Sixteen

7.5K 549 96
                                    

Mengapa aku berjuang sendiri?
Jawabannya tentu karena yang di perjuangan tak kunjung sadar diri.

-Galexter Galexia-
------------------------

Yang baik hati jangan lupa Follow akun wp aku yaks!
Don't call me author. Call me Cece or Padila, okey? Okey!

------------------------

Kini Lexa tidak bisa menutup matanya. Ia masih kepikiran tentang bagaimana tadi Galexter memeluknya. Antara bahagia dan sedih. Galexter tahu kalau ayahnya sudah tiada, dan karena itu, Lexa takut, Lexa takut jika Galexter hanya kasihan kepadanya. Ia tak mau di anggap lemah oleh siapapun.

Saat sedang menatap langit-langit atap kamar tiba-tiba saja seseorang datang mengagetkannya.

"Assalamualaikum!" ujar seseorang muncul dari balik pintu dengan napas yang ngos-ngossan.

Refleks, Lexa mengubah posisinya menjadi duduk. Tiba-tiba saja orang itu loncat ke kasur Lexa dan menempati bagian sebelah ranjangnya. Meluruskan badannya dan menekuk tangannya ke bawah kepala yang digunakan sebagai bantalan, dan mata orang itu menatap lurus keatas.

"Huh lega... "

Lexa mengernyit heran, "Lo kenapa dah?" tanya Lexa.

"Di kejar satpam kompleks," jawab orang itu.

Lexa menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah berapa kali Virgo -sepupunya- di kejar satpam kompleks rumahnya, entah gara-gara apa, namun yang pasti Virgo melakukan kesalahan. Dan untung saja Virgo selamat dari kejaran itu.

Dan untungnya juga, Lexa memakai pakaian berlengan panjang. Jika tidak, bisa gawat ia, "Keluar sana, nanti kalau mama lihat, bisa kena marah gue Go," kata Lexa.

Virgo seketika mengubah duduknya menjadi duduk sama seperti Lexa. "Gue tidur disini ya?" tanya Virgo tanpa menjawab pernyataan yang di lontarkan Lexa.

Lexa mendelik, "Nggak! Apa-apaan, ini kamar gue, bukan kamar penginapan."

"Malem ini aja Sa, beneran deh, nggak tipu-tipu. Ya? Ya?"

Lexa berdecak sebal, Virgo selalu saja bersikap menyebalkan, "Lo sama gue itu udah sama-sama ged—"

"Gue doang yang gede, lo mah kecil terus. Tinggi lo aja nggak ada apa-apanya bagi gue, udah gitu cengeng pula," potong Virgo lalu terkekeh.

Lexa menatap Virgo kesal lalu melemparkan bantal kearah cowok itu, "Rese lo! Udah sana keluar! Males banget liat muka lo, asem banget kayak permen kadaluarsa," kata Lexa.

Virgo hanya menyengir tak jelas lalu kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. "Bodoamat Sa, gue mau tidur dulu. Ngantuk," kata Virgo lalu menarik selimut milik Lexa dan menutup matanya. Dan untuk kesekian kalinyaexa berdecak sebal, Virgo benar-benar membuatnya darah tinggi saja.

"Biasanya juga mabok dulu," cibir Lexa lirih.

Virgo yang sudah menutup matanya ternyata masih bisa mendengar, "Di omelin Libra gue, gara-gara ketauan mabok tiap malem," kata Virgo mengingat bagaimana kejamnya Libra mengata-ngatainya. Bahkan tak segan-segan Libra menyebut cowok itu sebagai cowok setengah setan.

"Sukurin! Salah siapa ngeyel."

"Heh lo juga pernah mabok kan?"

"Jangan ngadi-ngadi lu!"

GALEXTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang