAA!" teriak Libra membuat Lexa yakin, kalau ia memang kuat. Lexa tidak lemah, ingat itu.

"IYA SA! SEMANGAT! AURORA DUKUNG LEXA DARI SINI!" teriak Aurora membuat Lexa terkekeh lalu tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

"GUE VENUS, JUGA DUKUNG LO!" lanjut Venus, lihat si tomboy saja ikut berteriak hanya demi memberikan semangat kepada sahabatnya. Lexa semakin mengangkat lengkungan bibirnya keatas seraya mengangguk yakin. Tanpa babibu gadis itu segera berlari untuk merebut bola dari lawan mainnya.

Dan kini Lexa benar-benar bermain dengan lincah bahkan Tita yang sebelumnya sinis kepadanya kini menatap tak percaya kearah Lexa. Dengan sekali gertakan lihai, Lexa merebut bola dari lawan mainnya. Gadis manis itu berlari lalu melompat.

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang