Atelophobia | 0.9

103K 5.7K 130
                                    

⚠️Warning : mature content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : mature content⚠️

Happy reading!

"Kau mengatakan Crushaders menyetujuinya."

Adrian menginjak puntung rokok miliknya yang masih tersisa setengah kasar mendengar ucapan datar Christopher. Frustasi tentu saja.

Christopher yang tidak suka di bantah dan Aurora yang tidak suka di perintah. Bagus sekali. Dan Adrian berada di tengah-tengah dua orang keras kepala itu sekarang. Lagi pula kenapa harus Christopher yang menjadi captain basket dan Aurora yang menjadi captain Crushaders!?

"Chris, kau tau 'kan perempuan itu seperti apa? dia sangat keras kepala, man." ujar Adrian frustasi. Sedangkan Orion justru mentertawakan nasib sialnya sambil asik menghisap pod hitam yang baru dibelinya minggu lalu.

Mereka memang tengah berada di basecamp klub basket sekarang. Dan anggota lain memilih sibuk dengan games masing-masing karena urusan klub basket dan Crushaders bukan kapasitas mereka.

"Itu tugasmu, Adrian." ujar Christopher melirik temannya itu datar.

"Orion, sialan! Bantu aku!" ucap Adrian kesal dengan wajah Orion yang seolah tengah meledeknya. "Kenapa kau tidak membujuk mantan kekasihmu saja, Ad? Bukankah Anna memiliki posisi penting di Crushaders?"

"Aurora tetap pemegang kendalinya, man. Kau lupa soal Angeline kemarin?" ujar Orion membalas ide yang di berikan Morgan. Membujuk Arianna pun akan sia-sia jika pada akhirnya Aurora menolak mendukung tim mereka dipertandingan nanti.

"Bawa Aurora kemari." ujar Christopher tiba-tiba berhasil membuat Orion tersedak asap pod yang tengah di hisapnya.

"Kau serius? untuk apa? Chris aku tidak mau ka—"

"Bawa saja. Dengan cara halus atau cara kasar sekalipun." potong Christopher tanpa mau di bantah dan tentu saja Adrian tidak mungkin bertindak kasar pada Aurora. Dengan kesal ia meninggalkan basecamp dan berjalan cepat menuju kelas Aurora.

Otak pintarnya langsung memikirkan strategi agar Aurora berhasil masuk ke basecamp basket dan bertemu dengan Christopher.

"Dimana Ara?" tanya Adrian menahan tangan Zara yang baru saja akan meninggalkan kelas. "Dia didalam. Kau mau apa?"

Tanpa merespon ucapan perempuan dengan bandana merah itu Adrian langsung masuk ke dalam kelas Aurora dan mendengus melihat wanita itu yang tengah sibuk dengan penjepit bulu mata di tangannya.

"Ayo ikut aku."

1 detik.

2 detik.

3 detik.

"Ara!"

Aurora melirik ke arah Adrian, mengoleskan sebuah maskara pada bulu matanya yang sudah lentik dengan bantuan ponselnya sebagai cermin. Mengabaikan keberadaan Adrian karena bulu matanya jauh lebih penting di bandingkan keberadaan pria itu.

"Ara jangan membuatku kesal." ujar Adrian menarik ponsel mahal milik Aurora cepat yang berhasil membuat perempuan itu memusatkan perhatian penuh padanya.

"Aku yang seharusnya mengatakan hal itu. Kembalikan." ucap Aurora menengadahkan tangannya pada Adrian. Meminta ponselnya masih dengan cara halus.

"Tidak." dan kemudian Adrian langsung berlari meninggalkan ruang kelas Aurora menuju basecampnya. Masa bodoh dengan tatapan teman-teman sekelas Aurora yang menatapnya heboh dan risih. Menyelesaikan perintah Christopher jauh lebih penting.

Dan tentu saja Aurora masuk ke dalam perangkapnya. Ponselnya bahkan belum terkunci karena Adrian yang tiba-tiba menariknya. Dan itu sangat berbahaya untuk privasi Aurora.

"ADRIAN! KEMBALIKAN PONSELKU!"

Semua mata yang berada di dalam basecamp menoleh ke arah sumber suara yang tengah berkacak pinggang sambil menatap Adrian tajam. Aurora dengan wajah kesal dan nafas memburu adalah hal yang sialnya sangat seksi dimata kaum adam.

"Jangan membuatku harus menghancurkan tempat ini, Ad." ujar Aurora menatap Adrian tajam. Mengabaikan puluhan mata yang menatapnya terang-terangan sejak tadi.

"Chris, sekarang kau bisa membu—"

"Hancurkan saja, Aurora."

Christopher berjalan mendekati Aurora yang berada di tengah-tengah ruangan dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana kainnya.

"Biarkan aku berbicara dengan perempuan ini."

Dua detik setelah mengatakan hal itu semua teman-temannya langsung beranjak keluar dari basecamp. Membiarkan Christopher memaksa Aurora mengikuti perintahnya. Dengan caranya sendiri.

"Apa maumu?" tanya Aurora menatap tajam ke arah Christopher dengan berani. Mengabaikan fakta bahwa kini tubuh keduanya berada dengan jarak yang begitu dekat.

"Dukung timku pada turnament minggu depan."

Aurora berdecih, "Dan kenapa aku harus menurut?"

"Karena kau masih harus menuruti semua perintahku." ujar Christopher penuh penekanan dengan suara serak, tangan besar pria itu meraih pinggang ramping Aurora posessive.

Aurora tersentak beberapa detik kemudian kembali menormalkan wajahnya, "Okay."

Christopher tersenyum miring, "Aku suka wanita penurut." ucapnya kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aurora seduktif.

Dan bodohnya, Aurora justru hanya diam tanpa melawan. Membiarkan Christopher mencium leher jenjangnya berulang kali tanpa perlawanan.

- - -

gimana part ini?👀

see you!💗

Atelophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang