Eight

7.5K 481 59
                                    

Happy Reading🖤

Yang baik hati jangan lupa VOTE dan follow akun aku yak🙂

JANGAN LUPA FOLLOW AKUNKU DULU BIAR BISA DAPET NOTIP UPDATE YA😇

----------------------

Andai aku bisa memilih kepada siapa hatiku jatuh cinta, mungkin sampai detik ini aku tidak akan pernah jatuh cinta pada dia yang selalu memberiku goresan luka.

-------------------------

2 hari kemudian

Lexa mendriblle bolanya dengan semangat. Kini ia berangkat tidak telat, ia sengaja berangkat pagi demi hanya bermain bola basket di lapangan outdoor. Sedari tadi pun banyak murid yang menatapnya tak percaya bahwa Lexa berangkat sepagi ini. Namun Lexa tak peduli dengan tatapan tatapan aneh yang berpusat kepadanya.

Namun pada saat Lexa tak fokus, ia melempar bolanya ke sembarang arah dan dikarenakan banyak murid yang berlalu lalang lewat, jadi tak mustahil pula bola itu mengenai salah satu diantara mereka. Dan yah bola itu menimbulkan korban.

Dugghhh

"Aduh!"

Lexa tersentak, "ASTAGA LEXA! CEROBOH BANGET SI LO!" umpat Lexa pada dirinya sendiri lalu segera berlari kearah seorang gadis yang sepertinya kesakitan akibat menerima umpan tak bertuan itu.

Astaga Lexa! Kau telah membuat Lunar pingsan!

Yah gadis itu Lunar, gadis yang beberapa hari yang lalu muncul di kehidupan Galexter. Tapi kini bukan saatnya membahas silsilah bagaimana Lunar bisa muncul di kehidupan Galexter, sekarang keadaan Lunar lebih penting. Lexa segera memangku kepala Lunar menggunakan pahanya dan tak segan segan pula ia meminta tolong. Ternyata sedari tadi banyak yang menonton kejadian itu. Namun mereka tak berniat menolongnya. Mereka hanya berdiri tak jauh dari Lexa dan Lunar yang berada di lantai lapangan.

"EH TOLONGIN DONG! JANGAN CUMAN PADA NGELIATIN DOANG!" kata Lexa membuat tangan kekar seseorang mengambil alih Lunar. Orang itu segera mengangkat tubuh Lunar, menggendong cewek itu ala bridal style.

"Lo kalau nggak bisa main basket, mending nggak usah main."

Kalimat yang di lontarkan oleh cowok itu sangatlah tajam membuat Lexa teriris mendengarnya. Namun sekarang bukan hatinya yang perlu di khawatirkan. Keadaan cewek yang berada di gendongan Galexter lebih penting daripada hatinya itu. Persetan dengan rasa cemburunya itu.

"Terserah kamu Gal, yang penting sekarang buruan bawa dia ke UKS. Aku yang temenin," kata Lexa bermaksud ingin bertanggung jawab atas kelalaiannya dalam melempar bola basket itu. Ia tidak akan menangis karena Galexter yang lebih mementingkan Lunar di banding dengannya. Lagian juga Lexa masih sadar diri, dan tahu batasan hubungannya dengan Galexter saat ini.

"Nggak perlu, lo ke kelas aja sana," ujar Galexter sinis lalu segera berjalan dengan langkah panjang menuju UKS.

Lexa mencibikan bibirnya kesal lalu menatap ke sekelilingnya. Ternyata ia masih menjadi pusat perhatian. "Kalian punya mata digunain cuman buat natap gue gitu? Nggak bosen emang?"

Setelah Lexa mengucapkan itu ia pergi mengejar Galexter. Tak peduli dengan tatapan tatapan aneh dari murid lainnya.

-------------

Lexa membuntuti Galexter hingga UKS. Cowok itupun sebenarnya sadar kalau Lexa tidak akan menyerah begitu saja. Apapun akan cewek itu lakukan demi bisa dekat dengan Galexter.

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang