Atelophobia | 2.8

56.1K 3.4K 161
                                    

⚠️Warning : mature content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : mature content⚠️

Happy reading!

Matahari sudah menampakkan sinarnya sejak tadi, mengintip sepasang sejoli yang masih berada di atas ranjang dengan malu-malu melalui celah gorden. Orion dan Aurora. Beberapa jam yang lalu mereka baru saja saling mengejar kenikmatan masing-masing.

Orion tersenyum kecil sambil mengusap lembut pipi Aurora dengan ibu jarinya, apa Orion sudah mengatakan bahwa Aurora begitu cantik? sepertinya sudah. Tapi kali ini Orion ingin menambahkannya, Aurora selalu cantik bagaimanapun kondisinya dan kapanpun waktunya. Selalu.

Aurora begitu bahkan tetap cantik ketika dirinya masih terlelap dengan dengkuran halusnya yang justru terdengar lucu. Orion benar-benar memuja ciptaan Tuhan di hadapannya ini. Ia menyentuh pahatan sempurna ini begitu hati-hati semalam seperti memperlakukan sebuah porselen.

"Wake up, Ara." bisik Orion memainkan bulu mata lentik Aurora kemudian terkekeh pelan ketika Aurora berdecak dan menatapnya sebal dengan mata sayunya.

"Kau mengganggu tidurku." ujar Aurora pada Orion dengan suara serak bangun tidurnya. Wajahnya memerah ketika Orion masih diam tidak merespon ucapannya, dan pria itu menatap wajahnya intens.

"Selamat pagi, cantik." ucap Orion kembali membuat wajah Aurora memerah. Jemarinya bahkan tanpa sadar meremas selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Terlalu malu dengan pujian yang dilayangkan Orion sejak tadi malam.

"Berhenti memujiku!" desisnya kesal namun tak urung tersenyum kecil.

Orion kembali terkekeh pelan kemudian mendekatkan wajahnya dengan Aurora, "Kau memang begitu cantik." bisiknya kemudian mengecup bibir semerah cherry milik Aurora dengan penuh perasaan. Begitu hati-hati dan lembut.

Tangan Aurora merambat meremas rambut tebal Orion, menatap kedua manik pria itu intens kemudian kembali menyatukan bibir keduanya. Memimpin ciuman selamat pagi mereka dengan begitu panas dan menggoda.

"Eemhh.." lenguh Orion merasakan sentuhan ringan jemari Aurora di dada bidangnya yang polos. Cantik dan menggoda. Dan Orion suka, memangnya pria mana yang tidak menyukai Aurora? maka dia bukan pria normal.

Tangan besar Orion dengan cepat menangkap tangan Aurora yang sudah bergerak menggoda ke arah kejantanannya. Aurora menatapnya dengan kening mengkerut bingung namun dengan cepat Orion mengecup dahinya lembut.

"Jangan menunda sarapanmu, Ara."

Orion kembali menganggumi Aurora ketika perempuan itu terkekeh merdu kemudian mengangguk setuju. Perempuan itu menatapnya dengan tatapan nakal yang tidak bisa di tandingi oleh siapapun,

"Tapi aku ingin kau sebagai makanan penutup. Bagaimana?"

- - -

"Aku akan menjemputmu nanti malam."

Aurora menatap Orion kemudian melirik ke arah halaman mansionnya. Sebuah rolls royce putih terparkir apik disana, mobil kesayangan Daddynya. Itu artinya Daddynya dan wanita itu, Jenniya, tengah berada di mansion sekarang.

"Tidak bisa. Daddy sudah pulang." ujar Aurora menunjuk mobil seharga ratusan juta dollar itu dengan dagunya. Orion meraih tangan Aurora kemudian mengecup punggung tangannya singkat, "It's okay. Jangan lupakan makanmu."

Aurora hanya tersenyum tipis kemudian turun dari dalam mobil Orion, membiarkan pria itu menghilang di balik pagar besar mansionnya kemudian memasuki mansionnya dengan langkah malas.

"Nona ingin makan malam atau membersihkan diri terlebih dulu?" tanya seorang maid yang langsung bergerak mengambil alih tas berukuran kecil milik Aurora.

"Aku hanya butuh istirahat." ujar Aurora melangkah memasuki lift tanpa menoleh ke arah Jenniya yang sejak tadi menatapnya.

"Selamat beristirahat, Nona." ujar maid tadi setelah mengeluarkan tas Aurora dan meletakkannya di dalam lemari kaca kemudian meninggalkan kamar megah Aurora dengan menunduk. Jangan lupakan gerakannya yang sangat pelan ketika menutupi pintu kamar Aurora.

Takut Nonanya terganggu dengan suara dentuman pintu.

"Apa putriku sudah pulang?" tanya Jack menghentikan langkah Jasmine yang baru saja keluar dari dalam lift khusus maid. Wanita bernama Jasmine itu reflek menunduk dalam, "Sudah, Tuan. Nona Aurora baru saja beristirahat di kamarnya."

"Beritahu dia ketika gurunya sudah tiba."

Dan Jasmine harus mengumpat dalam hati mendengar ucapan Jack barusan, Aurora baru saja masuk ke dalam kamarnya dan waktu belajar wanita itu akan tiba 20 menit lagi. Membangunkan Aurora? sayang sekali Jasmine masih sangat mencintai pekerjaannya.

Tapi ia juga tidak bisa membantah perintah Jack,

"Baik, Tuan."

- - -

masih banyak Aurora - Christopher's shippers ternyata😳 Orionnya kita jauhin bentar yah

see you!💗

Atelophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang