⚠️Warning : mature content⚠️
Happy reading!
"Ara!"
Merasa namanya di sebut, Aurora menoleh ke arah sumber suara kemudian menaikkan sebelah alisnya. Kenapa?
"Akan ada pembinaan lomba di perpustakaan nanti. Pulang sekolah. Jangan lupa datang dan jangan terlambat." ucap Adrian dengan mata yang justru menatap ke arah Arianna. "Berhenti menatap Anna." desis Aurora menatap Adrian tak suka kemudian menarik tangan Arianna meninggalkan kantin.
Adrian mendelik mendengar ucapan Aurora kemudian juga berbalik dan melangkah menuju teman-temannya berkumpul. Menyalakan rokok dengan berani karena posisi mereka yang berada di pojok kantin.
"Kau akan menjadi partner lomba Aurora, lagi?" tanya Orion ingin tau, Adrian mengangguk kemudian meraih rokok milik Orion dan turut menyesapnya dalam.
"Sampaikan padanya, belajar yang rajin supaya anak-anakku pintar seperti Mommynya."
"Bajingan." balas Adrian menatap tajam temannya itu sedangkan Orion terbahak puas melihat wajah galak Adrian. Sebenarnya Orion bingung, kenapa Adrian protective begitu pada Aurora?
"Aurora benar-benar selesai dengan Axel?" tanya Morgan menatap Adrian, sebenarnya ia sudah tau karena kemarin ia melihat sendiri kejadian di club itu. Hanya memastikan. "Iya. Axel tidak pantas mendapatkan Ara."
"Wow, man! Berarti aku pantas untuknya?"
Jika Orion bukan temannya, Adrian tidak perlu berpikir dua kali sebelum menyumpal mulut pria itu dengan rokok menyala. Lagian kenapa sih temannya itu begitu tergila-gila pada Aurora? Adrian tidak perlu berbohong soal Aurora yang memang cantik jelita dan banyak di gilai kaum pria. Tapi Orion bisa kan tidak bertingkah berlebihan? pantas saja Aurora risih.
"Ayo." ucap Christopher bangkit dari duduknya yang langsung di ikuti oleh teman-temannya. Ia merasa bosan berada di kantin dan muak dengan tatapan perempuan tidak tau malu yang menatapnya terang-terangan dengan lapar.
"Wow. Apa ada aksi demo disini?" ucap Orion heboh melihat gerombolan siswa berbentuk lingkaran di tengah-tengah koridor.
Christopher menajamkan matanya berusaha memcari alasan dari gerombolan siswa kurang kerjaan ini. Dan jawabannya adalah Aurora.
"Will sangat percaya diri menembak Aurora di depan umum." Morgan berdecak melihat pria bernama Max yang ia sebut itu.
Willow, atau akrab di sapa Will, tengah berjongkok di hadapan Aurora yang melipat tangannya di depan dada dengan angkuh dan wajahnya yang ketara sekali terlihat malas meladeni Will.
"Aurora, please, aku menyayangimu." ucap Will menyentuh tangan Aurora lembut yang semakin membuat perempuan itu mendengus kemudian menarik tubuh Will agar berdiri dari jongkoknya. Apa pria itu pikir ia akan langsung jatuh hati pada Will karena tingkah alay pria itu? big no.
"Aku tidak menyukaimu, Will." desis Aurora penuh penekanan sambil menatap Will tajam. Pria itu gelagapan terlihat kaget dengan ucapan wanita dihadapannya.
"Tapi—"
"Kau sedang bertaruh dengan siapa, hm?" potong Aurora berani dengan dagu terangkat tinggi. "Sial. Aku tidak sedang taruhan, Ara. Aku serius, be mine?"
"What the fuck. Kau—"
"Waktu untukmu bermain drama sudah habis. Kerjakan tugasku."
Ucapan Aurora terputus ketika Christopher menarik tangannya tiba-tiba setelah mengucapkan kalimat tadi, menarik tubuh Aurora dari tengah-tengah lingkaran dengan sentakan kasar yang tentu saja menyakiti tangan perempuan itu.
"Christopher! Stop!"
"Fuck. Kau menyakitiku!" pekik Aurora keras ketika dirinya sudah berada di dalam kelas Christopher. Masa bodoh dengan tatapan tak suka dari teman-teman pemilik kelas tersebut yang mungkin terganggu dengan suaranya.
"Kerjakan tugasku." titah Christopher melempar sebuah buku ke arah Aurora yang semakin membuat perempuan itu menatapnya tajam. Ia bahkan tidak ada niatan menunduk mengambil buku Christopher yang terjatuh di kakinya.
"Who do you think you are?" desis Aurora menatap tajam pria di hadapannya.
"My maid. Did you forget?" ujar Christopher dengan suara keras berhasil menyita perhatian teman-temannya yang kini menatap ke arah Aurora ingin tau. Tangan Aurora mengepal kuat mendengar ucapan pria itu.
Untuk yang kesekian kalinya Christopher mempermalukan dirinya. Padahal Aurora tidak mengenal pria ini sebelumnya. Aurora bahkan tidak peduli jika Christopher hidup.
"Siapa yang mengatakannya? bangun dari mimpimu, Christopher." ucap Aurora tak kalah keras kemudian melangkah meninggalkan kelas Christopher dengan langkah lebar.
"Apa orangtuamu tidak pernah mengajarkan caranya bertanggung jawab? mereka pasti malu memiliki anak seperti mu."
- - -
pemanasan dulu sama sikap Christopher yang cukup bikin kesel🤣
see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelophobia [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ Christopher memang membenci Aurora, sangat. Tapi bukan berarti ia akan menyia-nyiakan tubuh Aurora untuk menuntaskan nafsu bejatnya. Toh wanita itu menikmatinya. Dan Aurora tidak...