Seventeen

7.5K 552 79
                                    

"Ayah...pinjami aku hatimu agar aku kuat menghadapi jalan di dunia ini yang sangat keras."

-Galexia Elarania-
----------------------------------------
Don't call me author, call me Cece! Yeah!
   
Jangan lupa VOTE dan COMMENT di setiap paragraf ya! Biar Cece semangat nulis dan up nya lebih cepet hehe:)🍭

Happy Reading❤
------------------------------------------------


"Jangan sentuh dia."

Lexa dan Miranda sama-sama terkejut akan kehadiran orang itu. Namun Lexa adalah orang yang paling kaget dengan hadirnya orang itu, dia adalah mantannya saat SMP, "David?" tanya Lexa terkejut.

David yang semula diam kini menarik Lexa menjauh dari Miranda, "Lo mau ngapain mantan gue hah?" tanya David dengan nada ketusnya.

Miranda bingung, "Mantan lo?"

David mengangguk menanggapi ucapan Miranda. Miranda pun menarik tangannya dengan terpaksa.

"Ck, awas aja lo ya!" tekan Miranda seraya mengangkat telunjuknya tepat di depan wajah Lexa lalu berjalan menjauh bersama kedua antek-anteknya. Begitulah Miranda, tak suka jika Lexa di bela oleh cowok, karena jika sudah seperti itu Miranda tidak bisa apa-apa.

Lexa mengerjapkan matanya berkali-kali merasa cengo dengan sikap Miranda, jarang sekali Miranda pergi tanpa membuat masalah dahulu.

"Harusnya tuh lo lawan dia Sa," ujar David.

Lexa menoleh kearah David, jarak mereka cukup dekat, bahkan lengan sebelah kanan Lexa menempel dengan lengan kiri milik David. Tangan kiri David pun masih melingkar di pergelangan tangan Lexa. Yaps, David itu kidal.

Lexa menarik tangannya terlepas dari cekalan David. David pun menatap tangan Lexa yang sepertinya memang tak mau di cekal seperti itu. Setelah terlepas, Lexa menghela napasnya dan menatap ke depan, "Sebenernya itu, gua males banget ngeladenin sikap Miranda yang minta di bogem, tapi gue masih inget batasan."

David terkekeh, ternyata Lexa masih seperti dulu, "Ternyata lo masih sama kayak dulu."

Seketika Lexa menoleh ke David, "Hm, eh bentar-bentar, kok lo bisa ada disini? Bukannya lo it—"

"Gue dikeluarin," enteng David menjawab pertanyaan Lexa. David sudah paham dengan apa yang akan di tanyakan oleh Lexa.

Davidze Alviano, cowok dengan tingkat ke badboy-annya yang sebelas dua belas dengan Virgo -sepupunya-. Sebelumnya ia satu SMP dengan Lexa, namun masuk SMA mereka pisah, mungkin karena efek baru menjadi mantan. Yaps, David dan Lexa putus saat kelas 9, tepat setelah ujian. Mereka putus karena memang hubungan mereka sudah tidak pantas di pertahankan saat itu.

Lexa menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan sifat David yang sering berbuat sesukanya. "Kenapa pindahnya harus ke sini sih? Males banget tau nggak liat muka lo," ujar Lexa.

"Emang ngapa si ga boleh? Takut galmop?"

Lexa mendelik, "Apaan galmop, lo kali yang galmop makanya pindah kesini biar bisa ketemu gue, ngaku nggak lo?" jangankan galmop, kangen aja enggak si Lexanya. Ya begitulah sebenarnya jika Lexa ketemu David, meski mantan tapi sekarang mereka tetap bisa menjadi teman untuk kedepannya.

"Pede gila."

"Halah, ngaku aja lo kalau kangen sama gue," kata Lexa.

Tanpa di duga, David malah mengelus puncak kepala Lexa dan mengacak rambut gadis itu, dan Lexa hanya diam. Ah shit! David benar-benar tidak berubah. Untung saja hati Lexa seutuhnya hanya untuk Galexter.

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang