Twenty Three

7.2K 587 239
                                    

Sebentar, sebelum baca ceritanya akan ada baiknya jika kalian menyimak info ini. Jadi aku lagi open RP yaitu RP untuk tokoh : Galexter dan Rigel, serta Kiki dan Lina di cerita Annoying Badboy.

Bagi kalian yang minat gabung bersama RP tokoh lainnya, kalian bisa PC nomor di bawah ini. Syaratnya (untuk menjadi RP) akan diberi tahu langsung oleh admin tersebut, okay!

+62 896-2859-7886 (Sashita)

------------------------------------------------

BTW, SIAPIN HATI KALIAN UNTUK BACA PART INI YA!

Sidders? Semoga diberi hidayah😭

Happy Reading💛
--------------------------------------------------------
(Bayangin aja ini Galexter sama Lexa❤)

Happy Reading💛--------------------------------------------------------(Bayangin aja ini Galexter sama Lexa❤)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galexter sadar?

Iya, cowok itu sadar. Namun, bukan berarti Lexa dapat langsung berbicara dengan cowok itu. Terakhir kali, Galexter menyebutkan namanya, namun setelah itu Galexter kembali tak sadarkan diri. Tidak, itu bukan kritis, melainkan tertidur hanya efek obat saja. Galexter pingsan, dan dokter segera mengecek kembali keadaannya.

"Lexa?" panggilan dari seseorang berhasil membuat Lexa mendongak. Sedari tadi gadis itu duduk diatas bangku, tangannya tetap gemetar, dan mulutnya tak henti berdoa. Berharap Galexter sadar.

"Tante?" panggil Lexa. Gadis itu segera berdiri. Akita, dia datang kesini sendirian. Akita tahu dari Jupiter jikalau Galexter sudah siuman. Karena entah takdir atau kebetulan, saat Lexa keluar dari ruangan Galexter karena dokter harus mengecek keadaan cowok itu, Jupiter datang. Dengan segera Jupiter menelpon orang tuanya. Dan kini Jupiter sedang pergi membeli makanan dikantin RS untuk Lexa.

Detik itu juga Akita memeluk Lexa. Lexa yang mendapat perlakuan itu diam membisu. Ia kaget, ia terkejut, namun jujur, ia senang. Akita juga mengelus puncak kepala Lexa.

"Makasih sayang, makasih karena kamu udah mau jagain Galexter," ujar Akita. Wanita itu memeluk Lexa layaknya ibu kandung yang benar-benar merindukan anaknya.

Detik itu juga Lexa meneteskan air matanya, ia benar-benar rindu pelukan mamanya. Terakhir kali, ia mendapatkan pelukan dari Mamanya saat ayahnya dimakamkan. Mamanya memeluknya erat-erat saat itu, seakan-akan seperti tak mau kehilangan gadis kecilnya. Namun, sekarang? Kalian tahu sendiri bagaimana Lexa diperlakukan oleh Mamanya.

"Boleh aku balas pelukannya?" bukannya membalas ucapan Akita, gadis itu justru mengarahkan percakapan kearah lain. Tanpa pikir panjang, Akita mengangguk.

Setelah mendapatkan jawaban pasti, Lexa segera membalas pelukan Akita itu.

"Mama...." lirih Lexa. Gadis itu menangis, benar-benar menangis. Lexa lemah terhadap hal-hal kecil yang menyangkut keluarganya. Ia sangat sensitif.

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang